PUSAT KEGIATAN GEREJA TORAJA MAMASA DI MAKASSAR. Arsitektur Neo Vernakular

Authors

  • Clavelin N. Panggalo
  • Papia J. C. Franklin
  • . Suryono

DOI:

https://doi.org/10.35793/daseng.v8i1.24622

Abstract

Gereja Toraja Mamasa dengan 10 jemaat yang termasuk dalam Klasis Makassar, membutuhkan wadah yang dapat menampung kegiatan-kegiatan kerohanian, seperti beribadah, pelayanan informasi, dan edukasi bagi jemaatnya dan juga umat kristiani yang ada di Makassar. Tujuan perancangan ini tentunya untuk menghadirkan ruang perwadahan yang dapat mengakomodir peribadatan, pusat informatif dan pusat edukatif dalam suatu wilayah sehingga memberi kemudahan bagi jemaat Gereja Toraja Mamasa.

Perancangan Pusat Kegiatan Gereja Toraja Mamasa ini menggunakan metode glassbox yaitu berupa penjelasan atau deskripsi yang di dukung adanya literatur-literatur yang berhubungan dengan objek rancangan dan dilakukan secara rasional dan logis oleh perancang dimana konsep tidak datang secara spontan namun melalui tahapan, diantaranya pengumpulan data, analisis data, dan tranformasi konsep.

Penerapan tema Arsitektur Neo-Vernakular pada objek perancangan dibuat terlihat pada atap, dinding, lantai, kolom, serta ornament yang digunakan, yang akan kembali membangkitkan arsitektur yang mengandung nilai lokal mamasa yang diharapkan dapat menciptakan suasana peribadatan yang religius dan memperlihatkan image budaya Mamasa yang tidak terlalu mecolok di kota Makassar

 

Kata kunci : Perancangan, Pusat, Gereja, Mamasa, Neo-Vernakular.

Downloads

Published

2019-07-29