Koordinasi Setting Relai Jarak Pada Transmisi 150 kV PLTU 2 SULUT 2 x 25 MW

Authors

  • Nopransi Semuel
  • Hans Tumaliang
  • Lily Patras
  • Marthinus Pakiding

DOI:

https://doi.org/10.35793/jtek.v1i3.615

Abstract

Saat ini daerah Sulawesi Utara berkembang dengan
cepat. Perkembangan ini harus diiringi dengan penambahan
daya listrik yang ada pada sistem Minahasa. Oleh karena itu
dibangun beberapa pusat pembangkit tenaga listrik salah
satunya adalah PLTU 2 SULUT dengan kapasitas 2 x 25 MW.
Agar supplai daya dari PLTU 2 SULUT tetap stabil, maka salah
satu yang harus diperhatikan adalah proteksi pada saluran
transmisi. Saluran transmisi yang terhubung dengan Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2 SULUT adalah Gardu Induk (GI)
Lopana, kemudian dari Lopana terdapat beberapa cabang yaitu
GI Kawangkoan dan Gas Insulated Substation (GIS) Teling.
Proteksi utama pada saluran transmisi adalah relai
jarak. Agar tidak terjadi tumpang tindih (Overlapping) antara
zona proteksi maka setting relai jarak perlu dikoordinasikan
dengan zona proteksi relai jarak yang lain. Zona 1 relai jarak
pada PLTU adalah saluran transmisi antara GI PLTU dan GI
Lopana, Zona 2 adalah saluran transmisi antara GI Lopana dan
GI Kawangkoaan, dan Zona 3 adalah GI Kawangkoan dan GI
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong I &
II. Sedangkan untuk GIS Teling Zona 1 adalah antara GIS
Teling dengan GI Lopana, Zona 2 adalah antara GI Lopana dan
GI PLTU.
Dari hasil perhitungan setting relai jarak pada PLTU
adalah sebagai berikut : Zona 1 = 2.984 Ã 79.3030 (Ohm), Zona
2= 4.4220 Ã 79.30 (Ohm), Zona 3 = 8.041 Ã 74.302 (Ohm). untuk
zona 1 dan zona 2 sesuai dengan kondisi lapangan, sedangkan
untuk zona 3 tidak sama tapi perbedaannya hasil kecil.
Sedangkan untuk GIS Teling diperoleh nilai setting sebagai
berikut : Zona = 7.209 Ã 74.621 (Ohm), Zona 2 = 9.562Ã 75.7740
(Ohm) dan Zona 3 = 10.739 Ã 76.1620 (Ohm).

Downloads

Published

2012-10-17