PROSES INTEGRASI IRIAN BARAT KE DALAM NKRI

Authors

  • RYCHO KORWA

Abstract

Sejarah proses integrasi Irian Barat masuk kedalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak bisa dipisahkan dari dinamika politik nasional maupun Internasional. Proses panjang untuk merebut Irian Barat dari kekuasaan Belanda telah mengerahkan segenap potensi negara yang tidak sedikit.. Secara prinsip yang menjadi faktor penentu dalam perebutan Irian Barat adalah perjuangan diplomasi yang dipadukan dengan kekuatan militer. Selain itu berkaitan dengan konteks sejarah modern, perjuangan pembebasan Irian Barat tidak lepas dari pengaruh konflik Perang Dingin antara ideologi Barat (kapitalis) dengan ideologi Timur (komunis). Hal ini antara lain tampak ketika pengerahan kekuatan militer dalam Tri Komando Rakyat (Trikora) pembebasan Irian Barat, Indonesia mengandalkan persenjataan perang dari Blok Timur (Uni Soviet/Rusia) dan hal itu mencemaskan Blok Barat (AmerikaSerikat) akan bahaya masuk dan bertumbuhnya paham komunis di Asia Tenggara. Dengan tekanan Amerika Serikat, Belanda akhirnya menyerahkan Irian Barat (Papua) kepada Indonesia dengan menandatangani Perjanjian New York dan yang mana berdasarkan pasal 14 perjanjian tersebut Belanda akan menyerahkan kekuasaan pemerintahan atas Papua melalui perantara Perserikatan Bangsa Bangsa /UNTEA dan kemudian akan diteruskan kepada Indonesia

Pada tahun 1964 orang asli Papua elite yang berpendidikan Belanda meminta bahwa Papua harus bebas tidak hanya dari Belanda tetapi juga dari Indonesia. Pemungutan suara “pilihan bebasâ€Â  (free choice) yang diterapkan berdasarkan Perjanjian New York 1962 oleh PBB dilaksanakan pada tahun 1969 (PEPERA) dengan melibatkan lebih dari 1025 jiwa yang dipilih sebagai perwujudan dari “konsultasi†lokal (dari perkiraan jumlah penduduk pada saat itu sebanyak 800.000 jiwa), dan bukannya dengan mengadakan pemungutan suara satu orang satu suara ( New York Agreement pasal 18 d),melainkan melalui keterwakilan 1025 jiwa dari 800.000 jiwa saat itu. Hal tersebut diatas berakibat pada keluhan-keluhan bersejarah yang berakar dari perbedaan persepsi mengenai integrasi Irian Barat (Papua) kedalam Negara Indonesia.

Published

2013-02-10

Issue

Section

Articles