Analisis Pengembangan Ekowisata Bahari di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Kecamatan Tatapaan Kabupaten Minahasa Selatan

Authors

  • Marcelino Michael Weken
  • Dwight M Rondonuwu
  • Surijadi Supardjo

DOI:

https://doi.org/10.35793/sabua.v9i2.31738

Abstract

Abstrak

Ekowisata bahari merupakan konsep yang mengkombinasikan 2 kepentingan yaitu kepentingan industri pariwisata dengan pelestarian lingkungan di wilayah pesisir. Meningkatnya kunjungan wisatawan di provinsi Sulawesi utara dan kabupaten Minahasa selatan berpengaruh pada pengembangan industri pariwisata di daerah termasuk kecamatan Tatapaan yang wilayah pesisirnya masuk wilayah penyangga taman nasional Bunaken bagian selatan dan zona perlindungan bahari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan kondisi ekowisata bahari di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil kecamatan Tatapaan, menganalisis faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan ekowisata bahari di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di kecamatan Tatapaan, dan menganalisis arah pengembangan ekowisata bahari wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di kecamatan Tatapaan. Sumber data didapat melalui observasi, dokumentasi dan kuesioner kepada responden. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis daya dukung, analisis, dan analisis SWOT. Dari hasil penelitian diketahui bahwa ekowisata bahari di kecamatan Tatapaan memiliki 3 karakteristik fisik lingkungan yaitu pantai, hutan mangrove, dan pulau-pulau kecil. Faktor internal kekuatan dan faktor eksternal peluang lebih dominan daripada faktor internal kelemahan dan faktor eksternal ancaman sedangkan untuk arah pengembangan menunjuk pada hasil positif atau pada kuadran progressif atau berkembang. Kata kunci: Ekowisata Bahari, Wilayah Pesisir, Pelestarian Lingkungan.

Abstract

Marine ecotourism is a concept that combines 2 interests, namely the interests of the tourism industry with environmental conservation in coastal areas. The increase in tourist visits in the province of North Sulawesi and South Minahasa district has an impact on the development of the tourism industry in the area including Tatapaan sub-district, whose coastal area is part of the buffer zone of the southern part of Bunaken National Park and the marine protection zone. This study aims to determine the characteristics and conditions of marine ecotourism in the coastal areas and small islands of the Tatapaan district, to analyze internal and external factors that affect the development of marine ecotourism in coastal areas and small islands in the Tatapaan district, and analyzing the direction of marine ecotourism development in coastal areas and small islands in the Tatapaan district. Sources of data obtained through observation, documentation and questionnaires to respondents. The analysis used is descriptive analysis, carrying capacity analysis, spatial analysis, and SWOT analysis. From the research results it is known that marine ecotourism in Tatapaan sub-district has 3 physical environmental characteristics, namely beaches, mangrove forests, and small islands. Internal factors of strength and external factors of opportunity are more dominant than internal factors of weakness and external factors of threats, while the direction of development points to positive results or in the progressive or developing quadrant.Key words: Marine Ecotourism, Coastal Areas, Environmental Preservation.

Downloads

Published

2020-11-30

How to Cite

Weken, M. M., Rondonuwu, D. M., & Supardjo, S. (2020). Analisis Pengembangan Ekowisata Bahari di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Kecamatan Tatapaan Kabupaten Minahasa Selatan. Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan Dan Arsitektur, 9(2), 144–152. https://doi.org/10.35793/sabua.v9i2.31738