Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA <p>SABUA adalah jurnal yang diterbitkan oleh Program Studi Perencanaan Wilayah &amp; Kota, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi. Jurnal Sabua adalah jurnal tentang lingkungan binaan dan arsitektur merupakan media informasi, komunikasi, dan pertukaran informasi mengenai berbagai peneitian dalam bidang perencanaan wilayah dan kota serta bidang arsitektur. Artikel dapat berupa hasil penelitian, konsep perencanaan dan perancangan, kajian dan analisis kritis yang dapat ditulis dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia. Jurnal ini diterbitkan setiap empat bulanan</p> Universitas Sam Ratulangi en-US Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur 2085-7020 @Sabua - PWK-Unsrat Manado Pengembangan Konsep Transit Oriented Development (TOD) di Kota Tomohon https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/48900 <p>Kemacetan kota dan perkembangan kawasan perkotaan tidak teratur menjadi permasalahan yang sering <br>terjadi pada kota di Indonesia tidak terkecuali pada Kota Tomohon. Kedua permasalahan kota tersebut <br>dapat diatasi dengan adanya Pengembangan kawasan TOD dan menjadi solusi dalam penyelesaian masalah <br>tersebut karena sifatnya yang mengembangkan kawasan dengan transportasi berkelanjutan didukung <br>dengan desain ramah pejalan kaki, tatanan lahan, dan pengawasan terhadap intensitas pemanfaatan <br>ruangnya. Pengembangkan kawasan TOD membutuhkan pengidentifikasian terhadap kriteria <br>pembangunnya, hasil identifikasi kemudian di optimalkan dengan membandingkannya dari standar kriteria <br>kawasan TOD sebagai kebutuhan pengembangan kawasan TOD. Menggunakan metode kuantitatif <br>deskriptif dengan proses analisis spasial dan optimasi dan dilakukan pada lima lokasi dalam Kota Tomohon <br>yakni zona Terminal Beriman, zona Menara Alfa Omega, zona Alfamart Walian, zona Kantor Sinode <br>GMIM, dan zona Alfmart Kinilow. Hasil penelitian menunjukan kriteria yang sudah di identifikasi <br>sebelumnya masih memerlukan pengembangan. Kebutuhan pengembangan terbesar untuk jalur pejalan <br>kaki berada pada zona Alfamart Kinilow dengan persentase 77%. Dalam intensitasnya, kebutuhan <br>pengembangan KDB terbesar berada di zona Terminal Beriman pada blok tiga sebesar 59% dan KLB pada <br>blok tiga dengan nilai 1.89. Dari kelima zona yang diteliti dalam kriteria penggunaan lahan campur, zona <br>Terminal Beriman dan zona Kantor Sinode GMIM masih memiliki kebutuhan pengembangan pada <br>kawasan residential sebesar 14% untuk zona Terminal Beriman dan 3% untuk zona Kantor Sinode GMIM <br>dalam mencapai standar dari pengembangan kawasan TOD lingkungan di Kota Tomohon.<br>Kata kunci: TOD; Transit Oriented Development; Transportasi; Analisis Spasial; SIG.<br>Abstract<br>City congestion and the development of irregular urban areas are problems that often occur in cities in <br>Indonesia, including the City of Tomohon. Both of these city problems can be overcome by developing <br>TOD areas and being a solution to solving these problems because of their nature to develop areas with <br>sustainable transportation supported by pedestrian-friendly designs, land arrangements, and monitoring of <br>the intensity of spatial use. The development of the TOD area requires identification of the building criteria, <br>the results of the identification are then optimized by comparing them with the standard criteria for the <br>TOD area as the need for the development of the TOD area. Using a descriptive quantitative method with <br>a process of spatial analysis and optimization and carried out at five locations within Tomohon City namely <br>the Faith Terminal zone, the Alfa Omega Tower zone, the Walian Alfamart zone, the GMIM Synod Office <br>zone, and the Alfmart Kinilow zone. The results of the research show that the criteria that have been <br>previously identified still require development. The biggest development need for pedestrian paths is in the <br>Alfamart Kinilow zone with a percentage of 77%. In terms of intensity, the greatest need for KDB <br>development is in the Terminal Beriman zone in block three at 59% and KLB in block three with a value <br>of 1.89. Of the five zones examined in the mixed land use criteria, the Beriman Terminal zone and the <br>GMIM Synod Office zone still have development needs in residential areas of 14% for the Beriman <br>Terminal zone and 3% for the GMIM Synod Office zone in achieving the standards of the development of <br>the environmental TOD area in Tomohon City.<br>Keyword: TOD; Transit Oriented Development; Transportation; Spatial Analysis; GIS</p> Della I. Kalangie Amanda S Sembel Ricky S.M. Lakat Copyright (c) 2023 2023-06-23 2023-06-23 12 2 1 10 10.35793/sabua.v12i2.48900 Studi Kondisi Perumahan, Sosial dan Ekonomi Pada Lokasi Perumahan dan Permukiman Kelurahan Pandu Kota Manado https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/48901 <p>Banjir bandang yang melanda Kota Manado pada tanggal 15 Januari 2014 banyak mengakibatkan <br>kerusakan prasarana dan sarana. Perumahan warga yang khususnya rumah – rumah warga yang berada di <br>bantaran sungai sehingga pemerintah mengeluarkan program untuk relokasi rumah. Lokasi dari program <br>relokasi warga yang dilakukan pemerintah ini bertempat di Kelurahan Pandu Kecamatan Bunaken Kota <br>Manado. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan perumahan terhadap tingkat <br>ketersediaan sarana prasarana kawasan permukiman Perumahan Pandu Cerdas selain itu, untuk mengetahui <br>kondisi sosial ekonomi masyarakat relokasi di Perumahan Pandu Cerdas. Analisis dalam penelitian ini <br>meggunakan metode deskriptif kuantitaif dengan menggunakan skala likert. Berdasarkan penelitian ini, <br>kondisi perumahan Pandu Cerdas ini sudah memiliki fasilitas berupa sarana dan prasarana yang lengkap <br>namun belum digunakan dengan maksimal. Sedangkan untuk kondisi sosial masyarakat di Pandu Cerdas <br>sering berinteraksi antar satu sama lain dan dari segi ekonomi masyarakat tidak mengalami peningkatan <br>setelah di relokasi.<br>Kata kunci: Perumahan; Prasarana; Sarana; Sosial; Ekonomi .<br>Abstract<br>The flash floods that hit Manado City on January 15 2014 caused a lot of damage to infrastructure and <br>facilities. Residents' housing, especially residents' houses that are on the banks of the river so that the <br>government issued a program for relocating houses. The location of the residents' relocation program <br>carried out by the government is located in Pandu Village, Bunaken District, Manado City. The purpose of <br>this study is to determine the existence of housing on the level of availability of infrastructure facilities <br>serving the Pandu Smart Housing area. The analysis in this study uses a quantitative descriptive method <br>using a Likert scale. In conclusion, the condition of the Pandu Smart housing already has facilities in the <br>form of complete facilities and infrastructure but has not been used optimally. Meanwhile, the social <br>conditions of the people in Pandu Intelligent often interact with each other and from an economic point of <br>view, the community has not experienced an increase after being relocated.<br>Keywords: Housing; Infrastructure; Means; Social; Economy..</p> Ukhti Bayyinah Sutarno Fela Warouw Judy O. Waani Copyright (c) 2023 2023-06-23 2023-06-23 12 2 11 20 10.35793/sabua.v12i2.48901 Pengaruh Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Kerawanan Banjir Di Perkotaan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/52585 <p>Abstrak<br>Yang dimaksud dengan “banjir” adalah suatu peristiwa atau keadaan dimana suatu daratan atau daerah terendam oleh peningkatan volume air. Banjir bandang adalah banjir yang terjadi secara tiba-tiba dan memiliki debit air yang besar akibat tersumbatnya aliran air. Saat hujan deras setiap tahunnya, Kota Masamba sering menimbulkan banjir. Maka dari itu, dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Kerentanan Banjir di Kelurahan Masamba Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan”. Studi ini mengkaji hubungan antara perubahan penggunaan lahan dengan tingkat kerentanan terhadap banjir di kawasan perkotaan Masamba antara tahun 2010 hingga 2020. Dari tahun 2010 hingga 2020 yang didominasi oleh perubahan tata guna lahan, terjadi peningkatan hutan sebesar 1,4%. luas, peningkatan luas lahan pemukiman sebesar 0,79 persen, dan penurunan luas penggunaan lahan perkebunan dan semak belukar sebesar 9,32 persen. Daerah perkotaan Masamba telah hancur akibat banjir akibat penggunaan lahan yang signifikan ini.<br>Kata kunci: Perubahan Tata Guna Lahan, Kerawanan Banjir, Perkotaan Masamba</p> <p>Abstract<br>What is meant by "flood" is an event or situation in which a land or area is submerged by an increase in the volume of water. Flash floods are floods that occur suddenly and have a large water discharge due to blockage of the water flow. When it rains heavily every year, Masamba City often causes flooding. Therefore, a study was conducted with the title "The Influence of Changes in Land Use on Flood Vulnerability in Masamba Village, North Luwu Regency, South Sulawesi Province". This study examines the relationship between changes in land use and the level of vulnerability to flooding in the urban area of Masamba between 2010 and 2020. From 2010 to 2020, which was dominated by changes in land use, there was an increase in forests of 1.4%. area, an increase in the area of residential land by 0.79 percent, and a decrease in the area of land use for plantations and shrubs by 9.32 percent. The urban area of Masamba has been devastated by flooding due to this significant land use.<br>Keyword: Land Use Change, Flood Vulnerability, Masamba Town</p> Syahril Syahrul Sonny Tilaar Frits Siregar Copyright (c) 2023 2023-06-23 2023-06-23 12 2 21 29 Perencanaan Daya Tarik Wisata Berbasis Ekowisata di Kecamatan Gane Timur Selatan Kabupaten Halmahera Selatan https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/48903 <p>Kecamatan Gane Timur Selatan Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara merupakan salah <br>satu Kecamatan yang memiliki potensi Daya Tarik Wisata alam dan wisata bahari yang sangat indah. Daya <br>Tarik yang dapat di kembangkan di lokasi tersebut di antaranya wisata alam dan bahari seperti keindahan <br>bentang alam pulau – pulau kecil, keindahan bawah laut, dan pasir putih yang menciptakan keindahan pulau <br>– pulau kecil di Kepulauan Widi. Adapun tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi potensi Daya Tarik <br>Wisata di Kecamatan Gane Timur Selatan Berbasis Ekowisata, dan mengetahui arahan perencanaan <br>pariwisata menggunakan pendekatan metode analisis SWOT. Hasil identifikasi potensi Daya Tarik Wisata <br>di Kecamatan Gane Timur Selatan diperoleh bahwa Kepulauan Widi memiliki Daya Tarik Wisata alam <br>yang indah dengan persebaran pulau–pulau kecil, hutan mangrove, tempat memancing para masyarakat <br>nelayan, air laut jernih kehijauan dan hamparan pasir putih yang halus dengan panjang 150 km2 menyatukan <br>Kepulauan Widi.<br>Kata kunci; Daya Tarik Wisata Kepulauan Widi<br>Abstract<br>South East Gane District, South Halmahera Regency, North Maluku Province is one of the sub-districts <br>that has beautiful natural tourism and marine tourism potential. Attractions that can be developed in this <br>location include natural and marine tourism such as the beauty of the landscape of small islands, the beauty <br>of the underwater world, and the stretch of white sand that creates the beauty of the small islands in the <br>Widi Islands. The purpose of this research is to identify the potential of Ecotourism-Based Tourist<br>Attractions in Southeast Gane Regency, as well as to find out the direction of tourism planning with the <br>SWOT analysis method approach. The results of the identification of potential tourist objects in Southeast <br>Gane District found that the Widi Islands have beautiful natural tourist attractions with stretches of small <br>islands, mangrove forests, fishing grounds for fishing communities, clear green sea water and elongated <br>stretches of fine white sand. sand. 150 km2 unites the Widi Islands.<br>Keyword: Tourist Attraction Widi Islands</p> Wayuna La Riti Ingerid L. Moniaga Michael M. Rengkung Copyright (c) 2023 2023-06-23 2023-06-23 12 2 30 38 10.35793/sabua.v12i2.48903 Model Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Manado https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/52587 <p>Abstrak<br>Rumah merupakan standar untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai makhluk ekonomi. Kota Manado termasuk dalam Kawasan BIMINDO(Bitung, Minahasa Utara dan Manado) yang berperan dalam bidang pariwisata dan industri. Hal tersebut menyebabkan pertumbuhan penduduk yang tinggi di Kota Manado, sehingga banyak memunculkan slum dan squatter. Penyediaan hunian diperlukan, dengan mempertimbangkan ketersediaan lahan dimasa yang akan datang, untuk rekomendasi hunian vertikal dan horizontal. Penelitian ini bertujuan menghitung jumlah unit hunian pada zona arahan pengembangan vertikal dan horizontal, kemudian memberikan rekomendasi zona potensial hunian, ruang terbuka hijau, dan sarana, prasarana dan utilitas, serta memodelkan pembiayaan hunian agar bisa dijangkau masyarakat berpenghasilan rendah(MBR). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis spasial dengan overlay peta citra untuk melihat keadaan eksisting perubahan guna lahan, dan melakukan perhitungan menggunakan aplikasi excel untuk memperoleh jumlah unit hunian di wilayah zona pengembangan. Didapati beberapa wilayah yang sudah terbangun pada rekomendasi zona pengembangan vertikal dan horizontal, sehingga terjadi pengurangan luasan wilayah. Kemudian kecamatan dengan kebutuhan hunian vertikal di Kota Manado diperoleh sejumlah 81.888 unit. Berdasarkan luasan lahan, masih tersedia sejumlah 126.945 unit hunian horizontal yang tersedia, kemudian terdapat 2 kecamatan dengan luasan lahan yang tidak memungkinkan untuk pengembangan perumahan, yaitu Kecamatan Sario(kebutuhan hunian 6.960 unit) dan Kecamatan Wenang(kebutuhan hunian 10.510 unit).<br>Kata kunci: Pengembangan Hunian; Hunian Vertikal; Hunian Horizontal; Zona Potensial Hunian; MBR.<br>Abstract<br>The house is a standard to fulfil human needs as economic beings. The city of Manado is included in the BIMINDO Region (Bitung, North Minahasa and Manado) which plays a role in tourism and industry. This causes high population growth in the city of Manado, causing many slums and squatters to emerge. Provision of shelter is required, taking into account future land availability, for vertical and horizontal housing recommendations. This study aims to calculate the number of residential units in the vertical and horizontal development direction zones, then provide recommendations for potential residential zones, green open spaces, and facilities, infrastructure and utilities, as well as model housing finance so that it can be reached by low-income communities (MBR). The research method used in this study is spatial analysis by overlaying image maps to see the existing state of land use change, and performing calculations using the excel application to obtain the number of residential units in the development zone area. It was found that several areas had been developed according to the recommendations for vertical and horizontal development zones, resulting in a reduction in area. Then districts with vertical housing needs in Manado City obtained a total of 81,888 units. Based on land area, there are still 126,945 units available horizontal residential zones, then there are 2 sub-districts with land areas that do not allow for housing development, namely Sario District (6,960 residential units) and Wenang District (10,510 residential units).</p> <p>Keyword: Residential Development; Vertical Housing; Horizontal Housing; Residential Potential Zone; Low Income Society.</p> Angela R. Turang Ricky S.M. Lakat Johannes Van Rate Copyright (c) 2023 2023-11-15 2023-11-15 12 2 39 48 Faktor-Faktor Penyebab Kekumuhan Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Manado https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/52598 <p>Abstrak<br>Suatu perkembangan kota yang pesat dan tidak terkendali dapat menimbulkan adanya masalah perkotaan,<br>salah satunya yaitu munculnya permukiman kumuh. Kota Manado merupakan ibu kota provinsi Sulawesi<br>Utara telah menciptakan permukiman kumuh di beberapa kawasan karena perkembangannya yang pesat.<br>Surat Keputusan Wali kota No. 30 tahun 2021 tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan<br>Permukiman Kumuh di Kota Manado, terdapat 20 titik lokasi permukiman kumuh yang tersebar ke dalam<br>20 kelurahan dengan total luas 196,85 Ha. Dengan demikian, perlu untuk melanjutkan penelitian tentang<br>faktor-faktor penyebab kekumuhan kawasan permukiman kumuh di Kota Manado. Adapun tujuan dari<br>penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi faktor-faktor signifikan penyebab kekumuhan di permukiman<br>kumuh Kota Manado dan merumuskan solusi penanganan di kawasan kumuh Kota Manado. Metode<br>analisis yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda. Hasil dari analisis ditemukan bahwa<br>permukiman kumuh di Kota Manado dipengaruhi secara signifikan pada tiga faktor yaitu bangunan,<br>drainase lingkungan dan persampahan yang disebabkan oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang<br>kurang memadai dan tidak sesuai kebutuhan. Berdasarkan hasil tersebut, maka diperlukan suatu solusi<br>penanganan yang terdiri dari pemugaran dan peremajaan yang akan dilaksanakan berdasarkan tingkat<br>kekumuhan dan permasalahan yang terjadi di kawasan kumuh tersebut.<br>Kata kunci: Kumuh, Permukiman Kumuh , Faktor kekumuhan<br>Abstract<br>A rapid and uncontrolled urban development can lead to urban problems, one of which is the emergence<br>of slums. Manado as the capital of North Sulawesi province with its rapid development has given rise to<br>slum settlements in several areas due to its rapid development. Mayor's Decree No. 30 of 2021 concerning<br>Determining the Location of Slum Housing and Slums in Manado City, there are 20 locations of slum<br>areas spread over 20 sub-districts with a total area of 196.85 hectares. Therefore, it is necessary to<br>continue research on the factors that cause slums in Manado City. The purpose of this research is to<br>identify the significant factors that cause slums in the slums of Manado City and formulate solutions for<br>dealing with slum areas in Manado City. The analytical method used is multiple linear regression analysis<br>method. The results of the analysis, shows that the slums of Manado City are greatly affected by three<br>factors: buildings, environmental drainage and soild waste, which are caused by inadequate and<br>substandard infrastructue facilities was found to be the cause technical requirements. Based on these<br>results, it is necessary to find solutions through rapir and renewal according to the scale of the slums and<br>the problemsthat occur within the area.<br>Keyword: Slums,&nbsp; Setllement Area, Slum factors</p> Gloria J. Kalimpung Sonny Tilaar Judy O. Waani Copyright (c) 2023 2023-11-15 2023-11-15 12 2 49 57 Analisis Perlindungan Mata Air di Kota Tomohon https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/52603 <p>Abstrak<br>Kota Tomohon sebagai kawasan yang berada di dataran tinggi/perbukitan berperan penting dalam hal penyedia air bagi daerahnya sendiri maupun untuk daerah disekitarnya. Meningkatnya kebutuhan terhadap sumber daya air disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk dan aktivitas pembangunan. Demi menjaga kualitas air tanah dari pencemaran, langkah awal yang perlu dilakukan yaitu penentuan zona perlindungan mata air, zona perlindungan mata air merupakan kawasan di sekitar mata air yang memberikan informasi terkait potensi pencemaran pada sumber air. Untuk mencapai hasil dalam menyusun penelitian tentang perlindungan mata air digunakan pendekatan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik analisis spasial buffer pada masing-masing titik mata air yang dilakukan untuk mengetahui luas wilayah dari tiap zona perlindungan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa mata air yang bisa dibuatkan zona perlindungan mata air yaitu mata air yang memiliki jarak cukup jauh dari area permukiman lebih disekitar 200 meter dari pusat mata air, dimana mata air yang memenuhi kriteria tersebut adalah : mata air Regesan, Sasalak I, Sasalak II, Patar, Wuwunongan. Dengan hasil perhitungan jarak zona I berjarak 10-15 meter dari titik mata air. Zona II merupakan hasil perhitungan menggunakan rumus kecepatan udara tanah dengan hasil : mata air Regesan (140,4 m) Sasalak I (86,4 m), Sasalak II (172,8 m), Patar (86,4 m), Wuwunongan ( 49,68 m).<br>Kata kunci: Mata Air, Zona Perlindungan, Buffer, Zonasi<br>Abstract<br>Tomohon City as an area located in the highlands/hills plays an important role in terms of water supply for its own area and for the surrounding areas. The increasing demand for water resources is caused by the increasing population and development activities. In order to maintain the quality of groundwater from pollution, the first step that needs to be taken is the determination of spring protection zones, spring protection zones are areas around springs that provide information related to the potential for pollution of water sources. To achieve the results in compiling research on spring protection, a quantitative descriptive method approach was used, with a spatial buffer analysis technique at each spring point conducted to determine the area of each protection zone. From the results of the research, it is known that springs that can be made spring protection zones are springs that have a considerable distance from residential areas of more than around 200 meters from the center of the spring, where springs that meet these criteria are: Regesan, Sasalak I, Sasalak II, Patar, Wuwunongan springs. With the results of the calculation of the distance zone I is 10-15 meters from the spring point. Zone II is the result of calculations using the ground air velocity formula with the results: Regesan spring (140.4 m) Sasalak I (86.4 m), Sasalak II (172.8 m), Patar (86.4 m), Wuwunongan (49.68 m).<br>Keyword: Spring, Protection Zone, Buffer, Zoning</p> Benedictus Dwigianto Raymond Ch Tarore Ingerid L. Moniaga Copyright (c) 2023 2023-11-15 2023-11-15 12 2 58 67 Kenyamanan Termal Para Pengunjung Ruang Terbuka Hijau Publik di Kota Manado https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/52604 <p>Abstrak<br>Ruang publik berperan penting sebagai tempat terjadinya berbagai aktivitas sosial, rekreasi dan budaya. Taman kota merupakan salah satu ruang terbuka hijau publik yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan kenyamanan penunjung atau penggunanya. Salah satu aspek fisik nyaman di ruang luar yaitu kenyamanan termal yang merupakan hal mutlak yang dibutuhkan tubuh manusia. Namun, dampak pemanasan global dan angka kepadatan penduduk perkotaan yang meningkat mengakibatkan peningkatan suhu di perkotaan. Tujuan penelitian adalah menganalisis tingkat kenyamanan termal di tiga taman kota Manado melalui pengukuran iklim mikro (suhu udara, kelembaban, kecepatan angin dan suhu bola hitam) dan faktor individu (berat dan tinggi badan) serta melalui kuesioner. Hasil penelitian berdasarkan hasil perhitungan dan persepsi kuesioner menunjukan bahwa taman kota dengan tingkat kenyamanan paling tinggi adalah di Taman God Bless. Tingkat kenyamanan termal ini dapat dipengaruhi oleh kondisi iklim mikro, lokasi taman, vegetasi, dan fasilitas yang ada disetiap taman kota.<br>Kata kunci: Iklim mikro, kenyamanan termal, ruang terbuka hijau publik, kota Manado<br>Abstract<br>Public space plays an important role as a venue for various social, recreational and cultural activities. City parks are one of the public green open spaces that are expected to be able to meet the needs and demands for the comfort of visitors or users. One of the physical aspects of comfort in outdoor space is thermal comfort which is absolutely necessary for the human body. However, the impact of global warming and the increasing urban population density resulted in an increase in urban temperatures. The aim of the study was to analyze the level of thermal comfort in three Manado city parks through microclimate measurements (air temperature, humidity, wind speed and black ball temperature) and individual factors (weight and height) as well as through a questionnaire. The results of the research based on the results of calculations and perceptions of the questionnaire show that the city park with the highest comfort level is God Bless Park. This level of thermal comfort can be influenced by microclimatic conditions, park location, vegetation, and existing facilities in each city park.<br>Keyword: Microclimate, thermal comfort, public green open space, Manado city</p> Virginia Sigilipu Sangkertadi Sangkertadi Andi Malik Copyright (c) 2023 2023-11-15 2023-11-15 12 2 68 77 Evaluasi Kesesuaian Lahan Permukiman di Kota Palopo https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/52607 <p>Abstrak<br>Seiring berjalannya waktu pertambahan jumlah penduduk terus meningkat, mengakibatkan terjadinya perubahan penggunaan lahan. Berdasarkan data BPS Kota Palopo terjadi pertambahan penduduk sebanyak 34.628 jiwa pada tahun 2012-2021. Selain itu berdasarkan RTRW Kota Palopo Tahun 2022-2041, Kota Palopo merupakan kawasan strategis kota. Kota Palopo juga merupakan salah satu daerah yang ikut mengalami alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan permukiman dimana semakin bertambahnya kawasan permukiman yang tidak sejalan dengan yang seharusnya. Pembangunan permukiman di lahan tidak tepat dengan peruntukannya atau yang tidak direncanakan dapat berdampak pada penurunan kualitas lingkungan. Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk memahami kesesuaian lahan di Kota Palopo dan melakukan evaluasi kesesuaian lahan permukiman terhadap rencana pola ruang RTRW Kota Palopo Tahun 2022- 2041. Teknik overlay (tumpang susun) atau menindihkan berbagai parameter kesesuaian lahan yang ada serta analisis skoring untuk memberikan nilai pada sifat parameter yang digunakan dalam analisis data. Berdasarkan hasil analisis terdapat lima kelas kesesuaian lahan yakni: kawasan lindung, kawasan perkebunan terbatas/resapan air, kawasan perkebunan, kawasan perkebunan/permukiman terbatas, dan kawasan permukiman. Selain itu hasil evaluasi kesesuaian lahan permukiman terhadap rencana pola ruang RTRW Kota Palopo Tahun 2022-2041 yang dominan ialah tingkat Sangat Sesuai dengan luas sebesar 2.528,74 Ha.<br>Kata kunci: Evaluasi; Kesesuaian Lahan; Permukiman.<br>Abstract<br>Over time, the population continues to increase, resulting in changes in land use. Based on BPS data for Palopo City, there was a population increase of 34,628 people in 2012-2021. In addition, based on the 2022-2041 Palopo City Spatial Planning, Palopo City is a strategic city area. The city of Palopo is also one of the areas that has experienced the conversion of agricultural land into residential areas where there is an increasing number of residential areas that are not in line with what they should be. Settlement development on land that is not in accordance with its designation or that is not planned can have an impact on reducing environmental quality. This research was made with the aim of understanding land suitability in Palopo City and evaluating the suitability of residential land against the spatial pattern plan of the Palopo City Spatial Plan for 2022-2041. The overlay technique (overlapping) or overlapping various existing land suitability parameters as well as scoring analysis to assign values to the properties of the parameters used in data analysis. Based on the results of the analysis, it can be concluded that there are five land suitability classes: protected areas, limited plantation areas/water absorption, plantation areas, limited plantation/settlement areas, and residential areas. In addition, the results of the evaluation of the suitability of residential land for the 2022-2041 spatial pattern plan for Palopo City, which is dominant, is the Very Suitable level with an area of 2,528.74 Ha.<br>Keyword: Evaluation; Land Suitability; Settlement</p> Gabriela I. Sarira Gabriela I. Sarira Windy Mononimbar Frits O. P. Siregar Copyright (c) 2023 2023-11-15 2023-11-15 12 2 78 88 Potensi Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Desa Holtekamp Kecamatan Muara Tami Kota Jayapura Provinsi Papua https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/52608 <p>Abstrak<br>Kecamatan Muara Tami tepatnya Desa Holtekamp merupakan destinasi wisata yang pengembangannya diprakarsai oleh Peraturan Daerah Kota Jayapura No. 9 Tahun 2002 tentang Kepariwisataan dan Rencana Wilayah Kota Jayapura (RTRW) 2013-2033. maka dari itu perlu penelitian bagaimana mengembangkan potensi wisata yang ada di Kecamtan Muara Tami ini. Tujuan penelitian ini yaitu Mengindentifikasi Potensi Kawasan Wisata Pantai Desa Holtekamp di Kecamatan Muara Tami Kota Jayapura dan Menganalisis Pengembangan Potensi Kawasan Wisata Pantai Desa Holtekamp di Kecamatan Muara Tami Kota Jayapura.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan kualitatif, dengan menggunakan teknik analisis SWOT. Dari hasil kajian bermakna bahwa potensi wisata yang dikembangkan di kawasan ini adalah Pantai Pasir Putih, Panorama Alam dan Batuan Unik. Selain itu, proyek pengembangan yang layak dilakukan antara lain pengembangan wisata yang menarik khususnya pariwisata dan wisata pariwisata, membuat website khusus untuk destinasi pariwisata di sub wilayah Muara Tami, serta peningkatan kerjasama promosi pariwisata, kemudahan akses. antara berbagai tujuan dan meningkatkan kesadaran tentang tujuan wisata. manajemen tujuan yang berkelanjutan.<br>Kata Kunci: Potensi Pengembangan, Kawasan Wisata, Holtekamp.<br>Abstract (10 pt)<br>Muara Tami District, precisely Holtekamp Village, is a tourist destination whose development was initiated by Jayapura City Regional Regulation No. 9 of 2002 concerning Tourism and the Jayapura City Regional Plan (RTRW) 2013-2033. therefore it is necessary to research how to develop the existing tourism potential in Muara Tami District. The purpose of this study is to identify the potential for beach tourism in Holtekamp village in Muara Tami sub-district, Jayapura city and to analyze the development of potential for beach tourism in Holtekamp village in Muara Tami sub-district, Jayapura city. The method used in this research is descriptive and qualitative, using SWOT analysis techniques. From the results of the study it means that the tourism potential developed in this area is White Sand Beach, Natural Panorama and Unique Rocks. In addition, development projects that are feasible include developing attractive tourism, especially tourism and tourism, creating a special website for tourism destinations in the Muara Tami sub-region, as well as increasing cooperation in tourism promotion, ease of access. between various destinations and raise awareness about tourist destinations. sustainable goal management.<br>Keyword: Development Potential, Tourism Area, Holtekamp</p> Lipen Gwijangge Sonny Tilaar Surijadi Supardjo Copyright (c) 2023 2023-11-15 2023-11-15 12 2 89 96