ANALISIS SEMIOTIKA PADA FILM SENYAP KARYA JOSHUA OPPENHEIMER

Authors

  • Ricky Widianto
  • Desie. M.D. Warouw
  • Johny. J. Senduk

Abstract

Film Senyap merupakan sebuah film dokumenter. Film ini mendapat banyak penolakan dari berbagai ormas dan aparat yang menganggap film ini memiliki unsur komunis namun dipihak lain yakni Komnas HAM dan masyarakat minoritas melihat bahwa film senyap membuka fakta sejarah baru yang selama ini tertutup dan juga berupaya untuk membangun kesadaran rekonsiliasi. Dari pro-kontra ini kita bisa melihat bahwa film senyap mengundang banyak intepretasi.

Dalam konteks penelitian ini, film merupakan sebuah teks yang penuh makna dan multi tafsir yang tersusun dari tanda-tanda ikonis, indeks dan simbol yang sarat akan makna. Ini sesuai dengan gagasan Peirce yang membagi tanda menjadi tiga kategori yakni ikon, indeks dan simbol dalam menciptakan makna. Oleh karea itu penulis merumuskan masalah sebagai berikut : bagaimana konstruksi makna dalam film senyap dihubungkan dengan analisis semiotika.

Untuk menjawab penelitian tersebut, penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan semiotika Peirce. Objek penelitian yakni rekaman video film senyap dan unit analisisnya potongan-potongan gambar dalam film yang diyakni melahirkan perdebatan atau pro-kontra.

Berdasarkan hasil intepretasi dengan menggunakan pendekatan semotika Peirce. ikon, indeks dan simbol dalam film senyap menceritakan tentang begaimana kekerasan yang dilakukan oleh para pelaku pembunuhan anggota PKI dan sikap heroik pelaku terhadap pembunuhan yang dilakukan. Oleh karena itu, dari analisis semiotika tersebut bisa disimpulkan bahwa tidak terdapat keterkaitan antara film senyap dengan komunisme. Film ini secara keseluruhan merupakan pengungkapan sejarah kekerasan yang dialami oleh anggota PKI

Downloads

How to Cite

Widianto, R., Warouw, D. M., & Senduk, J. J. (2015). ANALISIS SEMIOTIKA PADA FILM SENYAP KARYA JOSHUA OPPENHEIMER. ACTA DIURNA KOMUNIKASI, 4(4). Retrieved from https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/actadiurnakomunikasi/article/view/8687

Issue

Section

Articles