KEADAAN SOSIAL EKONOMI NELAYAN PANCING LAYANG-LAYANG DI DESA TALAWAAN BAJO KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA

Authors

  • Adriansyah Ridwan
  • Grace O. Tambani
  • Christian R. Dien
  • Victoria E.N. Manoppo
  • Nego Elvis Bataragoa

DOI:

https://doi.org/10.35800/akulturasi.9.1.2021.34062

Keywords:

pancing layang-layang, Talawaan Bajo, sosial ekonomi

Abstract

Abstract

The research objectives, namely 1) describe the fishing gear for kites, and 2) to determine the socioeconomic conditions of kite fishing rods in Talawaan Bajo Village. The research method is a census where all respondents have the same opportunity to collect primary data. Sources of data are primary data and secondary data. This data source will be discussed based on quantitative descriptive analysis and qualitative descriptive analysis. The results of the research, fishing gear consisted of; kites, kite ropes, fishing lines, fishing rods, artificial bait, reels, boats and engines. The age of fishermen ranges from 30-65 years. Primary school (SD) fishermen education is 65% and the rest cannot complete elementary school. Home ownership, already owns 100% of your own house. Family dependents range 1 - 3 people. The experience of being a fisherman is around 10-30 years as much as 90%, and the remaining 10% has been more than 30 years. The catch is differentiated from that in Manado waters in April - May, while in Morotai waters from June - August. The average catch in Manado waters is 60 kg of fish. The number of fishing trips in Manado waters in 2 (two) months, namely 32 trips. Sales Price of Rp. 55,000 / kg. Whereas in Morotai, the catch is 120 kg / trip in 81 trips for 3 (three) months, with a selling price of IDR 22,000 / kg. So the income of the kite fishing rod is Rp. 94,420,000, - / year.

 

Abstrak

Tujuan penelitian, yaitu 1) mendeskripsikan alat tangkap pancing layang-layang, dan 2) mengetahui keadaan sosial ekonomi nelayan pancing layang-layang di Desa Talawaan Bajo. Metode penelitian adalah Sensus dimana semua responden mendapat kesempatan yang sama dalam penganmbilan data primer. Sumber data yaitu berasal dari data primer dan data sekunder. Sumber data ini akan dibahas berdasarkan analisis deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian, alat tangkap terdiri dari; layang-layang, tali layang-layang, tali pancing, mata pancing, umpan tiruan, gulungan tali, perahu dan mesin. Umur nelayan berkisar antara 30 – 65 tahun. Pendidikan nelayan Sekolah Dasar (SD) yakni 65% dan sisanya tidak dapat menyelesaikan SD. Kepemilikan rumah, sudah memiliki rumah sendiri 100%. Tanggungan keluarga berkisar 1 – 3 orang. Pengalaman menjadi nelayan sekitar  10 – 30 tahun sebanyak 90%, dan sisanya 10% sudah lebih dari 30 tahun. Hasil tangkapan dibedakan dari penangkapan di perairan Manado pada April - Mei, sedangkan diperairan Morotai pada Juni - Agustus. Hasil tangkapan rata-rata di perairan Manado 60 kg ikan. Jumlah trip pengkapan di perairan Manado dalam 2 (dua) bulan yakni 32 trip. Harga Penjualan Rp. 55.000 /kg. Sedangkan di perarian Morotai, hasil tangkapan 120 kg/trip dalam 81 trip selama 3 (tiga) bulan, dengan harga jual Rp 22.000/kg. Jadi hasil pendapatan pancing layang-layang adalah Rp. 94.420.000,-/tahun.

Downloads

Published

2021-05-21

How to Cite

Ridwan, A., Tambani, G. O., Dien, C. R., Manoppo, V. E., & Bataragoa, N. E. (2021). KEADAAN SOSIAL EKONOMI NELAYAN PANCING LAYANG-LAYANG DI DESA TALAWAAN BAJO KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA. AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan, 9(1), 154–164. https://doi.org/10.35800/akulturasi.9.1.2021.34062

Issue

Section

Articles