KEHAMILAN PADA HIPERTENSI PULMONAR BERAT

Authors

  • Starry H. Rampengan

DOI:

https://doi.org/10.35790/jbm.6.3.2014.6326

Abstract

Abstract: Pregnancy is a very heavy burden on the cardiovascular system. Arterial-venous relaxation and blood volume increase in the early phases of conception. In embryonic phase, 5-8 weeks of pregnancy, the systemic vascular resistance decreases and the cardiac output increases until 20-30% compared to a non-pregnant state. A pregnant patient with pulmonary hypertension has a poor prognosis and it has been strongly recommended to undergo early abortion. We report a case of pregnancy with pulmonary hypertension with unknown cause. There is a hypercoagulable state that leads to pulmonary embolism in this case. The administration of anticoagulants (heparin or warfarin) and pulmonary vasculature vasodilator drugs are early indicated. Albeit, the patients did not control regularly, therefore, she has never received these drugs until her childbirth. Prevention of pregnancy and heart problems are the main things that influnce maternal mortality. Patients who desire to continue their pregnancy must be admitted to the hospital at the second trimester of gestation and handled by multi-disciplinary specialists. Concerning the increase of maternal mortality rate termination of pregnancy is still strongly recommended to pregnant women with primary pulmonary hypertension.
Keywords: pregnancy, pulmonary hypertension, termination

Abstrak: Kehamilan merupakan kondisi yang sangat membebani sistem kardiovaskular. Relaksasi arterial dan vena serta peningkatan volume darah dimulai pada fase-fase awal konsepsi. Pada fase embrionik 5-8 minggu pertama kehamilan resistensi sistemik vaskular menurun dan curah jantung meningkat sampai 20-30% dibanding sebelum hamil. Prognosis buruk ditemukan pada pasien hamil dengan hipertensi pulmonal sehingga sangat direkomendasikan untuk terminasi sedini mungkin. Kami melaporkan kasus kehamilan dengan hipertensi pulmonal tanpa penyebab yang jelas. Pada kasus ini ditemukan hypercoagulable state yang dapat mengakibatkan terjadinya emboli paru. Pemberian antikoagulan (heparin atau warfarin) dan obat-obat vasodilator pembuluh darah paru diindikasikan sedini mungkin. Namun, oleh karena tidak kontrol teratur ke dokter maka sampai saat persalinanpun pasien belum pernah mendapat obat-obat jenis tersebut. Pencegahan kehamilan dan masalah jantung yang ditimbulkan merupakan dua hal utama yang memengaruhi angka kematian ibu. Pasien yang menginginkan kehamilannya diteruskan harus dirawat di rumah sakit saat usia kehamilan trimester kedua dan ditangani oleh spesialis dari multidisiplin. Terminasi kehamilan tetap merupakan pilihan utama pada pasien dengan hipertensi pulmonal primer mengingat tingginya angka kematian ibu.
Kata kunci: kehamilan, hipertensi pulmonal, terminasi

Downloads

Published

2014-12-15