PREVALENSI DAN PENGALAMAN KARIES GIGI PADA SUKU PAPUA PENGUNYAH PINANG DI MANADO

Authors

  • Krista V Siagian Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

DOI:

https://doi.org/10.35790/jbm.4.1.2012.752

Abstract

Abstract: This study was carried out to show a description of the caries prevalence and the DMF-T index in a Papua „ethnic‟ group living in Manado who have the areca nut chewing habit. A total of thirty respondents (males and females) aged between 18 to 50 years old were enrolled for the purpose of this sampling. The clinical data about decays, missing teeth, and fillings were assesed by the DMF-T WHO index. This study viewed that 60% of respondents were males, aged from 21 to 25 years old representing the highest age profile, most respondents were college and university students. About 63.33% of all respondents had this areca nut chewing habit for more than five years. In addition, the daily intake of areca nut varied from 1-2 times, 3-5 times, and more than five times per day i.e. 3.33%, 46.67%, and 50% respectively. The study described that 70% of the caries was prevalent in the total population, with a DMF-T index of 2.43. Conclusion: Papua „ethnic‟ group living in Manado who had the areca nut chewing habit showed a low prevalence of caries as was the DMF-T index.

Keywords: caries prevalence, caries experience, DMF-T index, areca nut chewing habit, Papua „ethnic‟ group

 

 

Abstrak: Penelitian ini dilaksanakan untuk menggambarkan prevalensi dan pengalaman karies (DMF-T) pada suku Papua di Manado yang memiliki kebiasaan mengunyah pinang. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 30 responden, laki-laki dan perempuan yang berusia 18-50 tahun dengan teknik pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling). Data klinis tentang decay, missing teeth, dan filling diukur menggunakan indeks DMF-T WHO. Berdasarkan hasil penelitian terlihat responden laki-laki sebesar 60%, kelompok usia 21- 25 tahun merupakan persentase tertinggi dari karakteristik profil usia responden, dan sebagian besar responden mahasiswa perguruan tinggi. Responden yang telah memiliki kebiasaan ini selama lebih dari 5 tahun sebesar 63,33%. Selain itu, responden yang mengunyah pinang bervariasi dari 1-2 kali, 3-5 kali, dan lebih dari lima kali per hari (3,33%, 46,67%, dan 50%) Prevalensi karies pada penelitian ini sebesar 70% dan pengalaman kariesnya (Indeks DMF-T) 2,43. Simpulan: suku Papua di Manado yang memiliki kebiasaan mengunyah pinang memperlihatkan prevalensi karies dan indeks pengalaman karies (DMF-T indeks) kategori rendah.

Kata kunci: prevalensi karies, pengalaman karies, indeks DMF-T, mengunyah pinang, suku Papua

Downloads