GEREJA GMIM BUKIT SION KANONANG DAN FASILITAS PENUNJANG “PENGGABUNGAN KONSEP INTIMACY DAN SIMBOLISASI KEBUDAYAAN MINAHASA”

Authors

  • Ryly M. Kamurahang
  • Vicky H. Makarau
  • Amanda S. Sembel

DOI:

https://doi.org/10.35793/daseng.v5i1.10744

Abstract

ABSTRAK

Kekristenan sudah mengakar di Minahasa.Mayoritas orang Minahasa beragama Kristen. Persoalan kontemporer kekristenan Minahasa adalah bagaimana mengakrabkan kebudayaan Minahasa dengan Injil yang dulunya dibawa masuk oleh para Zending Barat.

Kebudayaan dan agama, belakangan mulai dianggap sebagai sesuatu yang saling terkait erat. Agama, bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu gejala kebudayaan. Menurut Alm. Pdt. Dr. Josef M. Saruan, agama dan kebudayaan dapat diibaratkan seperti dua sisi dari satu uang koin logam. “Dua hal yang sifatnya simultan, tidak dapat diurutkan atau diparaleklan apalagi dipisahkan,†tulis Pdt. Saruan dalam bukunya Agama dan Kebudayaan dalam Konteks Minahasa (2001). Kebudayaan, menurut Pdt. Saruan menyangkut manusia, lingkungannya, ruang dan waktu, tindakan/aktivitas, kelakuan, dan kecakapannya menerima warisan sosial dalam proses yang melahirkan interaksi sistem-sistem, nilai-nilai, simbol dengan sifat dinamis, berubah-ubah dan fungsional dan mencapai hasil dan tingkat capai, yang semuanya untuk melestarikan kehidupan manusia.

Konsep Budaya Minahasa akan diterapkan bersamaan dengan konsep Intimacy dalam bangunan Gereja GMIM Bukit Sion Kanonang  sehingga  bangunan yang dirancang meskipun mengikuti  arsitektur tradisional Minahasa tapi tetap menekankan onsep kesakralan dalam Gereja. Selain itu, dengan penerapan tema tersebut tentunya dapat menambah nilai estetika dari desain bangunan. Tujuan dari penerapan Penggabungan Konsep Intimacy dan Simbolisasi Kebudayaan Minahasa yaitu untuk menunjang tujuan dari objek rancang. Sebagai Bangunan tempat peribadatan orang Kristen tentu saja unsur kesakralan bangunan sangat berkaitan erat tetapi sebagai representative daerah khususnya Minahasa unsur tradiosional juga tidak kalah pentingnya. Sehingga dengan upaya ini diharapkan agar unsur-unsur daerah dapat dikenal kembali oleh masyarakat.

Kata Kunci : Intimacy, Simbolisasi Kebudayaan Minahasa, GMIM Bukit Sion Kanonang

Downloads

Published

2016-01-27