INTERMODA BANDAR UDARA KASIGUNCU DI POSO SULAWESI TENGAH. Hypersurface Architecture

Authors

  • Shintya G. Mamuaja
  • Deddy Erdiono
  • Amanda S. Sembel

DOI:

https://doi.org/10.35793/daseng.v7i2.21302

Abstract

Bandara Kasiguncu untuk 20 tahun ke depan dapat melayani 6 rute penerbangan seperti Makassar, Gorontalo, Manado, Samarinda, Kendari dan Balikpapan, dengan total pengguna Terminal Bandara yaitu, 912,17 orang/hari. Adapun Stasiun Kereta Api yang direncanakan akan dibuat di Kab. Poso yang berlokasi di desa Ratolene, untuk jumlah pengunjung Stasiun Ratolene pada 20 tahun ke depan yaitu 2.308,75 orang/hari dengan skala pelayanan adalah kota Manado, Gorontalo, Palu, Poso, Kendari, Mamuju dan Makassar. Pengintegritasian moda transportasi udara dan darat dilakukan pada Bandara Kasiguncu dan Stasiun Kereta Api Ratolene, untuk memberikan kemudahan bagi pengguna dalam melakukan perpindahan moda transportasi dari udara ke darat dan dari darat ke udara, hal ini disebut dengan Intermoda. Dalam perancangan Intermoda Bandar Udara Kasiguncu ini menerapkan tema Hypersurface Architecture karena penulis meyakini bahwa ke depannya Bandara Kasiguncu dapat menjadi Bandara Internasional. Oleh sebab itu, teori Hypersurface Architecture sangat mendukung perancangan tersebut karena dengan bentukan geometri yang dinamis. Teori Hypersurface Architecture merupakan sebuah teori yang mengutamakan tipologi bangunan sebagai dasar bentuknya, sifat lengkung juga tidak dapat dipisahkan dari penggunaan teori tersebut dan didukung dengan bantuan digital dapat mempermudah perancangan nantinya.

 

Kata kunci : Intermoda, Bandar Udara, Kereta Api, Hypersurface Arcitecture.

Downloads

Published

2018-10-23