PUSAT PENANGKARAN DAN REHABILITASI SATWA ENDEMIK DI TAHURA H.V. WORANG GUNUNG TUMPA. Sustainable Landscape Architecture

Authors

  • Ekleysia C. Koagouw
  • Raymond Ch. Tarore
  • Steven Lintong

DOI:

https://doi.org/10.35793/daseng.v8i1.24635

Abstract

Kualitas kehidupan bagi makhluk hidup diterapkan dalam pemeliharaan dan pelestarian alam. Dengan kekayaan alam yang melimpah, Sulawesi Utara merupakan daerah potensial yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati. Potensi ini dapat diarahkan sebagai penangkaran satwa yang hampir punah dengan menerapkan rehabilitasi bagi satwa yang sakit, sehingga dapat menciptakan perlindungan bagi satwa endemik Sulawesi. Diharapkan dengan pengadaan objek berbasis lingkungan ini, akan timbul rasa kepedulian kepada alam dan makhluk hidup lainnya.

Taman Hutan Raya Gunung Tumpa memberi prospek yang baik untuk di jadikan lokasi perancangan. Ditahun 2014, kawasan ini ditetapkan menjadi kawasan hutan dengan fungsi Kawasan Pelestarian Alam (KPA) melalui Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK.1832/Menhut-II/2014. Di tahun yang sama kawasan ini dipertegas kembali keberadaannya sebagai KPA melalui Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK.734/Menhut-II/2014 tanggal 2 September 2014. Kawasan Taman Hutan Raya Gunung Tumpa H.V.Worang menjadi kawasan pelestarian alam sekaligus merupakan satu-satunya sumber daya hutan di Kota Manado.

Dengan menerapkan tema Sustainable Landscape Architecture dalam perencanaan ruang dalam dan luar yang mengupayakan pembangunan berkelanjutan sehingga rancangan dapat berfungsi sebagai sarana rekreasi,pendidikkan dan penelitian daerah. Oleh karena itu, penerapan tersebut berbuah pada terciptanya lingkungan binaan yang adaptif dengan alam dan segala perubahannya.

           

Kata kunci : Penangkaran, Rehabilitasi, Satwa,  Sustainable Landscape Architecture, Tahura, Gunung Tumpa.

Downloads

Published

2019-07-29