PUSAT KERAJINAN SENI BAMBU DI KOTA TOMOHON, Kontemporer Tradisional

Authors

  • Mahendra P. P. Sulistyo
  • . Suryono
  • Pierre H. Gosal

DOI:

https://doi.org/10.35793/daseng.v9i2.31562

Abstract

Pada dasarnya alam mempunyai sifat yang beraneka ragam, namun serasi dan seimbang. Oleh karena itu perlindungan dan pengawetan alam harus terus dilakukan untuk mempertahankan keserasian dan keseimbangan tersebut. Namun seiring perkembangan zaman dan berkembangnya teknologi, arsitektur juga berkembang dalam hal material yang digunakan. Perkembangan tersebut memicu penemuan material baru dan penggunaannya pun terus meningkat. Dari struktur kayu rumah sederhana yang berkembang menjadi struktur beton dan baja pada gedung-gedung bertingkat. Kebutuhan yang meningkat akan satu material dapat berdampak pada kurangnya penggunaan material lain. Hal ini dapat menimbulkan suatu kondisi dimana pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan dapat terjadi karena kebutuhan industri yang tinggi entah itu dalam konstruksi atau kebutuhan sehari-hari. Padahal masih banyak material di alam yang bisa digunakan dan dapat di gabungkan dengan bahan material lain sehingga pemanfaatannya bisa seimbang, salah satunya adalah bambu. Bambu memiliki sifat yang fleksibel dan kuat. Bambu bertumbuh cepat dan bisa digunakan terus menerus, yang tidak harus diproduksi secara berkala. Bambu seharusnya menjadi pertimbangan penting untuk material utama infrastruktur yang tahan lama karena bambu adalah material yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Indonesia memiliki ketersediaan bambu yang melimpah, tapi karena kurangnya pengetahuan tentang bambu sehingga pemanfaatan bambu hanya mandek pada perabot rumah tangga dan hiasan anyaman saja. Hanya sedikit daerah di Indonesia yang memanfaatkan bambu sebagai konstruksi yang memunculkan nilai estetika bambu itu sendiri.

Kata Kunci: Pusat Kerajinan, Bambu, Kontemporer Tradisional

Downloads

Published

2020-12-21