REDESAIN PASAR TRADISIONAL 66 BAHU DI KOTA MANADO, Arsitektur Hijau

Authors

  • Madonna L. Menanti
  • Ricky M. S. Lakat
  • Fela Warouw

DOI:

https://doi.org/10.35793/daseng.v9i2.34644

Abstract

Pasar tradisional 66 Bahu merupakan pasar yang dibangun pada tahun 1966, yang berlokasi di kecamatan Malalayang Kota Manado dimana pada awalnya Pasar ini memiliki nama yaitu “Pasar Kilat†dikarenakan aktivitas yang hanya berlangsung dari jam 06:00-10:00 . Dengan berjalannya waktu, pasar ini berganti nama menjadi “Pasar 66 Bahuâ€dikarenakan aktivitas yang berdagang sudah tidak singkat yakni menjadi jam 04:00 – 20:00. Pedagang dari Pasar 66 Bahu ini sebagian merupakan penduduk Kelurahan Bahu yang memiliki kios di sekitar pasar. Selain itu, terdapat juga pedagang yang berasal dari Kota Manado dan Luar KotaManado yang biasanya menjual dagangan segar (sayur, buah, daging merah, dan ikan). Dengan berbagai jenis pedagang, pasar ini hanya dapat mewadahi ±1202 . Dengan demikian, Pasar 66 Bahu memiliki permasalahan utama, yaitu luas area yang tidak dapat menampung dan mewadahi aktivitas pasa. Walaupun pemerintah telah merelokasi Pasar 66 Bahu tetapi permasahalan utama ini tidak menjadi solusi dikarenakan hingga kini masih banyak pedagang yang berdagang di lokasi Pasar 66 Bahu. Oleh karena itu,, diperlukannya solusi yang lebih efektif untuk menanggulangi permasalahan Pasar 66 Bahu, yaitu dengan mendesain ulang atau Redesain Pasar 66 Bahu agar lebih dapat mewadahi kegiatan dan menyediakan fasilitas yang layak yang dapat menunjang kegiatan pasar dengan menggunakan tema Arsitektur Hijau sehingga mendukung terhadap solusi terhadap permasalahan sekaligus baik terhadap lingkungan sekitar.

Kata Kunci: Redesain. Pasar Tradisional, Arsitektur Hijau

Downloads

Published

2021-07-06