BIODOME DI MANADO (ARSITEKTUR BIOMIMETIKA)

Authors

  • Frendy P. Y. Schouten
  • Prof. Sangkertadi
  • Frits O. P. Siregar

DOI:

https://doi.org/10.35793/daseng.v4i2.8890

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara beriklim tropis yang kaya akan keanekaragaman hayati juga potensi alam yang melimpah, bahkan hampir di setiap daerah di Indonesia memiliki flora dan fauna endemik yang tentunya hanya akan ditemukan ada di negara kita. Namun seiring dengan perkembangan waktu, masyarakat pada umumnya sudah tidak lagi mengenal tumbuh-tumbuhan ataupun hewan yang menjadi ciri khas daerahnya, yang disebabkan kurangnya media yang mampu memperkenalkan flora dan fauna khas terhadap masyarakat.

Untuk itu perlu adanya wadah fasilitas konservasi berupa perlindungan dan pelestarian untuk objek tersebut yang bisa difungsikan sebagai sarana informasi edukasi dan  merujuk pada wisata alam, yang dapat menarik minat masyarakat. Biodome dapat menjadi salah satu wadah untuk menampung fungsi wisata konservatif tersebut. Maksud dari objek Biodome yang menciptakan dan mereplika ekosistem secara alami di dalam sebuah bangunan (kubah), objek ini bisa diibaratkan seperti museum alam, museum hidup, botanical garden atau mungkin kebun binatang.

Perancangan objek ini menggunakan proses desain generasi II yang dikembangkan oleh John Zeizel, dimana terdapat dua fase yakni fase pengembangan wawasan komperhensif dan fase siklus image-present-test. Dengan pendekatan tema Arsitektur Biomimetika yang pada dasarnya menggunakan alam sebagai model dan acuan dalam  ide-ide perancangan, kiranya dapat memperkuat aspek alam pada objek rancangan yang mengacu pada fungsi konservasi, edukasi dan ekowisata ini.

Kata kunci : Biodome, Biomimetika

Downloads

Published

2015-08-10