HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN UKURAN LEBAR PANGGUL PADA MAHASISWI ANGKATAN 2010 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Authors

  • Cristie Y. Laming Universitas Sam Ratulangi Manado
  • George N. Tanudjaja Universitas Sam Ratulangi Manado
  • Sonny J. R. Kalangi Universitas Sam Ratulangi Manado

DOI:

https://doi.org/10.35790/ebm.v1i1.1613

Abstract

Abstract: Body weight is one of growth indicators. The result of previous research show that women with less than 145 centimeter body weight are potentially has a pelvic stricture. Pelvic stricture is able to cause a coccygeal presentation that can cause natal death. The purpose is to know the correlation of body height and pelvic width which are distansia spinarum and distansia tuberum. The method of this research is observational – analytic using cross – sectional design. The study was conducted for three weeks. The amount of the subject is 80 subjects. The measure of body height and pelvic width of the subjects was being analyzed by the Pearson Correlation Analysis with α = 0,05.  The result show that there was a significant correlation of body height and measure of distansia spinarum with correlation coefficient +0,479. In the other side, there was nothing significant correlation of body height and measure of distansia tuberum with correlation coefficient +0,088. Conclusion: There have significant correlation of body height and measure of distansia spinarum but there have no significant correlation of body height and measure of distansia tuberum.

Keywords : Body height, Pelvic Width Measure, Pelvic Stricture

 

 

Abstrak: Tinggi badan merupakan salah satu indikator pertumbuhan yang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa wanita yang memiliki tinggi badan kurang dari 145 cm berpotensi memiliki panggul sempit yang dapat menyebabkan kelainan letak sungsang dan mengakibatkan kematian perinatal. Tujuan penelitian  yaitu mengetahui hubungan antara tinggi badan dengan ukuran lebar panggul yaitu hubungan antara tinggi badan dengan ukuran distansia spinarum dan distansia tuberum. Metode penelitian yakni observasional– analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan selama tiga minggu. Subjek yang diambil adalah 80 orang mahasiswi angkatan 2010. Subjek diukur tinggi badannya, kemudian diukur ukuran lebar panggul yaitu distansia spinarum dan distansia tuberum, lalu dianalisis menggunakan analisis korelasi Pearson dengan nilai α = 0,05. Hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat hubungan bermakna (p=0,000) antara tinggi badan dengan ukuran distansia spinarum dengan koefisien korelasi +0,479 sedangkan hubungan tinggi badan dengan ukuran distansia tuberum kurang bermakna (p=0,436) dengan koefisien korelasi +0,088. Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara tinggi badan dengan ukuran distansia spinarum namun tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tinggi badan dengan ukuran distansia tuberum.

Kata Kunci : Tinggi Badan, Ukuran Lebar Panggul, Panggul Sempit.

Author Biographies

Cristie Y. Laming, Universitas Sam Ratulangi Manado

Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

George N. Tanudjaja, Universitas Sam Ratulangi Manado

Bagian Anatomi – Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Sonny J. R. Kalangi, Universitas Sam Ratulangi Manado

Bagian Anatomi – Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Downloads

Issue

Section

Articles