Angka kejadian lesi yang diduga sebagai Stomatitis Aftosa Rekuren pada mahasiwa Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Authors

  • Anom Y. Darmanta

DOI:

https://doi.org/10.35790/eg.1.2.2013.3153

Abstract

Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) yang lebih dikenal orang awam dengan sebutan sariawan merupakan penyakit mukosa mulut yang paling sering terjadi. Prevalensi rata-rata pada populasi dunia yaitu 20%. Prevalensi tertinggi terjadi pada pelajar di Amerika Utara, dimana sebagian besar terjadi saat ujian. Kelompok sosial ekonomi menengah ke atas lebih sering mengalami SAR. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional study. Penelitian dilakukan dengan maksud untuk mengetahui angka kejadian lesi yang diduga sebagai SAR berdasarkan faktor predisposisi pada mahasiswa Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi yang pernah mengalami lesi yang diduga sebagai SAR. Faktor predisposisi yang diteliti yaitu, trauma, ketidakseimbangan hormonal, alergi, stres dan genetik. Dari penelitian ini diperoleh hasil sebesar 68,2% responden pernah mengalami lesi yang diduga sebagai SAR dan faktor predisposisi yang paling banyak memicunya yaitu trauma sedangkan yang paling sedikit yaitu alergi. Pada masa hidupnya, seseorang mengalami SAR bukan hanya disebabkan oleh satu faktor saja melainkan dapat juga disebabkan oleh beberapa faktor predisposisi SAR.
Kata kunci : Stomatitis Aftosa Rekuren, SAR, faktor predisposisi.

ABSTRACT

Recurrent Aphtous Stomatitis (RAS) better known as sariawan, is the most common oral disease. The average prevalence in world population is 20%. The highest prevalence is among North American students, where occurance of disease is mostly during examination time. Middle-upper socio-economic class people suffer RAS more often. This research is a cross-sectional study. This research is conducted with the intention to find out the incidence of RAS based on the predisposing factors in the students of Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi who have history of RAS. The predisposing factors that were examined are trauma, hormonal imbalances, allergies, stress dan genetic. The result of the research shows 68,2% of respondents have suffered RAS and the predisposing factor that causes RAS the most is trauma, while allergies is the least. In one lifetime, a person may suffer RAS caused by not only one but several predisposing RAS factors.
Key words: Recurrent Aphtous Stomatitis, RAS, predisposing factors.

Downloads

Published

2013-11-12

How to Cite

Darmanta, A. Y. (2013). Angka kejadian lesi yang diduga sebagai Stomatitis Aftosa Rekuren pada mahasiwa Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. E-GiGi, 1(2). https://doi.org/10.35790/eg.1.2.2013.3153