HUBUNGAN SPESIALISASI SEL DENGAN KANDUNGAN IAA PADA KULTUR SEL Catharanthus roseus DENGAN PENAMBAHAN TRIPTOFAN

Authors

  • Dingse Pandiangan
  • Wenny Tilaar
  • Nelson Nainggolan

DOI:

https://doi.org/10.35791/eug.18.2.2012.3952

Abstract

ABSTRACT

The corelation cell specialization with IAA (indole acetic acid) content  of Catharanthus roseus cell culture by the addition of tryptophan has been done. This research is part of a strategy to increased the catharanthine content. One strategy used is the addition of tryptophan as a precursor treatment. IAA was other compound of the effect of the addition of tryptophan. Research was conducted in the laboratory using MS medium with tryptophan 50-250 mg/L. The cell morphology observations made by Halogen Nikon microscope and documented with a digital camera Nikon DXM 1200F. The results showed that cell morphology is essentially the same for each treatment. The differences seen is the presence of more the long cells in the treatment of tryptophan. The longest ratio is the treatment of 150 mg/L tryptophan at day 14 of culture. Changes in cell morphology relationship more long (run specialization) has something to do with the IAA content after treatment tryptophan. The highest IAA content equal 214,79±0,90  µg/g dw  was occurred at day 14th after being treated tryptophan 150 mg/L with 75% long cells or cells specialization. The relationship between the content of IAA specialized cells showed a positive correlation of 0.80 or 80% of each other.

Key words: Cell specialization, IAA content, catharanthine, tryptophan, Catharanthus roseus

ABSTRAK

 

Hubungan antara spesialisasi sel dengan kandungan IAA (asam indol asetat) kultur sel Catharanthus roseus dengan perlakuan triptofan telah dilakukan. Penelitian ini merupakan bagian dari strategi peningkatan kandungan katarantin. Salah satu strategi yang digunakan adalah penambahan perlakuan triptofan sebagai prekursor. IAA merupakan hasil sampingan sebagai pengaruh penambahan triptofan. Penelitian ini dilakukan di laboratorium dengan menggunakan media MS dengan triptofan 50-250 mg/L. Pengamatan spesialisasi sel dilakukan dengan mikroskop Nikon Halogen  dan didokumentasikan dengan kamera digital Nikon DXM 1200F. Bentuk sel pada dasarnya sama untuk setiap perlakuan. Perbedaan yang terlihat nyata adalah adanya sel-sel panjang lebih banyak pada perlakukan triptofan. Perlakuan yang paling panjang rationya adalah pada perlakuan 150 mg/L triptofan pada hari ke-14 kultur. Hubungan perubahan bentuk sel yang lebih banyak panjang (mengalami spesialisasi) ada hubungannya dengan kandungan IAA dan katarantin yang meningkat selelah perlakuan triptofan. Kandungan IAA paling tinggi yaitu sebesar 214,79±0,90  µg/g bk  terjadi pada hari ke 14 selelah diberi perlakuan triptofan 150 mg/L dengan persentasi sel panjang atau sel mengalami spesialisasi 75%. Hubungan antara spesialisasi sel dengan kandungan IAA menunjukkan hubungan yang positif sebesar 0,80 atau 80% saling menunjang.

Kata kunci: Spesialisasi sel, IAA, katarantin, triptofan, Catharanthus roseus

Author Biographies

Dingse Pandiangan

Jurusan Biologi FMIPA Unsrat Manado

Wenny Tilaar

Fakultas Pertanian Unsrat Manado

Nelson Nainggolan

Jurusan Matematika FMIPA Unsrat Manado

Downloads

Published

2012-08-02

Issue

Section

Articles