PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA DUA KETINGGIAN TEMPAT

Authors

  • Benjamin H. Mailangkay
  • Jeanne M. Paulus
  • Johannes E.X. Rogi

DOI:

https://doi.org/10.35791/eug.18.2.2012.3954

Abstract

ABSTRACT

 

This study aimed to examine the growth and production of potato crop varieties and varieties Granola Supejhon on two altitude, which is 750 m above sea level and 1200 m above sea level, studies using randomized block design with two factors. The first factor is the Granola variety and Supejhon. The second factor is the altitude, which is 750 m above sea level and 1200 m asl. The results of this study indicate that the rate Crop Growth Rate (LTT) and the Tuber Growth Rate (LTU) of Supejhon Granola varieties have a much higher altitude 1200 m asl (Modoinding) compared with altitude 750 m asl (Langowan). The altitude effect on the number of tubers / plant and production / plot, otherwise varieties had no effect on the number of tubers / plant, weight of tubers / plot and production / plot, and there is no interaction between variety and altitude. At altitude 750 m asl, both varieties yield an average production of tubers / plot of 1343.20 g (1.34 kg), whereas the altitude of 1200 m asl generate 7462.18 g (7.46 kg). Based on the average, the weight of tubers / plant and production / plots at very low reached by the two varieties of Granola and Supejhon well, so that the two varieties are not recommended to be cultivated at altitude 750 m above sea level. Further research is needed to examine other potato varieties that can be cultivated in areas with altitude of 750 m asl.

Keywords: Potato, growth, production, level altitudes

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pertumbuhan dan produksi tanaman kentang varietas Granola dan varietas Supejhon pada dua ketinggian tempat, yaitu 750 m dpl dan 1200 m dpl, penelitian  menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor.  Faktor pertama adalah varietas  Granola dan Supejhon.  Faktor kedua adalah ketinggian tempat, yaitu 750 m dpl dan 1200 m dpl. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Laju Tumbuh Tanaman (LTT) rata-rata dan Laju Tumbuh Umbi (LTU) rata-rata varietas Granola dan Supejhon memiliki nilai yang jauh lebih tinggi pada ketinggian tempat 1200 m dpl (Modoinding) dibandingkan dengan ketinggian tempat 750 m dpl (Langowan).  Ketinggian tempat berpengaruh terhadap jumlah umbi/tanaman dan produksi/petak, sebaliknya varietas tidak berpengaruh terhadap jumlah umbi/tanaman, bobot umbi/petak dan produksi/petak, serta tidak terdapat interaksi antara varietas dan ketinggian tempat. Pada ketinggian tempat 750 m dpl, kedua varietas menghasilkan rata-rata produksi umbi/petak sebesar 1343,20 g (1,34 kg), sedangkan pada ketinggian tempat 1200 m dpl menghasilkan 7462,18 g (7,46 kg).  Berdasarkan nilai rata-rata, bobot umbi/tanaman dan produksi/petak yang sangat rendah dicapai oleh kedua varietas baik Granola maupun Supejhon, sehingga kedua varietas tersebut tidak dianjurkan untuk dibudidayakan pada ketinggian 750 m dpl.  Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menguji varietas kentang lainya yang dapat dibudidayakan pada daerah dengan ketinggian tempat 750 m dpl.

Kata kunci: Kentang, pertumbuhan, produksi, ketinggian tempat

Author Biographies

Benjamin H. Mailangkay

Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulut

Jeanne M. Paulus

Fakultas Pertanian Unsrat Manado

Johannes E.X. Rogi

Fakultas Pertanian Unsrat Manado

Downloads

Published

2012-08-02

Issue

Section

Articles