Karakteristik Degradasi Feses Anoa Dataran Tinggi (Bubalus quarlesi) di Bawah Tegakan Sepuluh Jenis Eboni (Diospyros spp.)

Authors

  • Meytri Pangestika Universitas Sam Ratulangi
  • Ratna Siahaan Universitas Sam Ratulangi
  • Ady Suryawan Universitas Sam Ratulangi

DOI:

https://doi.org/10.35799/jbcw.v2i1.42529

Keywords:

Bubalus, Diospyros, degradasi feses, serangga scavenger

Abstract

Anoa animal (Bubalus sp.) is endemic animal to Sulawesi. This animal is a key species that plays an important role in the ecosystem. Anoa feces can be a source of nutrition for vegetation in the ecosystem. In this regard, a study on fecal degradation of upland anoa (Bubalus quarlesi) under stands of ten species of ebony (Diospyros spp.) was conducted at the Kawanua Arboretum BPSILHK Manado. Observations in the field were carried out by placing the feces of upland anoa (B. quarlesi) under the stands of each type of ebony. Furthermore, observations of degradation of feces were carried out which included color, quantity and fungal growth in feces. The results showed that the fastest degraded feces were under D. pilosanthera and D. minahasae stands, while the slowest was under D. malabarica. Degradation is influenced by various abiotic factors such as soil and air temperature, humidity and light intensity. The biotic factor is the presence of scavenger insects. Stands of D. pilosanthera and D. minahasae had the highest species richness of scavenger insects so that fecal degradation was faster. Stands of D. malabarica had the least species richness of scavenger insects so that fecal degradation was slow.

Abstrak

Hewan anoa (Bubalus sp.) termasuk satwa endemik Sulawesi. Satwa ini merupakan spesies kunci yang berperan penting dalam ekosistem. Feses anoa dapat menjadi sumber nutrisi bagi vegetasi dalam ekosistem. Sehubungan dengan hal ini, penelitian tentang degradasi feses anoa dataran tinggi (Bubalus quarlesi) di bawah tegakan sepuluh jenis eboni (Diospyros spp.) dilakukan di Arboretum Kawanua BPSILHK Manado. Pengamatan observasi di lapangan dilakukan dengan cara meletakkan feses anoa dataran tinggi (B.quarlesi) di bawah tegakan setiap jenis eboni. Selanjutnya, observasi terhadap perubahan feses dilakukan yang mencakup warna, kuantitas dan pertumbuhan jamur pada feses. Hasil penelitian menunjukkan feses yang terdegradasi paling cepat yaitu feses di bawah tegakan D. pilosanthera dan D. minahasae sedangkan paling lambat di bawah D. malabarica. Degradasi dipengaruhi oleh berbagai faktor abiotik antara lain suhu tanah dan udara, kelembaban dan intensitas cahaya. Faktor biotik yaitu kehadiran serangga scavenger. Tegakan D. pilosanthera dan D. minahasae  memiliki kekayaan jenis serangga scavenger terbanyak sehingga degradasi feses lebih cepat. Tegakan D. malabarica memiliki kekayaan jenis serangga scavenger paling sedikit sehingga degradasi feses pun lambat.

References

Arini, D. I. D. 2012. Anoa dan Habitatnya di Sulaweis Utara. Manado: Balai Penelitian Kehutanan Manado.

Budnukaeku, A. C., Ichendu, C. B., Irene, D. 2021. Human Impacts on keystone species within the ecological food web. MOJ Ecology & Environmental Sciences, 6(5), 182-186.

Dwiastuti, S., Maridi, Suwarno, Puspitasari, D. 2016. Bahan Organik Tanah di Lahan Marjinal dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Proceeding Biology Education Conference, 13(1), 748-751.

Hale, S. L., Koprowski, J. L. 2018. Ecosystem-level effects of keystone species reintroduction: a literature review. Review Article, 1-7.

Hartono, J. S. S., Same, M., Parapasan, Y. 2014. Peningkatan Mutu Kompos Kiambang MelaluiAplikasi Teknologi Hayati dan Kotoran Ternak Sapi. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, 14(3), 196-202.

Hasymuddin, Syahribulan, Usman, A. A. 2017. Peran Ekologis Serangga Tanah di Perkebunan Patallassang Kecamatan Patallassang Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Prosiding Seminar Nasional Biology for Life. Gowa:10 November 201. Hal. 71-78.

Irawan, B., Kasiamdari, R. S., Sunarminto, B. H., Sutariningsih, E. 2014. Preparation of Fungal Inoculum for Leaf Litter Composting From Selected Fungi. ARPN Journal of Agricultural and Biological Science, 9(3), 89-95.

Jayanthi, S., Arico, Z. 2017. Laju Dekomposisi Serasah Hutan Taman Nasional Gunung Leuser Resort Tenggulan. Prosiding seminar Nasional. Langsa-Aceh: 30 Oktober 2017. Hal. 312-317.

Kuswanda, W., Barus, S. P. 2017. Kenaekaragaman dan Penetapan Umbrella Species Satwaliar di Taman Nasional Gunung Lauser. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, 6(2), 113-123.

Lestin, E. C., Tolande, A. R. D., Hasyim, H., Paringnganan, E. M., Ilham. 2021. Identifikasi Keanekaragaman Jenis Dekomposer di Hutan Pegunungan Bulu Bawakaraeng Pasca Kebakaran. Jurnal ABDI, 3(1), 87-98.

Maknun, D. 2017. Ekologi: Populasi, Komunitas Ekosistem, Mewujudkan Kampus Hijau, Asri, Islami dan Ilmiah. Cirebon: Nurjati Pres.

Mustari, A. H. 2020. Manual Identifikasi dan Bio-Ekologi Spesies Kunci di Sulawesi. Bogor: PT Penerbit IPB Press.

Nurdiana, D. E. 2015. Pengaruh Intesnitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan Nyamuk Aedes aegepthy. Karya Tulis Ilmiah. Jombang: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan.

Rahayu, G. A., Buchori, D., Hindayana, D., Rizali, A. 2017. Keanekaragaman dan peran fungsional serangga Ordo Coleoptera di area reklamasi pascatambang batubara di Berau, Kalimantan Timur. Jurnal Entomologi Indonesia, 14(2), 97– 106.

Ranuntu, R. A., Mallombasang, S. N. 2015. Studi Populasi dan Habitat Anoa (Bubalus sp) di Kawasan Hutan Lindung Desa Sangginora Kabupaten Poso. e-Jurnal Mitra Sains, 3(2), 81-94.

Syamsuddin, S. A. P. 2019. Pengaruh Bioaktivator Jamur Pelapuk Putih Terhadap Kualitas Kompos Imbangan Feses Sapi dan Jerami Padi. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Syamsul, N. I., Bahri, S., Mulyadi, Hanafi, R., Amar, K., Asmal, S., Mardin, F., Rusman, M., Bakri, I., Syamsul, N., Mudiastuti, D. R., Mangenre, S., Setiawan, I., Parenreng, S., Indah, A. B. R., Darmawan, M. A., Tahir, N. 2021. Sosialisasi Alat Composter Pengolahan Limbah Dapur Untuk Anthophile. Jurnal Tepat (Teknologi Terapan Untuk Pengabdian Masyarakat), 4(2), 240-251.

Ulinnuha, U. 2018. Keanekaragaman Nematoceran pada Berbagai Tipe Penggunaan Lahan di Lanskap Taman Nasional Bukit Duabelas dan Hutan Harapan, Jambi. Skripsi. Malang: Universitas Brawijaya.

Wawan. 2017. Buku Ajar Pengelolaan Bahan Organik. Pekanbaru.

Downloads

Published

2022-05-01