BATU BARA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI BAHAN BAKAR MINYAK PADA CAMPURAN ASPAL PANAS

Authors

  • Lintong Elisabeth
  • Oscar H. Kaseke
  • Joice E. Waani

Abstract

Kelangkaan BBM untuk proses produksi campuran aspal panas membuat para produsen memakai material batu bara sebagai penggantinya. Studi ini meneliti tentang kinerja campuran aspal panas HRS-Base dengan
agregat dari cold bin yang proses pengeringan menggunakan BBM dan campuran aspal panas HRS-Base dengan agregat dari hot bin yang proses pengeringan menggunakan batu bara serta meneliti tentang perbedaan biaya kedua campuran tersebut.
Pengujian dilakukan di laboratorium transportasi dengan material agregat pecah, pasir alam ex Kinilow, batu bara serta aspal penetrasi 60/70. Spesifikasi yang digunakan sebagai acuan adalah Spesifikasi Khusus
Campuran Beraspal Panas HRS-Base Dirjen Bina Marga tahun 2007, dan pengujian dilakukan dengan uji Marshall, untuk mendapatkan karakteristik campuran aspal panas yang proses pengeringannya menggunakan BBM dan menggunakan batu bara.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa HRS-Base proses pengeringan dengan BBM, memenuhi spesifikasi kriteria Marshall pada kadar aspal 5,15 % - 6,75 %, sedangkan HRS-Base proses pengeringan dengan batubara, mempunyai rentang kadar aspal yang lebih pendek yaitu memenuhi spesifikasi kriteria Marshall pada kadar aspal 5,85 % - 6,5 %.
Untuk memproduksi 1 ton campuran aspal panas, memerlukan biaya BBM sebesar Rp. 50.292,- bahan bakar/ton, sedangkan jika menggunakan batu bara hanya memerlukan Rp. 45.000,-bahan bakar/ton.
Kata kunci: Kriteria Marshall, BBM, Batu Bara.

Downloads

Published

2011-07-15