EVALUASI DAN PENGEMBANGAN PRINSIP KOTA HIJAU TROPIS PESISIR PADA KAWASAN PEMERINTAHAN KOTA TAHUNA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

Authors

  • Nancy M.L. Mohede Prodi S2 Arsitektur, Pasca Sarjana UNSRAT
  • . Sangkertadi Jurusan Arsitektur, FT-UNSRAT
  • Cynthia E.V. Wuisang Jurusan Arsitektur, FT-UNSRAT

DOI:

https://doi.org/10.35792/matrasain.v13i2.14536

Keywords:

kota hijau tropis pesisir, pergerakan dan konektivitas, kawasan pemerintahan

Abstract

Observasi Awal menunjukan bahwa Trend pertumbuhan Kota Tahuna semakin meningkat dan menyebabkan perkembangan  kurang terkendali, karenanya perlu dipersiapkan suatu kawasan didaerah pesisir untuk kegiatan pusat pemerintahan berdasar pada suatu konsep kota  berwawasan lingkungan, dan berkarakter khas. Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Pemerintahan Kota Tahuna Kabupaten Kepulauan Sangihe, bersifat deskriptif kuantitatif dengan metode survey. Data primer diperoleh melalui observasi Land Ecological Enhancement dan Movement Connectivity sebagai variabel independen dan Sustainable Urban Neighborhood Characteristics sebagai variabel dependen. Metode Analisis data  digunakan adalah analisis deduktif dalam presentasi dan pengujian konsep kota hijau tropis pesisir melalui data angka dan scoring.

Hasil penelitian menjelaskan bahwa Peningkatan Ekologi Lahan memiliki nilai maximal 19, nilai kawasan 1 (Tona II): 14, nilai kawasan 2 (Tona I): 14, nilai kawasan 3 (Tidore): 10. Indikator  perlu ditambahkan: area hijau untuk publik perlindungan fauna dan lahan produktif. Pergerakan dan konektivitas memiliki nilai maximal 26, nilai kawasan 1 (Tona II): 19, nilai kawasan 2 (Tona I): 15, nilai kawasan 3 (Tidore): 18. Indikator  perlu ditambahkan pedestrian way, aksesibilitas universal, jaringan dan tempat parkir pesepeda & fasilitas parkir kendaraan umum. Karakteristik keberlanjutan nilai maximal 27, nilai kawasan 1 (Tona II: 21, nilai kawasan 2 (Tona I): 12, nilai kawasan 3 (Tidore): 11. Indikator  perlu ditambahkan kerawanan terhadap bencana, green coastal, permeabilitas, konservasi kawasan bersejarah dan langgam arsitektur tradisional.

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa dari tiga kelurahan di evaluasi dua kelurahan yakni kelurahan Tidore dan kelurahan Tona I belum memenuhi unsur – unsur kota hijau sedangkan hasil evaluasi untuk Kelurahan Tona II memenuhi unsur – unsur kota hijau namun perlu penambahan jalur pesepeda,  aksesibilitas dan fasilitas parkir. Kategori karakteristik khas keberlanjutan diperlukan untuk mencerminkan karakteristik tropis pesisir berkelanjutan. Dalam merumuskan konsep strategis dan prinsip dasar panduan rancang kawasan pemerintahan ditetapkan pada pola penataan ruang terbuka hijau dan sirkulasi dengan memasukan unsur – unsur karakteristik keberlanjutan diantaranya kerawanan terhadap bencana, waterfront city, langgam arsitektur tradisional.

 

Kata kunci: Kota hijau tropis pesisir, pergerakan dan konektivitas, kawasan pemerintahan

Author Biographies

Nancy M.L. Mohede, Prodi S2 Arsitektur, Pasca Sarjana UNSRAT

Prodi S2 Arsitektur, Pasca Sarjana UNSRAT

Mahasiswa

. Sangkertadi, Jurusan Arsitektur, FT-UNSRAT

Jurusan Arsitektur, FT-UNSRAT

Staf Pengajar

Cynthia E.V. Wuisang, Jurusan Arsitektur, FT-UNSRAT

Jurusan Arsitektur, FT-UNSRAT

Staf Pengajar

Downloads

Published

2016-07-01

Issue

Section

Articles