Pkm Budi Daya Kelelawar Di Desa Boyong Atas Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan
DOI:
https://doi.org/10.35799/jmuo.8.3.2019.26159Abstract
Kelelawar pemakan buah adalah satwa liar yang berperan sebagai penyerbuk buah-buahan dan penyebar biji-bijian. Namun kelelawar pemakan buah dijadikan bahan pangan. Dikhatirkan populasi kelelawar akan menurun dan beberapa jenis kelelawar endemik akan terancam punah. Oleh karena itu perlu dicarikan solusinya. Salah satu solusi adalah penyuluhan dan budidaya kelelawar. PKM budidaya Kelelawar di desa Boyong Atas bertujuan mengajarkan ibu-ibu kelompok Pinasungkulan dan Mangimbali untuk membudidayakan kelelawar. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dan demostrasi cara budidaya kelelawar. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa minat ibu-ibu untuk membudidayakan kelelawar sangat tinggi, karena ibu-ibu mempraktekkan apa yang diajarkan. Hasil pengamatan terhadap pakan kelelawar menunjukkan bahwa pakan efektif diberikan pada sore hari. Jenis pakan yang disukai adalah pepaya masak. Kesimpulannya bahwa kelelawar dapat dibudidayakan karena dapat beradaptasi dengan kandang dan pakan yang diberikan
Fruit bats are wild animal that function as pollinators and spreaders of plant grains. However in North Sulawesi province, Minahasa region particularly, fruit bats are used as food. The bat population will decline and some endemic bat species threatened will be extinction, if hunting to be continued. Therefore it is necessary to find a solution. One of solution is education and cultivation. The Society Partnership Program in Boyong Atas village was aimed to teach women in the Pinasungkulan and Mangimbali groups to make bat breeding. The methods used were community outreach and demonstration of bat cultivation. The observation showed that mothers' interest was very high, because mothers practice what had been taught. Observation of bat feeding time showed that effective feed was given in the afternoon. The type of preference feed of bats was ripe papaya. In conclusion, bats can be cultivated because they can adapt well in captivity as well as the feed provided