Suitability Of Kappaphycus alvarezi Cultivation In Obi Island, North Maluku

Authors

  • Rusmawati Labenua Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Khairun, Ternate. Kode Pos: 97719; Email: fpik@unkhair.ac.id
  • Muhammad Aris Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Khairun, Ternate. Kode Pos: 97719; Email: fpik@unkhair.ac.id http://orcid.org/0000-0001-7724-4175

DOI:

https://doi.org/10.35800/jip.9.2.2021.33048

Keywords:

Kappaphycus alvarezii, Water quality, Obi Island

Abstract

The potential of aquaculture in this area, especially the Obi Islands, has not been fully utilized. One of the commodities that can be developed is Kappaphycus alvarezii seaweed. This commodity is the main commodity for aquaculture which has important economic value. Analysis of the suitability of waters for seaweed cultivation is an early stage of activity that will determine the success of Kappaphycus alvarezii cultivation. Therefore, this study aims to assess the suitability of the waters for the development of Kappaphycus alvarezii seaweed cultivation on the island of Obi. This research was conducted in the waters of Akegula Village, Kampung Baru, and Kawasi, South Halmahera Regency, North Maluku Province, Indonesia. There are 3 stations in Akegula waters, 3 stations in waters in Kampung Baru waters, 4 stations in Kawasi waters, and 3 stations in Soligi waters. Water quality parameters observed were temperature, brightness, depth, current velocity, salinity, pH, dissolved oxygen, nitrate, and phosphate. The results showed that the waters of Akegula, Kampung Baru, Kawasi, and Soligi were very suitable.

Keywords: Kappaphycus alvarezii; Water quality; Obi Island

Abstrak

Potensi perikanan budidaya di kawasan ini khususnya kepulauan Obi, belum dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu komoditas yang dapat dikembangkan adalah rumput laut Kappaphycus alvarezii. Komoditas ini merupakan komoditas utama budidaya perikanan yang bernilai ekonomis penting. Analisa kesesuaian perairan untuk budidaya rumput laut merupakan tahapan awal keigatan yang sangat menentukan keberhasilan budidaya Kappaphycus alvarezii. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kesesuaian perairan untuk pengembangan budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii di pulau Obi. Penelitian ini dilakukan di perairan Desa Akegula, Kampung Baru, dan Kawasi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, Indonesia. Terdapat 3 stasiun di perairan Akegula, 3 stasiun di perairan di perairan Kampung Baru, 4 stasiun di perairan Kawasi,  dan 3 stasiun di perairan Soligi. Parameter kualitas air yang diamati adalah suhu, kecerahan, kedalaman, kecepatan arus, salinitas, pH, oksigen terlarut, nitrat dan fosfat. Hasil penelitian menunjukan bahwa perairan Akegula, Kampung Baru, Kawasi dan Soligi sangat sesuai.

Kata Kunci: Kappaphycus alvarezii; Kualitas perairan; Analisa Kesesuaian; Pulau Obi

Author Biography

Rusmawati Labenua, Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Khairun, Ternate. Kode Pos: 97719; Email: fpik@unkhair.ac.id

Marine and Fisheries Faculty

References

Adipu, Y., C. Lumenta, E. Kaligis, H. J. Sinjal. 2013. Kesesuaian lahan budidaya laut di perairan Kabupaten Bolang, Mongondow Selatan, Sulawesi Utara. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis, 9(1): 19-26.

Adnan, S., Wantasen, Tamrin. 2012. Analisa kelayakan lokasi budidaya rumput laut di perairan teluk Dodinga, Kabupaten Halmahera Barat. Jurnal perikanan dan Kelautan Tropis, 8(1): 23-27

Arisandi, A., Marsoedi, H. Nursyam, A. Sartimbul. 2011. Pengaruh salinitas yang berbeda terhadap morfologi, ukuran dan jumlah sel, pertumbuhan serta rendemen karaginan Kappaphycus alvarezii. Ilmu Kelautan 16(3): 143-150

Aslan, L. M. 1998. Budidaya Rumput Laut. Penerbit Kanisius, Yoyakarta.

Asni, A. 2015. Analisis produksi rumput laut (bv Kappaphycus alvarezii) berdasarkan musim dan jarak lokasi budidaya di perairan Kabupaten Bantaeng. Jurnal Akuatika, 6(2): 140-153

Ateweberhan, M., A. Rougier, C. Rakotomahazo. 2014. Influence of environmental factors and farming technique on growth and health of farmed Kappaphycus alvarezii (cottonii) in south-west Madagascar. J Appl Phycol, DOI 10.1007/s10811-014-0378-3

Atmadja, W. S., A. Kadi, Sulistijo, Radiamanias. 1996. Pengenalan jenis-jenis rumput laut di Indonesia. Puslitbang Oseanografi. LIPI. Jakarta

Bixler, H. J., H. Porse. 2011. A decade of change in the seaweed hydrocolloids industry. J Appl Phycol, 23: 321–335

Bindu, M. S., I. A. Levine. 2011. The commercial red seaweed Kappaphycus alvarezii an overview on farming and environment. J Appl Phycol, 23:789–796

Dawes, C. J. 1981. Marine Botany. John Wiley. And Sons University of South Florida. New York. 268 hal.

Dewanto, Y. B., Saifullah, D. Hermawan. 2015. Evaluasi kesesuaian lokasi pengembangan budidaya rumput laut (Kappaphycus alvarezii) di Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 5(2): 49-55.

Ferdiansyah, H. I., I. Pratikto, Suryono. 2019. Pemetaan kesesuaian lahan untuk budidaya rumput laut di perairan Pulau Poteran, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Journal of Marine Research, 8(1): 36-40

Gultom, R. C., I. N. G. P. Dirgayusaa, N. L. P. R. Puspithaa. 2019. Perbandingan Laju Pertumbuhan Rumput Laut (Eucheuma cottonii) Dengan Menggunakan Sistem Budidaya Ko-kultur dan Monokultur di Perairan Pantai Geger, Nusa Dua, Bali. JMRT, 2( 1): 8-16

Hasnawi, Makmur, M. Paena, A. Mustafa. 2013. Analisis kesesuaian lahan budidaya rumput laut (Kappaphycus alvarezii) di Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah. J. Ris. Akuakultur, 8(3): 493-505

Hastari, I.F., R.Kurnia, M. M. Kamal. 2017. Analisis Kesesuaian Budidaya KJA Ikan Kerapu Menggunakan SIG Di Perairan Ringgung Lampung. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 9(1): 151-159

Hayashi, L., N. S.Yokoya, S. Ostini, R. T. L. Pereira, E. S. Braga, E. C. Oliveir. 2010. Nutrients removed by Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Solieriaceae) in integrated cultivation with fishes in re-circulating water. Aquaculture, 277: 185–191.

Hurtado, A. Q., A. T. Crithchley, A. Trespoey, G. Bleicher-Lhonneur. 2008. Growth and Carrageenan Quality of Kappaphycus striatum var. Sacol Grown at Different Stocking Densities, Duration of Culture and Depth. J. Appl. Phycol, 20: 551-555.

Hutabarat, J. 2005. Studi Penyusunan dan Pemetaan Potensi Budidaya Laut di Perairan Kabupaten Rembang Propinsi Jawa Tengah. Ilmu Kelautan, 10(4 ): 237 -244

Jaiswal, L., S. Shankar, J. Rhim. 2019. Carrageenan-based functional hydrogel film reinforced with sulfur nanoparticles and grapefruit seed extract for wound healing application. Carbohydrate Polymers, 224: 115-191.

Jiang, L., L. Pan, Fang-Bo. 2005. Effect of dissolved oxygen on immune parameters of the white shrimp Litopenaeus vannamei. Fish & Shellfish Immunology, 18: 185–188. DOI: 10.1016/j.fsi.2004.07.001.

Lobban, C. S., P. J. Horrison. 1994. Seaweed Ecology and Physiology. Cambridge Univ. Press New York.

Lourenco, S. O., E. Barbarino, A. Nascimento, J. N. P. Freitas, G. S. Diniz. 2006. Tissue nitrogen and phosphorus in seaweeds in a tropical eutrophic environment: What a long-term study tell us. Journal of Applied Phycology, 18: 389-398

Lundsor, E. 2002. Eucheuma Farming in Zanbibar. Broadcast System, an Alternative Method for Seaweed Farming. Thesis. Candidata Scientiarium in Marine Biology. University of Bergen.

Msuya, F. E., M. Porter. 2014. Impact of environmental changes on farmed seaweed and farmers: the case of Songo Songo Island, Tanzania. J Appl Phycol, DOI: 10.1007/s10811-014-0243-4

Radiarta, I. N., A. Sudradjat, E. Kusnendar. 2010. Analisis Spasial Potensi Kawasan Budidaya Laut Di Provinsi Maluku Utara Dengan Aplikasi Data Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis. J. Ris. Akuakultur, 5(1): 143-153

Radiarta, I. N., A. Saputra, H. Albasri. 2012. Pemetaan kelayakan lahan budidaya rumput laut (Kappaphycus alvarezii) di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau dengan pendekatan Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh. J. Ris. Akuakultur, 7(1): 145-157

Ramdhan, M., T. Arifin, I. S. Arlyza. 2018. Pengaruh lokasi dan kondisi parameter fisika-kimia oseanografi untuk produksi rumput laut di wilayah pesisir Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Jurnal Kelautan Nasional, 13(3): 163-171

Rima, B. Yunus, M. T. Umar, A. Tuwo. 2016. Performa Rumput Laut Kappaphycus alvarezii pada Habitat Berbeda di Perairan Kecamatan Arungkeke, Kabupaten Jeneponto. Jurnal Rumput Laut Indonesia, 1(1): 17-26

Rohman, A., R. Wisnu, S. Rejeki. 2018. Penentuan kesesuaian wilayah pesisir muara Gembong, Kabupaten Bekasi untuk lokasi pengembangan budidaya rumput laut dengan pemanfaatan Sistem Informasi Ggeografis (SIG). Jurnal Sains Akuakultur Tropis, 2(1):73-82

Ondara, K., G. A. Rahmawan, U. J. Wisha, N. N. H. Ridwan. 2017. Hidrodinamika dan kualitas perairan Untuk kesesuaian pembangunan keramba jaring apung (KJA) offshore di perairan Keneukai, Nangroe Aceh Darussalam. Jurnal Kelautan Nasional, 12(2): 45-57

Simanjuntak, M. 2009. Hubungan Faktor Lingkungan Kimia Fisika Terhadap Distribusi Plankton Di Perairan Belitung Timur, Bangka Belitung. Journal Of Fisheries Sciences, 11(1): 31-45

Sulardiono, B., P. W. Purnomo, Haeruddin. 2017. Tingkat kesesuaian lingkungan perairan habitat teripang (Echinodermata : Holothuroidae) di Karimunjawa. Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology (IJFST), 12(2): 93-97

Sulistijo, W. S. Atmadja. 1996. Perkembangan budidaya rumput laut di Indonesia. Puslitbang Oseanografi. LIPI. Jakarta

Susanto, A. B. 2005. Metode Lepas Dasar Dengan Model Cidaun Pada Budidaya Eucheuma spinosum (Linnaeus) Agardh. Ilmu Kelautan UNDIP, 10(3): 158–164

Yulius, Aisyah, J. Prihantono, D. Gunawan. 2018. Kajian Kualitas Perairan Untuk Budi Daya Laut Ikan Kerapu Di Teluk Saleh, Kabupaten Dompu. J. Segara, 14(1): 57-68

Downloads

Published

2021-08-07

How to Cite

Labenua, R., & Aris, M. (2021). Suitability Of Kappaphycus alvarezi Cultivation In Obi Island, North Maluku. Jurnal Ilmiah PLATAX, 9(2), 217–223. https://doi.org/10.35800/jip.9.2.2021.33048