IDENTIFIKASI DAN PEMETAAN LAHAN KRITIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SISTEM INFOMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS KOTA BITUNG)

Authors

  • Lukas Rezky Renyut
  • Veronika Kumurur
  • Hendriek H Karongkong

DOI:

https://doi.org/10.35793/sp.v5i1.19101

Abstract

Kota Bitung merupakan pusat kegiatan industri dan ekonomi yang memiliki topografi berupa daratan dan berbukit yamg relatif dekat yang berdampak pada penggunaan ruangnya menyebar ke daerah pebukitan. Hal ini akan menyebabkan perubahan fungsi lahan yang sangat berdampak terhadap munculnya lahan kritis. Dengan keadaan demikian mengakibatkan tingkat kekritisan lahan semakin tinggi dan dapat berdampak pada bencana erosi dan longsor. Oleh sebab itu untuk mengantisipasi bencana yang muncul akibat lahan kritis tersebut maka perlu di identifikasi dan memetakan persebaran lahan kritis di Kota Bitung serta pemanfaatan ruang pada lahan kristis. Adapun metode yang digunakan  yaitu analisis spasial dengan menggunakan perangkat ArcGis. Prosesnya dengan cara overlay, metode ini sangat baik digunakan untuk kajian keruangan. Data spasial erosi, kelerengan, penutupan tajuk dan menajemen lahan dapat digunakan untuk mengetahui persebaran lahan kritis. Secara garis besar tahapan dalam analisis spasial lahan kritis terdiri dari 3 tahap yaitu Tumpangsusun data spasial, Editing data atribut, dan Analisis tabular. Hasil dari penelitian ini yaitu mengetahui persebaran lahan kritis dan pemanfaatan ruang pada lahan kristis. Persebaran lahan kritis kota Bitung terbagi atas 8 kecamatan yaitu Kecamatan Aertembaga ±4869,21 ha, Kecamatan Girian ±422,46 ha, Kecamatan Madidir ±1833,95 ha, Kecamatan Maesa ±94,58 ha, Kecamatan Matuari ±872,65 ha, Kecamatan Ranowulu ±11568,29 ha, Kecamatan Lembeh selatan 2977,52 ha, dan Kecamatan Lembeh Utara ±2279,14 ha. Pemanfaatan ruang pada lahan kritis di Kota Bitung didominasi oleh Ladang, Pasir bukit, Rawa, tanah kosong keselurahan lahannya masuk dalam kriteria lahan kritis. Untuk pemanfaatan ruang hutan rimba, perkebunan dll sebagian ruangnya masuk dalam kriteria lahan kritis dan tidak kritis. Khususnya untuk pemanfaatan ruang permukiman dan tempat kegiatan, seluruh ruangnya termasuk pada kriteria lahan kritis hal ini akan mengakibatkan ruang permukiman sangat rentan bencana banjir, erosi dan longsor.

 

Kata kunci: Lahan Kritis, Pemanfaatan ruang, Pemetaaan, SIG

Downloads

Issue

Section

Articles