ZOOTEC https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek <p>Zootec is a scientific periodical journal published by the Faculty of Animal Sciences, Sam Ratulangi University in 1995 with the print ISSN number 0852 - 2626. The focus of articles on Animal Sciences includes livestock production, Animal Feed and Nutrition, Livestock Socio-Economics, Animal Product Technology, Animal Health, and potential pet wildlife Animal. Since its publication in Volume 38 number 1 of January 2018, it has been accredited with Rank 5 at the Ministry of Research, Technology and Higher Education Republic of Indonesia, Number SK 28/E/KPT/2019 with eISSN number 2615-8698. Starting Volume 41 No 2 of July 2021 the Zootec Journal has changed the writing template from the previous writing template. The Zootec journal has been indexed by Google Scholar, SINTA, Crossref, Garuda. Article authors can send articles in Indonesian or in English via email: <a href="mailto:jzootec@yahoo.com">jzootek@yahoo.com</a> to be considered for publication.</p> <p><img src="blob:https://ejournal.unsrat.ac.id/94e9ff27-3e61-4912-b9d4-2a6f6dcfc46c" alt="" /></p> en-US Pemegang hak cipta adalah penulis umarfapet@yahoo.com (Umar Paputungan) erwin_sondakh@yahoo.com (Erwin Sondakh) Fri, 05 Jan 2024 17:16:27 +0800 OJS 3.3.0.12 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Akseptabilitas dan kualitas produk nugget ayam menggunakan tepung ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L) dengan lama penyimpanan berbeda sebagai pangan fungsional https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/52688 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akseptabilitas dan kualitas produk nugget ayam menggunakan tepung ubi jalar ungu dengan lama penyimpanan berbeda sebagai pangan fungsional. Metode penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi Dalam Waktu (Split Plot Design in Time) dengan rancangan dasar RAL (Steel dan Torrie, 1994 dalam Anisa <em>et al.,</em> 2013), dan sebagai perlakuan petak utama A = lama penyimpanan pada suhu dingin (A<sub>1</sub>=10 hari, A<sub>2</sub>=14 hari, A<sub>3</sub>=18 hari, A<sub>4</sub>=22 hari) dan anak petak B = penambahan tepung ubi jalar ungu (B<sub>1</sub>=10 g, B<sub>2</sub>=20 g, B<sub>3</sub>=30 &amp; B<sub>4</sub>=40 g) dengan 3 ulangan. Parameter yang diukur yaitu uji sensoris (akseptabilitas/tingkat penerimaan &amp; citarasa) uji fisik (daya ikat air), uji kimia (kadar protein &amp; kadar lemak), uji mikrobiologis (Total bakteri/TPC). Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan penambahan tepung ubi jalar ungu dengan lama penyimpanan berbeda memberikan pengaruh yang sangat nyata (P&lt;0,01) terhadap akseptabilitas, kadar protein, kadar lemak, total bakteri dan citarasa produk nugget sebagai pangan fungsional. Kesimpulan penambahan tepung ubi jalar ungu sampai 30 g dengan lama penyimpanan 14 hari menghasilkan akseptabilitas dan kualitas produk nugget sebagai pangan fungsional.</p> <p><strong>Kata kunci</strong> : Akseptabilitas, nugget ayam, tepung ubi jalar ungu.</p> F.S. Ratulangi, J.E.M. Soputan, S.C. Rimbing, W. Maaruf Copyright (c) 2024 F.S. Ratulangi, J.E.M. Soputan, S.C. Rimbing, W. Maaruf https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/52688 Fri, 05 Jan 2024 00:00:00 +0800 Kinerja reproduksi sapi peranakan ongole di Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/50472 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh data atau informasi mengenai kinerja reproduksi sapi PO betina di Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. Penelitian ini menggunakan materi sapi PO betina yang sudah pernah beranak minimal dua kali milik petani peternak yang ada di masing-masing desa yang terpilih di wilayah Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara sebanyak 30 ekor sapi PO betina. Variabel penelitian yaitu umur pubertas, <em>service per conception, calving interval</em>, dan umur pertama kali beranak. Hasil penelitian untuk rata-rata umur pubertas sapi PO betina di desa Wori (19,40 bulan), Tiwoho (21,90 bulan) dan Talawaan Atas (19,00 bulan); <em>Service per conception</em> sapi PO betina di desa Wori (1,10 kali), Tiwoho (1,20 kali) dan Talawaan Atas (1,00 kali); <em>Calving interval</em> sebesar (386,10 hari) untuk sapi PO betina di desa Wori, Tiwoho sebesar (395,20 hari) dan Talawaan Atas (380,10 hari); Umur pertama kali beranak dari sapi PO betina di desa Wori, Tiwoho dan Talawaan Atas yaitu masing-masing 2,5 tahun, 2,5 tahun dan 2,4 tahun. Kesimpulan dari penelitian mengenai kinerja reproduksi sapi peranakan ongole di Kecamatan Wori sudah baik.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Kinerja reproduksi, Sapi PO, Kecamatan Wori, Peternak</p> F.Y. Napitupulu, H.F.N. Lapian, E. Pudjihastuti Copyright (c) 2024 F.Y. Napitupulu, H.F.N. Lapian, E. Pudjihastuti https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/50472 Fri, 05 Jan 2024 00:00:00 +0800 Strategi Pengembangan Pasar Sapi/Blante dalam Meningkatkan Kepuasan Pengunjung https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/52831 <p>Penelitian ini bertujuan untuk strategi pengembangan pasar sapi/<em>Blante</em> Kawangkoan dalam meningkatkan kepuasan pengunjung. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai bulan November 2023. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Metode sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling, yaitu teknik pemilihan sampel dengan pertimbangan khusus. Responden dalam penelitian berjumlah 15 orang. Metode analisis yang digunakan adalah analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis SWOT, didapatkan strategi pasar sapi/<em>blante</em> Kawangkoan berada pada kuadran I. Kuadran I merupakan situasi yang sangat menguntungkan, memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada, strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. Maka strategi yang didapatkan adalah meningkatkan strategi serta mengeksplor keunikan dari pasar sapi/<em>Blante</em> sehingga membuat banyak pengunjung yang datang bukan hanya di daerah kabupaten Minahasa tapi ada di daerah Indonesia bagian timur, memaksimalkan dukungan dari pemerintah dalam pendistribusian hingga keluar daerah serta hubungan kemitraan dengan daerah sekitar.</p> <p> </p> A.M.K Koloy, N.M Benu, P.A Pangemanan Copyright (c) 2024 Alicia Magdalena Kwiryn Koloy, N.M Benu, P.A Pangemanan https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/52831 Sat, 06 Jan 2024 00:00:00 +0800 Karakteristik peternak ayam kampung aduan dengan pola pemeliharaan intensif di Desa Kayoa Kecamatan Batui Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/50778 <p>Penelitian Ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik peternak ayam kampung aduan di Kecamatan Batui yang dipelihara secara intensif. Metode penelitian secara survey terhadap 30 responden yang dipilih secara total sampling. Jenis data adalah data primer dan sekunder, dimana data primer adalah data yang diperoleh dari wawancara langsung dengan peternak dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Banggai, Kantor Dinas Peternakan, Kantor Camat Dan Kantor Desa Setempat. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dalam bentuk tabel frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 50 persen peternak ayam kampung berusia 25-35 tahun, 60 persen berpendidikan SMA/SMK, dan 63 persen sebagai petani. Sebanyak 90% peternak memberi pakan dalam sehari sebanyak 0,9-5,6 kg. Sebanyak 80% peternak hanya mencurahkan 1-2 jam saja dalam mengurus ternak ayamnya disebabkan karena jumlah ayam yang dipelihara relatif sedikit dibanding dengan peternak lainnya. Sebanyak 86,7% peternak memberikan obat dan antibiotik jika ayamnya sakit tanpa memberikan vitamin. Terdapat 47 % peternak dengan jumlah kandang sebanyak 2 unit dan antara 3-6 unit, sementara itu hanya 6% peternak yang memiliki jumlah 7-10 unit kandang karena jumlah ayam yang dimiliki relatif lebih banyak.</p> <p><strong> </strong></p> M Puadali, E Wantasen, P.O.V Waleleng Copyright (c) 2024 M Puadali, E Wantasen, P.O.V Waleleng https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/50778 Sat, 06 Jan 2024 00:00:00 +0800 Model pengembangan usaha ternak sapi berdasarkan faktor aksesibilitas sumber daya di kabupaten Minahasa https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/50677 <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p><strong> </strong>Keberlanjutan pengembangan usaha peternakan sapi potong di kabupaten Minahasa tidak terlepas atas factor aksesibilitas peternak terhadap berbagai sumber daya. Penelitian yang dilakukan, bertujuan menemukan model strategi pengembangan usaha peternakan sapi potong berdasar faktor aksesibilitas. Pengambilan data dilakukan dengan metode survei, dimana survei ini dilakukan dengan cara wawancara, pengisian angket (kuisioner) dengan mengikuti model skala likert. Responden dipilih dengan sengaja (purposive sampling) sebanyak 60 peternak sapi potong di Kabupaten Minahasa. Pengolahan data memakai uji indikator, uji “multiple regression”. Berdasarkan uji indicator menunjukkan peternak sapi potong di kabupaten Minahasa mempunyai akses terhadap aksesibilitas. Uji regresi linier berganda model 1, variabel sumber daya ekonomi, sumber daya lingkungan, sumber daya sosial dan sumber daya peternak, secara simultan (bersamaan) berpengaruh pada variabel perkembangan peternakan sapi potong sebesar 32,6 %. Uji regresi linier berganda model 2, variabel sistem pertanian terpadu, sumberdaya pasar, sumberdaya penyuluhan , regulasi pemerintah , sumberdaya generasi muda tani, peranan swasta, secara simultan (bersamaan) mempunyai pengaruh pada variabel pengembangan usaha ternak sapi potong sebesar 59,8 %, sedangkan lainnya dipengaruhi variabel diluar dari persamaan regresi ini, dalam hal ini variable yang tidak diamati.</p> <p> </p> J Pandey, J Lainawa, Z.M Warouw Copyright (c) 2024 J Pandey, J Lainawa, Z.M Warouw https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/50677 Sat, 06 Jan 2024 00:00:00 +0800 Inventarisasi satwa liar dan satwa endemik yang beredar di pasar tradisional di Wilayah Minahasa Utara https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/52751 <p>Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui informasi jenis-jenis satwa liar dan endemik yang banyak ditemukan di pasar-pasar tradisional beredar di Wilayah Kabupaten Minahasa Utara. Penelitian ini telah dilaksanakan di beberapa pasar tradisional yang ada di Minahasa Utara. Objek penelitian adalah masyarakat pengguna pasar-pasar tradisional di Wilayah Kabupaten Minahasa Utara dan ini merupakan data primer. Data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait dengan penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Data yang dikumpulkan dengan cara mendatangi langsung ke responden dan mewawancarai melalui quisioner yang berikan tanpa adanya intervensi dari peneliti. Data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis secara sederhana yaitu menghitung persentase dari tiap-tiap vartabel yang terkait dengan responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa, satwa liar yang diperjual belikan di pasar Minahasa Utara diambil atau didatangkan dari Gorontalo dan Palu sebanyak 1 sampai 2 pedagang, akan tetapi ada 1 orang pedagang mendapatkannya dari Gunung Kelabat dan Likupang. Jenis satwa liar yang diperdagangkan diantaranya tikus, kelelawar, babirusa dan juga ular phyton. Jumlah pembeli daging satwa liar dipasar tradisional Minahasa Utara untuk daging babirusa yang dikonsumsi sendiri sebanyak 6 orang pembeli dan untuk dijual kembali ke rumah makan hanya 1 orang, sedangkan pembeli daging tikus 12 orang hanya untuk dikonsumsi sendiri dan dijual kembali hanya 1 orang. Untuk daging kelelawar pembelinya 7 orang dan dijual kembali hanya 1 orang, serta pembeli daging ular piton pembelinya 5 orang dan tidak menjual kembali daging yang mereka beli. Kesimpulan penelitian ini bahwa, ada peredaran satwa liar baik dalam bentuk hidup maupun mati yang ditemukan dipasar tradisional Minahasa Utara, dan ini sangat bervariasi sedangkan satwa endemik tidak diperjual belikan dipasar tersebut baik dalam bentuk hidup maupun mati.</p> <p>Kata Kunci: Pasar tradisional, satwa endemik, satwa liar</p> <h2> </h2> N.B. Ruitan, H.J. Kiroh, S.C. Rimbing, G.S.V. Assa, P.R.R.I. Montong, F.S. Ratulangi Copyright (c) 2024 N.B. Ruitan, H.J. Kiroh, S.C. Rimbing, G.S.V. Assa, P.R.R.I. Montong, F.S. Ratulangi https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/52751 Thu, 11 Jan 2024 00:00:00 +0800 Sifat fisik dan organoleptik es krim dengan penambahan ubi banggai ungu (Dioscorea alata L.) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/52021 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ubi banggai ungu (<em>Dioscorea alata </em>L) terhadap sifat fisik dan organoleptik es krim. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah susu UHT, ubi banggai ungu. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan untuk kualitas fisik, dan untuk pengujian organoleptik terdiri dari 4 perlakuan dan 35 ulangan (panelis). Adapun perlakuan dalam penelitian ini adalah: P0 Tanpa penambahan ubi banggai ungu 0%, P1 Penambahan ubi banggai ungu 8%, P2 Penambahan ubi banggai ungu 16%, P3 Penambahan ubi banggai ungu 24%. Variabel yang diukur adalah sifat fisik, overrun, waktu leleh dan uji organoleptik warna, aroma, tekstur dan cita rasa. Data yang diperoleh dari semua variable dianalisis menggunakan analisis varians. Apabila terdapat perbedaan rataan perlakuan akan dilanjutkan dengan uji lanjut beda nyata jujur (BNJ). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan penambahan ubi banggai ungu memberikan pengaruh berbeda nyata (P&lt;0,05) terhadap titik leleh, warna, dan cita rasa dan berbeda tidak nyata (P&gt;0,05) terhadap overrun, aroma dan tekstur. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian yang dilakukan dapat di simpulkan bahwa penambahan ubi banggai ungu pada sampai dengan 8% menunjukkan kualitas fisik es krim yang baik dan secara organoleptik dapat diterima oleh panelis.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: Es krim, kualitas fisik, organoleptik, ubi banggai ungu (<em>Dioscorea alata L</em>)</p> S. Umar, R. Hadju, J.A.D. Kalele, A. Yelnetty, W. Utiah, S. Sakul Copyright (c) 2024 S. Umar, R. Hadju, J.A.D. Kalele, A. Yelnetty, W. Utiah, S. Sakul https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/52021 Thu, 11 Jan 2024 00:00:00 +0800 Kajian penggunaan tepung pati biji durian (Durio zibethimus Murr) terhadap mutu organoleptik, aktivitas antioksidan, dan awal kebusukan salami https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/51627 <p>Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung biji durian (<em>Durio zibethinus</em> Murr) terhadap mutu organoleptik, aktivitas antioksidan dan awal kebusukan salami. Materi yang digunakan dalam penelitian ini seperti tepung biji durian, daging ayam petelur afkir, serta bumbu-bumbu (garam, bawang putih, gula, NSP, lada, jahe, pala, susu bubuk serta kultur bakteri <em>Lactobacillus plantarum</em> dan <em>Lactobacillus acidophillus</em><em>.</em> Penelitian dilaksanakan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan tepung biji durian P0 (0%), P1(10%), P2 (20%), P3 (30%) dan P4 (40%) setiap perlakuan diulang 4 kali. Parameter yang diukur meliputi mutu organoleptik, aktivitas antioksidan dan awal kebusukan. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan Uji Tukey. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa salami menggunakan tepung pati biji durian (<em>Durio zibethinus </em>Murr<strong>)</strong> sebagai bahan pengisi (<em>filler</em>) berpengaruh sangat nyata (P&lt; 0,01) terhadap mutu organoleptic, aktivitas antioksidan dan awal kebusukan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa uji organoleptik baik warna, aroma, tekstur dan citarasa disukai oleh panelis. Semakin rendah aktivitas antioksidan (IC<sub>50</sub>) maka produk salami semakin baik. Daya awet paling tinggi pada perlakuan P3 yaitu 192 jam atau 8 hari pada suhu kamar. Penggunaan tepung pati biji durian pada produk salami dapat digunakan sampai 30%.</p> <p><strong>Kata kunci</strong> : Biji durian, organoleptik, aktivitas antioksidan, awal kebusukan, salami</p> S.M. Sembor, H. Liwe, N.N. Lontaan, S.N. Rumerung Copyright (c) 2024 S.M. Sembor, H. Liwe, N.N. Lontaan, S.N. Rumerung https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/51627 Tue, 16 Jan 2024 00:00:00 +0800 Pengaruh penyimpanan pada suhu kamar terhadap kualitas internal telur burung puyuh (Coturnix coturnix japonica) yang diberikan ransum mengandung probiotik https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/50051 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyimpanan terhadap kualitas telur burung puyuh <em>(Cotunix coturnix japonica) </em>yang diberikan ransum mengandung probiotik. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah puyuh betina umur 6 bulan sebanyak 100 ekor. Menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan penyimpanan dan 4 ulangan, setiap ulangan terdiri dari 4 butir telur. Perlakuan yang digunakan adalah R0: dengan umur 0 hari; R3: dengan umur 3 hari; R6: dengan umur 6 hari; R9: dengan umur 9 hari; R12: dengan umur 12 hari; R15: dengan umur 15 hari. Data yang diperoleh dianalisis menggaunakan analisis of variance (ANOVA), jika mendapatkan hasil yang signifikan maka dilanjutkan dengan Uji Bedanyata Jujur (BNJ). Variabel yang diamati adalah indeks putih telur, indeks kuning telur, haugh unit, berat telur. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penyimpanan telur puyuh yang diberikan ransum mengandung probiotik di suhu ruang tidak mampu mempertahankan kualitas indeks putih telur, indeks kuning telur, dan haugh unit, berat telur.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: Kualitas telur puyuh, penyimpanan telur puyuh, probiotik</p> N.P.S. Dewi, L.J. Lambey, H.J. Manangkot, J.L.P. Saerang Copyright (c) 2024 N.P.S. Dewi, L.J. Lambey, H.J. Manangkot, J.L.P. Saerang https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/50051 Tue, 16 Jan 2024 00:00:00 +0800 Persentase karkas dan lemak abdomen ayam broiler fase akhir yang mengonsumsi air minum mengandung ekstrak rumput laut cokelat (Sargassum crassifolium) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/51426 <p>Penelitan ini bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan ekstrak rumput laut cokelat (<em>Sargassum crassifolium</em>) dalam air minum terhadap persentase karkas dan lemak abdomen ayam broiler fase akhir. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan berupa tingkat pemberian ekstrak rumput laut cokelat, yaitu 0%, 5% (0,18 g dalam 3 L air), 10% (0,37 g dalam 3 L air), 15% (0,56 g dalam 3 L air). Variabel yang diukur yaitu konsumsi ransum, konsumsi air minum, bobot karkas, persentase karkas, dan persentase lemak abdomen. Hasil analisis keragaman menunjukan bahwa perlakuan pemberian ekstrak rumput laut cokelat dalam air minum memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap konsumsi ransum, bobot karkas dan persentas karkas ayam broiler, namun berpengaruh secara nyata terhadap konsumsi air minum dan persentase lemak abdomen. Hasil uji lanjut Tukey untuk konsumsi air minum menunjukkan bahwa P0 berbeda tidak nyata dengan P1 dan P2 (P&gt;0,05), dan berbeda nyata lebih tinggi dengan P3 (P&lt;0,05), P1 berbeda sangat nyata lebih tinggi terhadap P3 (P&lt;0,01) tapi berbeda tidak nyata dengan P2 (P&gt;0,05), sedangkan P2 berbeda nyata lebih tinggi dengan P3 (P&lt;0,05). Uji lanjut Tukey terhadap persentase lemak abdomen menunjukan bahwa P0 berbeda nyata lebih tinggi dengan P1 (P&lt;0,05), dan berbeda sangat nyata lebih tinggi dengan P2 dan P3 (P&lt;0,01), P1 berbeda nyata lebih tinggi terhadap P3 (P&lt;0,05) tapi tidak dengan P2 (P&gt;0,05), dan P2 berbeda tidak nyata dengan P3 (P&gt;0,05). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan ekstrak rumput laut cokelat dalam air minum ayam broiler fase akhir dapat diberikan sampai 10% karena menghasilkan lemak abdomen yang rendah dan bobot karkas serta persentase karkas yang baik.</p> <p><strong>Kata kunci </strong>: Ayam broiler, <em>Sargassum crassifolium</em>, karkas, lemak abdomen</p> P.N. Karnoak, F.N. Sompie, Y.H.S. Kowel, V.G. Kereh Copyright (c) 2024 P.N. Karnoak, F.N. Sompie, Y.H.S. Kowel, V.G. Kereh https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/51426 Thu, 18 Jan 2024 00:00:00 +0800 Morfologi kelelawar (Chiroptera: Megachiroptera) di sekitar perkebunan Desa Sawangan Minahasa Utara https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/53037 <p>Sawangan merupakan desa Wisata Budaya Nasional dengan objek wisata budaya Taman Purbakala Waruga. Terletak di kaki gunung klabat yang menyimpan keanekaragaman satwa liar termasuk kelelawar. Kelelawar berfungsi sebagai penyebar biji-bijian dan sebagai pollinator buah-buahan yang bernilai ekonomis, namun kelelawar dimanfaatkan sebagai bahan pangan oleh sebagian orang. Berdasarkan hasil diskusi dengan warga desa Sawangan bahwa kelelawar dijadikan bahan pangan oleh sebagian masyarakat juga diperdagangkan oleh beberapa pemburu di desa untuk memenuhi kebutuhan ekonomi yang menyebabkan aktivitas berburu terus dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi jenis-jenis kelelawar endemik Sulawesi yang dijadikan bahan pangan oleh sebagian masyarakat di desa Sawangan. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan. Metode yang digunakan yaitu observasi dengan mendatangi para pemburu ketika mereka berburu. Variabel morfologi yang diukur yaitu bobot badan, morfometri tubuh dan ciri-ciri fisik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan morfologi kelelawar pemakan buah yang teridentifikasi ada lima jenis yaitu <em>Rousettus amplexicaudatus, Rousettus celebensis, Nytimene cephalotes, Cynopterus minutus </em>dan <em>Thoopterus nigrencens.</em> Kesimpulan hasil penelitian ini yaitu dari kelima jenis kelelawar yang teridentifikasi, dua jenis endemik Pulau Sulawesi dan Maluku yaitu <em>R</em><em>.celebensis</em> dan <em>T</em><em>.</em><em> nigrencens</em><em>.</em></p> <p><strong>Kata kunci<em>:</em></strong> morfologi, kelelawar, Sawangan</p> T.A. Ransaleleh, M. Kawatu, I. Wahyuni, J. Onibala, P. Kambey Copyright (c) 2024 T.A. Ransaleleh, M. Kawatu, I. Wahyuni, J. Onibala, P. Kambey https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/53037 Fri, 19 Jan 2024 00:00:00 +0800 Kelas mutu sapi betina Peranakan Ongole berdasarkan uji performa kuantitatif pada sistem pemeliharaan tradisional di Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/52399 <p> </p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelas mutu sapi betina Peranakan Ongole (PO), yang dipelihara secara tradisional melalui uji performa kuantitatif. Pengamatan ini dilakukan di beberapa desa di Kecamatan Kawangkoan, yaitu Desa Kanonang 3, Tondegesan Satu, dan Tondegesan Dua. Penelitian ini menggunakan metode survei, dimana terdapat 30 ekor sapi PO betina berumur 24-36 bulan yang dijadikan sebagai materi sampel. Penentuan sampel dilakukan dengan <em>purposive sampling</em>. Data observasi dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif komparatif. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah penampilan kuantitatif lingkar dada (LD), panjang badan (PB), tinggi pundak (TP), dan berat badan (BB) sapi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja kuantitatif sapi PO yang terdiri dari LD, PB, dan TP secara berturut-turut adalah 162,8 cm, 145,4 cm, dan 137,5 cm. Sedangkan rata-rata berat badan adalah 344,9 kg. Performa tersebut menunjukkan bahwa sapi betina PO dalam penelitian ini termasuk dalam kelas mutu I berdasarkan rekomendasi Standar Nasional Indonesia (SNI) 7651.5:2015. Disimpulkan bahwa performa kuantitatif sapi betina PO di Kecamatan Kawangkoan walaupun sistem pemeliharaan masih bersifat tradisional namun memenuhi kelas mutu I berdasarkan Standar Nasional Indonesia.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>performa kuantitatif, sapi PO betina, sistem pemeliharaan tradisional.</p> K.N. Salem, A.F. Pendong, M.R. Waani Copyright (c) 2024 K.N. Salem, A.F. Pendong, M.R. Waani https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/52399 Thu, 25 Jan 2024 00:00:00 +0800 Pengaruh kepadatan ternak burung puyuh (Coturnix coturnix japonica) dalam kandang terhadap produktivitas telur https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/52539 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kepadatan ternak burung puyuh dalam kandang terhadap produktivitas telur. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2023 sampai 29 Juni 2023 di Peternakan Burung Puyuh di Desa Winetin, Kecamatan Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 (empat) perlakuan dan 4 (empat) ulangan. Sebagai perlakuan kepadatan ternak 10 ekor, 15 ekor, 20 ekor dan 25 ekor dengan luas kandang masing-masing 60 cm x 50 cm. Variabel yang diamati adalah umur awal bertelur (hari), puncak produksi (hari), produksi telur (%) dan berat telur (gr). Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan Analisis Sidik Ragam. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa umur awal bertelur pada burung puyuh dengan kepadatan ternak 25 ekor lebih cepat bertelur, serta mengasilkan produksi telur dan berat telur yang baik. Puncak produksi paling cepat terjadi pada hari ke 81 yaitu pada perlakuan kepadatan ternak 10, 15 dan 20 ekor.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: Burung puyuh, kepadatan ternak, produktivitas telur</p> M. Datulangngan, L.J. Lambey, L.M.S. Tangkau Copyright (c) 2024 M. Datulangngan, L.J. Lambey, L.M.S. Tangkau https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/52539 Fri, 26 Jan 2024 00:00:00 +0800 Analisis pertumbuhan beberapa jenis sorgum hasil mutasi radiasi fase hard dough sebagai pakan ternak ruminansia https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/52547 <p><strong> </strong></p> <p>Tanaman sorgum (<em>Sorghum bicolor </em>L. Moench) berpotensi menjadi hijauan pakan masa depan karena tahan terhadap kekeringan, memiliki kualitas hampir setara dengan jagung, produksi dan kualitasnya relatif tinggi serta dapat diratun. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakter agronomi beberapa varietas sorgum sebagai pakan ruminansia. Percobaan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 varietas sorgum dan 5 ulangan. Varietas sorgum yang digunakan yaitu Samurai 1, Samurai 2, Pahat dan BMR Patir 37. peubah yang diamati menyangkut karakter agronomi terukur melalui tinggi tanaman, panjang batang, panjang malai, panjang daun dan lebar daun. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa varietas memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P&lt;0,01) terhadap tinggi tanaman, panjang batang, panjang malai, panjang daun dan lebar daun. Uji beda nyata jujur (BNJ) menunjukkan bahwa varietas sorgum Samurai 1 menghasilkan tinggi tanaman, panjang batang, panjang malai, panjang daun dan lebar daun yang lebih tinggi dari varietas Samurai 2, Pahat dan BMR Patir 37. Disimpulkan bahwa varietas sorgum Samurai 1 sebagai pakan ternak ruminansia lebih unggul secara karakter agronomi.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: agronomi, karakteristik, pakan, rumnansia, sorgum.</p> S.S. Malalantang, M.M. Telleng, S.A.E. Moningkey, N.H.W. Tuwaidan, N.J. Kumajas Copyright (c) 2024 S.S. Malalantang, M.M. Telleng, S.A.E. Moningkey, N.H.W. Tuwaidan, N.J. Kumajas https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/52547 Sun, 28 Jan 2024 00:00:00 +0800 Fitoremediasi tanaman kiambang (Salvinia molesta) pada pengolahan limbah cair peternakan babi https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/52512 <table> <tbody> <tr> <td> <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas fitoremediasi tanaman kiambang dalam mereduksi limbah cair peternakan babi. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu Faktor A penggunaan aerator dan non aerator dan Faktor B perlakuan level penutupan tanaman 50% dan 100%, dengan 5 (lima) ulangan. Variabel yang diamati yaitu BOD, DO, TDS, Fosfat dan Nitrat (NO<sub>3</sub>). Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa penggunaan aerator, level penutupan dan interaksi antara aerasi dan level penutupan memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P&lt;0,01) terhadap nilai BOD, DO, TDS, fosfat dan Nitrat. Uji lanjut BNJ menunjukkan bahwa penggunaan aerator dengan level penutupan 50% memberikan nilai BOD, TDS, Fosfat dan Nitrat yang sangat nyata (P&lt;0,01) lebih tinggi dari penggunaan aerator dengan level penutupan 100%, dan tanpa aerator dengan level penutupan 50% dan 100% tanpa aerator. Hal ini mengindikasikan bahwa efektifitas penggunaan tanaman Kiambang dengan penutupan 100% dan 50% tanpa aerator mampu menurunkan nilai BOD, TDS, Fosfat, Nitrat dan menaikan nilai DO dibandingkan perlakuan penutupan 100% dan 50% menggunakan aerator. Disimpulkan bahwa fitoremediasi tanaman Kiambang <em>(Salvinia Molesta) </em>dengan level penutupan 50% dan 100% tanpa aerator lebih efektif menurunkan nilai BOD, TDS, Fosfat dan Nitrat dan menaikan nilai DO limbah cair peternakan babi.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: Fitoremediasi, kiambang, limbah cair</p> <p> </p> <p> </p> <p> </p> <p><strong> </strong></p> </td> </tr> </tbody> </table> <p> </p> V.R.W. Rawung, P.R.R.I. Montong, G.D. Lenzun, M.Th.R. Lapian Copyright (c) 2024 V.R.W. Rawung, P.R.R.I. Montong, G.D. Lenzun, M.Th.R. Lapian https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/52512 Mon, 29 Jan 2024 00:00:00 +0800 Efek pemberian tepung daun melinjo (Gnetum gnemon, L) dalam pakan ayam pedaging terhadap persentase karkas dan lemak abdominal https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/54103 <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tepung daun melinjo tua yang diberikan dalam pakan ayam pedaging terhadap prosentase karkas dan lemak abdominal. Komposisi zat-zat makanan melinjo yaitu protein 11, 06%, lemak 6,18%, serat kasar 33,42%, Ca 1,82%, P 0,38%, GE 2554 Kkal/Kg. Waktu penelitian selama 35 hari menggunakan 64 ekor ayam pedaging strain <em>Arbor Arcess</em> SR 707. Makanan dan minuman diberikan secara <em>ad libitum</em> dengan parameter yang diukur adalah konsumsi pakan, bobot hidup, prosentase karkas dan lemak abdominal. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan yaitu R0 = pakan basal tanpa tepung daun melinjo, R1 = pakan basal + 4% tepung daun melinjo tua, R2 = pakan basal + 8% tepung daun melinjo tua dan R3 = pakan basal + 12% tepung daun melinjo tua. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang sangat nyata (P &lt; 0,01) terhadap konsumsi ransum, bobot hidup, prosentase karkas dan lemak abdominal. Kesimpulannya, penggunaan daun melinjo yang terbaik adalah pada ransum perlakuan R1 yaitu 4 % tepung daun melinjo tua.</p> <p><strong>Kata kunci</strong> : Karkas, lemak abdominal, tepung daun melinjo</p> N.L. Wuntu, M.N. Regar, J. Rarumangkay, S.N. Rumerung Copyright (c) 2024 N.L. Wuntu, M.N. Regar, J. Rarumangkay, S.N. Rumerung https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/54103 Wed, 31 Jan 2024 00:00:00 +0800 Strategi mitigasi gas metan pada ternak ruminansia. Review https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/54171 <p>Artikel review ini bertujuan mengevaluasi pilihan-pilihan yang telah terbukti memitigasi emisi enterik CH<sub>4</sub> ternak ruminansia. Metan (CH<sub>4</sub>) merupakan gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan dan dilepaskan melalui eruktasi ke atmosfer dalam volume yang besar oleh ternak ruminansia. Enterik CH<sub>4</sub> berkontribusi signifikan terhadap emisi GRK global yang dihasilkan dari peternakan. Emisi metan global dari fermentasi enterik pada tahun 2020 menyumbang 68,3%, dengan kontribusi peternakan sekitar 90% dari total emisi tersebut (Galati <em>et al</em>., 2023). Emisi enterik CH<sub>4</sub> pada ternak ruminansia telah menarik banyak perhatian karena dampaknya terhadap GRK. Mengurangi emisi enterik CH<sub>4</sub> dari produksi ternak ruminansia merupakan salah satu langkah yang strategis untuk membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5°C pada tahun 2050. Karena pemanasan global merupakan kekhawatiran utama maka minat terhadap strategi mitigasi gas CH<sub>4</sub> yang berasal dari ternak ruminansia telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Strategi mitigasi melibatkan intervensi nutrisi, konsumsi bahan kering, profil dan kualitas pakan, interaksi antara mikroba serta ekologi rumen yang mempengaruhi emisi CH<sub>4 </sub>berdampak signifikan terhadap produksi CH<sub>4</sub>. Kesimpulan: mengembangkan strategi mitigasi gas CH<sub>4</sub> yang efisien dan efektif sekaligus meningkatkan produktivitas ternak ruminansia merupakan hal yang sangat penting untuk dicapai secara berkelanjutan. Emisi gas CH<sub>4</sub> ternak ruminansia memiliki konsekuensi dibandingkan spesies ternak lainnya karena aktivitas fermentasi yang lebih tinggi terutama enterik CH<sub>4</sub>.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: Enterik metan, metabolit sekunder, pakan ternak, perubahan iklim</p> N.W.H. Tuwaidan, E.H.B. Sondakh, C.L. Kaunang Copyright (c) 2024 N.W.H. Tuwaidan, E.H.B. Sondakh, C.L. Kaunang https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/54171 Wed, 31 Jan 2024 00:00:00 +0800 Penampilan sifat kualitatif sapi pejantan peranakan ongole di Kecamatan Kawangkoan dan Tompaso Barat https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/54269 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengukur penampilan sifat kualitatif sapi pejantan peranakan ongole di Kecamatan Kawangkoan dan Tompaso Barat. Penelitian ini menggunakan data 60 ekor sapi pejantan peranakan ongole dengan kisaran umur 1,5 tahun yang ada di Kecamatan Kawangkoan dan Tompaso Barat. Variabel penelitian yaitu pusaran rambut, warna bulu, warna kaoskaki, warna cermin pantat, dan tanduk kemudian dihitung persentasenya. Hasil penelitian menunjukkan pusaran rambut <em>(pulis)</em> lengkap 100% dan tidak lengkap 0%, warna bulu putih 67% dan putih keabu-abuan 33%, warna moncong putih 0% dan hitam 100%, warna kaoskaki putih 67% dan putih keabu-abuan 33%, warna cermin pantat putih 67 % dan putih keabu-abuan 33%, dan tanduk ada 100% tidak 0%. Dapat disimpulkan bahwa penampilan kualitatif pada sapi pejantan peranakan ongole (PO) di Kecamatan Kawangkoan dan Tompaso Barat memiliki karakter bersifat monomorfik atau seragam, bermanfaat untuk peningkatan mutu populasi yang berkelanjutan.</p> <p><strong>Kata kunci</strong> : Sifat kualitatif, peranakan ongole, penampilan</p> D.M. Mawitjere, J.R. Bujung, A. Lomboan, J.F. Paath, L.R. Ngangi Copyright (c) 2024 D.M. Mawitjere, J.R. Bujung, A. Lomboan, J.F. Paath, L.R. Ngangi https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/54269 Fri, 02 Feb 2024 00:00:00 +0800 Performans itik raja dan itik ratu fase starter yang dipelihara intensif di musim basah https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/52857 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsumsi ransum, pertambahan berat badan, konversi ransum, bobot badan awal dan bobot badan akhir itik jantan (Raja) dan itik betina (Ratu) fase starter yang dipelihara intensif di musim basah. Untuk melihat performa / kinerja antara kelompok itik jantan (Raja) dan itik betina (Ratu), data penelitian terlebih dulu ditabulasi menggunakan Excell, kemudian dianalisis secara deskriptif dilanjutkan dengan pengujian T-student secara berpasangan menggunakan aplikasi SAS versi 10. Hasil analisis memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan sangat nyata (P&lt;0,01) pada rataan konsumsi ransum, pertambahan berat badan, konversi ransum dan bobot badan akhir antara itik jantan dan itik betina fase starter di musim basah, namun tidak pada bobot badan awal; untuk itik Raja, rata-rata konsumsi ransum 572,59 (SE 9,56) g/ekor/minggu, pertambahan berat badan 179,75 (SE 0,19) g/ekor/minggu, konversi ransum 3,186 (SE 0,05), berat badan awal 42,60 g/ekor (SE 0,16) dan bobot badan akhir 1.480,60 (SE 1,50) g/ekor, sedangkan itik Ratu, rata-rata konsumsi ransum510,33 (SE 1,98) g/ekor/minggu, pertambahan berat badan 149.98 (SE 0,24) g/ekor/minggu, konversi ransum 3,40 (SE 0,01), bobot badan awal 42,20 (SE 0,13) g/ekor dan bobot badan akhir 1.241,60 (SE 3,45) g/ekor. Temperatur kandang di siang hari selama penelitian berkisar 26-34<sup>o</sup>C dengan rata-rata 30,93<sup>o</sup>C dan temperature kandang yang tinggi tidak membuat itik-itik penelitian panting. Disimpulkan bahwa, performans itik Raja lebih tinggi dari itik Ratu pada fase starter, namun keduanya menunjukan efisiensi penggunaan ransum yang cukup baik dan itik Raja umur 8 minggu sudah memungkinkan dijadikan itik pedaging karena berat badan rata-rata hampir 1,5 kg/ekor. </p> <p><strong>Kata kunci: </strong>performans, itik Raja, itik Ratu, Fase starter, musim basah.</p> E.S. Tangkere, J.H.W. Ponto, A. Rumambi, M.D. Rotinsulu, B.J. Takaendengan Copyright (c) 2024 E.S. Tangkere, J.H.W. Ponto, A. Rumambi, M.D. Rotinsulu, B.J. Takaendengan https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/52857 Fri, 02 Feb 2024 00:00:00 +0800 Karakterisasi lalat pada kuda di Kecamatan Tompaso Barat Kabupaten Minahasa https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/51678 <p> </p> <p>Penelitian karakterisasi lalat pada kuda di kecamatan Tompaso Barat kabupaten Minahasa ini bertujuan untuk melihat karakterisasi lalat yang ada pada kuda berdasarkan cara pemeliharaan yang dikandangkan dan diumbaran, berdasarkan umur dan jenis kelamin. Penelitian ini dilakukan pada 20 ekor kuda. Pengamatan langsung di lokasi yang ditentukan dengan menangkap lalat yang hinggap di tubuh dan di sekitar ternak kuda dengan menggunakan jarring penangkap (trap net) dan perangkap yang dilakukan pada pagi dan sore hari. Variabel yang diamati adalah lalat pada kuda yang dikandangkan dan yang tidak dikandangkan (diumbaran/Kebun), Lalat pada kuda berdasarkan jenis kelamin, lalat pada kuda berdasarkan umur kuda. Data yang diperoleh dianalisa dengan metode deskripsi kuantitatif. Berdasarkan hasil pengamatan morfologi lalat yang ada pada dua tempat yang berbeda tidak memiliki perbedaan yang mencolok karena jenis lalatnya sama, hanya pada jumlah populasi lalat yang berbeda pada dua tempat penelitian. Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukan penelitian terhadap karakteristik lalat pada kuda dikecamatan Tompaso Barat. Jenis lalat yang ditemukan pada kuda di lokasi penelitian adalah <em>musca domestica, stomoxys calsitrans dan tabanus sp</em> yang terdapat pada kuda yang dikandangkan dan tidak dikandangkan (diumbar). Infestasi lalat tertinggi pada kuda yang tidak dikandangkan, pada umur 3-5 tahun dan jenis kelamin betina .Kelimpahan jenis lalat yang paling dominan pada dua lokasi ini lalat, <em>musca domestika </em>64,97%<em>, dibandingkan dengan Stomoxys calsitrans </em>27,88 %<em> dan Tabanus sp </em>7,17%.</p> <p><strong>Kata Kunci : </strong>Karakteristik, lalat, kuda, umur, jenis kelamin</p> S.H. Turangan, L.R. Ngangi, S. Sane, F.J. Nangoy Copyright (c) 2024 S.H. Turangan, L.R. Ngangi, S. Sane, F.J. Nangoy https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/51678 Sat, 10 Feb 2024 00:00:00 +0800 Evaluasi mutu sensorik, berat jenis, lemak, dan protein susu kambing sapera di Peternakan Kambing Perah Alam Farm Manglayang Kecamatan Cilengkrang Kabupaten Bandung https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/54112 <p>Susu segar yang baik untuk dikonsumsi dalam hal kandungan gizi dan keamanan pangan harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku. Kualitas susu sangat ditentukan oleh komponen zat yang terdapat di dalam susu diantaranya dengan mengetahui mutu sensorik, fisik dan kimia pada susu tersebut. Penelitian mengenai evaluasi mutu sensorik, fisik dan kimia Susu Kambing Sapera di Peternakan Kambing Perah Alam Farm Manglayang Kecamatan Cilengkrang Kabupaten Bandung telah dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2022. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi mutu susu secara sensorik (warna, aroma, dan rasa), fisik (berat jenis) dan kimia (lemak dan protein) pada kambing Sapera laktasi dua. Penelitian ini menggunakan metode analisis data deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu sensorik susu Kambing Perah Sapera pada laktasi dua berwarna putih kekuningan, aroma khas susu, rasa manis khas susu, mutu fisik yaitu berat jenis (BJ) susu 1,027 g/mL, mutu kimia susu kambing perah Sapera pada laktasi dua yaitu kadar lemak 4,82% dan protein 2,86%. Kesimpulan adalah pengujian mutu sensorik, fisik, dan kimia pada susu Kambing Sapera laktasi-2 menghasilkan berwarna putih kekuningan, aroma khas susu, rasa manis khas susu, berat jenis susu (BJ) 1,027 g/mL, kadar lemak 4,82% dan protein 2,86% masih dalam kategori normal</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: susu, sensorik, berat jenis, lemak, protein</p> R.F. Christi, E. Wulandari, A.F. Prasetya Copyright (c) 2024 R.F. Christi, E. Wulandari, A.F. Prasetya https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/54112 Mon, 12 Feb 2024 00:00:00 +0800 Pengujian daya kecambah benih sorgum varietas Numbu dengan metode priming menggunakan urin kelinci https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/54358 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya kecambah benih sorgum varietas Numbu dengan metode <em>priming </em>benih menggunakan urin kelinci. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan perendaman dalam urin kelinci yaitu: 0 jam, 1 jam, 3 jam, 6 jam, 9 jam dan 12 jam. Analisis data menggunakan analisis varians untuk mengetahui perbedaan perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa <em>priming </em>menggunakan urin kelinci memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P&lt;0,05) terhadap persentase perkecambahan (87,20%), rata-rata laju perkecambahan (39,75), indeks kecepatan berkecambah (73,71), panjang kecambah (74,92 mm), panjang daun (195,40 mm). Hasil analisis menunjukkan <em>priming</em> dengan urin kelinci memberikan pengaruh berbeda nyata (P&lt;0,05) terhadap persentase perkecambahan, rata-rata laju perkecambahan, indeks kecepatan berkecambah, panjang kecambah dan panjang daun. Kesimpulan pada penelitian ini ialah waktu <em>priming </em>yang paling optimum memberikan pengaruh terhadap perkecambahan benih sorgum, dimana untuk persentase perkecambahan dan indeks kecepatan berkecambah yang tertinggi pada perlakuan dengan waktu <em>priming</em> 3 jam, untuk rata-rata laju perkecambahan, panjang kecambah dan panjang daun yang tertinggi adalah perlakuan dengan waktu <em>priming </em>6 jam.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> priming, sorgum, perkecambahan, urin kelinci </p> A. Rumambi, C.L. Kaunang, N. Kumajas Copyright (c) 2024 A. Rumambi, C.L. Kaunang, N. Kumajas https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/zootek/article/view/54358 Sun, 18 Feb 2024 00:00:00 +0800