Mitigasi Risiko Bencana Banjir di Kota Makassar

Anastasia Bongi, Octavianus H.A Rogi, Rieneke L.E Sela

Abstract


Indonesia merupakan negara yang sering terjadi bencana di mana salah satunya bencana banjir dan salah satu wilayah yang rawan bencana banjir adalah Kota Makassar (BNPB, 2016). Berdasarkan BMKG Kota Makassar kriteria curah hujan Kota Makassar dikategorikan sangat lebat. Secara geomorfologi Makassar merupakan daerah resapan dengan kerucut gunung api yang mengelilingi dan memanjang di sepanjang jalur utara-selatan melewati puncak Gunung Lompobatang, sehingga daerah Makassar mempunyai potensi air tanah yang besar. Kota Makassar tidak lepas dari permasalahan banjir. Kurangnya area penghijauan serta area rawa yang sebagai tempat penampungan air hujan sudah berubah ahli fungsi lahan menjadi area perumahan, perdagangan dan jasa. Terkadang pembangunan yang dilakukan memberikan dampak yang merugikan, salah satunya menimbulkan dampak banjir. Mitigasi yang dilakukan di Kota Makassar belum cukup tanggap terhadap bencana banjir karena masih cukup banyak kerugian akibat bencana tersebut, maka dari itu diperlukan mitigasi terkait kebijakan agar dapat mengurangi risiko (kerugian) pada saat terjadi bencana. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tingkat risiko bencana banjir berdasarkan 3 aspek (ancaman, kerentanan, kapasitas) dan merumuskan kebijakan mitigasi risiko bencana banjir berdasarkan aspek tingkat risiko. Penelitian ini menggunakan analisis dengan metode penelitian kuantitaif dengan pendekatan deskriptif. Analisis dilakukan berdasarkan PERKA BNPB No. 02 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana. Hasil penelitian ini yaitu didapatkan 133 kelurahan tingkat risiko tinggi, 4 kelurahan tingkat risiko sedang dan 2 kelurahan tingkat risiko rendah. Perumusan kebijakan dilakukan berdasarkan tingkat risiko dengan memeprhatikan kontributor utamanya (kerentanan) yang di bagi pada masing-masing kelurahan.

KATA KUNCI: Mitigasi, Bencana Banjir, Tingkat Risiko

Indonesia is a country with frequent disasters, one of which is flood disaster and one of the areas prone to flooding is Makassar City (BNPB, 2016). Based on the BMKG Makassar City, the rainfall criteria for Makassar City are categorized as very heavy. Geomorphologically, Makassar is a catchment area with volcanic cones that surround and extend along the north-south route past the summit of Mount Lompobatang, so that the Makassar area has great groundwater potential. Makassar City cannot be separated from flood problems. The lack of greening areas and swamp areas that serve as rainwater reservoirs have turned land function experts into housing, trade and service areas. Sometimes the construction carried out has an adverse impact, one of which is the impact of flooding. Mitigation carried out in Makassar City is not sufficiently responsive to flood disasters because there are still quite a lot of losses due to the disaster, therefore mitigation is needed related to policies in order to reduce risks (losses) when a disaster occurs. The purpose of this research is to analyze the level of flood risk based on 3 aspects (threat, vulnerability, capacity) and formulate a flood disaster risk mitigation policy based on the risk level aspect. This research uses analysis with quantitative research methods with a descriptive approach. The analysis was carried out based on PERKA BNPB No. 02 of 2012 concerning General Guidelines for Disaster Risk Assessment. The results of this study were 133 high-risk sub-districts, 4 medium-risk sub-districts and 2 low-risk sub-districts. The formulation of policies is carried out based on the level of risk by taking into account the main contributor (vulnerability) which is divided into each sub-district.

Keyword: Mitigation, Flood Disaster, Risk Level


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.35793/sabua.v9i1.31720

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Alamat redaksi:

Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota (PWK), Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik - Universitas Sam Ratulangi, Manado - Sulawesi Utara