POLA KOMUNIKASI KEPALA ADAT DALAM MELESTARIKAN BAHASA MONGONDOW PADA MASYARAKAT DI KECAMATAN TUTUYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR
Abstract
Bagi masyarakat daerah, melestarikan sebuah Bahasa merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga keunikan sebuah bangsa, dandalam upaya untuk menjaga kelestarian budaya Bahasa, kita hanya perlu untuk membiasakan diri dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa daerah yang kita tinggali. Disamping dari itu kita memerlukan seorang tokoh Adat yang kredibel dalam menyelenggarakan pelestarian budaya dalam hal ini budaya Bahasa. Tolok ukur berkembang dan terpeliharanya sebuah Bahasa tergantung dari peran tokoh Adat tersebut bagaimana metodenya dalam memelihara dan mempertahankan sebuah Bahasa di daerahnya. Kalau perannya tidak terlihat maka yang akan terjadi adalah budaya Bahasa pasti akan memudar sesuai dengan berjalannya waktu dan seiring dengan kikisan era modern yang kian menghantui kita setiap saat. Maka dari itu perlu adanya tindakan taktis, intensif, dan relevan dengan situasi yang sedang terjadi, dalam hal meningkatkan dan membiasakan berinteraksi menggunakan Bahasa Mongondow dalam berkomunikasi antara tokoh Adat dengan masyarakat, masyarakat dengan tokoh Adat maupun antara masyarakat dengan masyarakat. Cara inilah yang diistilahkan saling membagi makna. Seseorang yang lain sebagai obyek akan bertindak sesuai dengan makna yang diberikan oleh orang lain (subyek) kepadanya. Semua cara ini termanifestasi dalam sebuah teori yang disebut sebagai interaksi simbolik. Maka dari itu esensi dalam pelestarian sebuah bahasa adalah dengan menciptakan pola komunikasi yang tepat dalam upaya untuk memelihara budaya Bahasa agar tetap terpelihara kedepannya.
Kata Kunci : Pola Komunikasi
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.