PERANAN KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA DI KABUPATEN MINAHASA

Mariam Sondakh

Abstract


Kenakalan remaja sudah menjadi gaya hidup anak muda dewasa ini, hal ini disebabkan faktor keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Tentunya sangatlah merugikan karena generasi muda merupakan tulang punggung bangsa dan negara. Pemerintah, guru khususnya orang tua mempunyai peranan penting dalam mengatasi kenakalan remaja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam proses komunikasi keluarga dalam mengatasi kenakalan remaja di Kabupaten Minahasa. dengan melibatkan 26 informan orang tua dan anak perwakilan dari lima kecamatan sebagai sumber data dan informasi utama penelitian.
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, dan pengamatan berperan serta, dengan menggunakan teori fenomenologi dari Afreed Shutz. Fenomena yang diteliti diidentifikasikan dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut: (1) Apa motif komunikasi keluarga dalam mengatasi kenakalan remaja; (2) bagaimana intensitas komunikasi keluarga dengan anak dalam mengatasi kenakalan remaja;(3) apa saja hambatan-hambatan yang ditemui orang tua dengan anak dalam berkomunikasi untuk mengatasi kenakalan remaja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan komunikasi keluarga dalam mengatsi kenakalan remaja di Kabupaten Minahasa didasarkan pada motif “Untuk (orientasi masa depan) adalah membangun hubungan dengan anak lewat keingintahuan dan tanggung jawab orang tua. dan motif “Karena”(orientasi masa lalu) kebutuhan dan keharusan. Pola komunikasi yang digunakan adalah: (1) pola asuh otoritatif memiliki karakteristik intensitas tinggi akan kasih sayang; (2) pola asuhotoritarian bersifat membatasi, membetengi untuk mengikuti aturan yang ditetapkan: (3) pola asuh memanjakan, orang tua sangat jarang membatasi perilaku anak dan (4) pola asuh mengabaikan orang tua tidak terlibat dalam kehidupan anak karena cenderung lalai dan masa bodoh akibat faktor ekonomi dan perceraian. Keempat pola asuh yang diterapkan masih kurang efektif karena kenyataan masih ada anak yang masih nakal. Kesimpulan penelitian ini menyatakan bahwa pola asuh yang memiliki karakteristik kombinasi antara tingginya intensitas pemberian kehangatan oleh keluarga, keterlibatan orang tua, rendahnya kekakuan (strictness), situasional dan kontekstual terhadap kondisi anak, serta tidak terpaku pada satu jenis karakteristik pola asuh tertentu. Dengan demikian pola asuh yang tepat, hasil berupa kenakalan remaja, penyimpangan perilaku, delinquen dapat di atasi karena orang tua dan anak merasa dilibatkan. Serta orang tua dan anak bisa saling memberi perhatian lebih satu sama lain.
Keywords : Peranan; Komunikasi; Keluarga; Kenakalan Remaja

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.