PEMANFAATAN MEDIA ALTERNATIF STUDI PENOLAKAN PERTAMBANGAN BIJI BESI DI PULAU BANGKA, LIKUPANG TIMUR, KABUPATEN MINAHASA UTARA
Abstract
Pertambangan, di Sulawesi Utara bukanlah hal baru. Terbukti, seluas 448.938 hektar lahan diperuntukkan untuk industri ini dengan dalih kesejahteraan masyarakat. Luas ini setara dengan hampir 30 % wilayah seluruh provinsi Sulawesi Utara yang mencapai 1.536.400 hektar.
Tak semua warga setuju, di pulau Bangka, Likupang, Minahasa Utara, sejak tahun 2011 mereka terus menolak pertambangan biji besi di pulaunya. Bersama dengan aktivis lingkungan yang tergabung dalam Koalisi Save Bangka Island mereka terus memprotes. Beragam cara dilakukan, membuat media alternatif salah satunya. Media alternatif merupakan ragam saluran atau media yang menyampaikan pesan-pesan kelompok minoritas dan termarginalkan dan yang tidak terakomodir oleh media mainstream serta memiliki kepentingan yang bertentangan dengan kaum penguasa.
Berbagai media alternatif yang digunakan dalam menyampaikan pesan penolakan pertambangan biji ini ialah facebook, kaos & spanduk, musik, serta petisi online.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif denagn pendekatan fenomenologi. Hasil Penelitian menemukan bahwa pemanfaatan media alternatif yang digunakan dalam menyampaikan pesan penolakan pertambangan biji besi ini belumlah maksimal, karena keterlibatan warga dalam berbagai media alternatif barulah sekedar menjadi objek, belum menjadi subjek media alternatif itu sendiri.
Hal yang dapat disarankan agar tujuan dibentuknya media alternatif dapat tercapai dalam merubah kebijakan, sosial, hingga budaya, warga tak hanya sekedar menjadi objek dalam setiap media alternative yang dibentuk, namun haruslah menjadi subjek yang terlibat dalam berbagai pengelolaan pesan-pesan melalui media alternatif.
Kata kunci: media alternatif, pendekatan fenomenologi, pertambangan
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.