Prevalensi Penurunan Visus pada Siswa Berkebutuhan Khusus di SLB Kasih Angelia Kota Bitung Tahun Ajaran 2017/2018

Junifer M.L. Dalope, Josefien Saerang, Vera Sumual

Abstract


Abstract: Untreated visual disorder can result in mild to severe visual problems, and even blindness. This study was aimed to determine the prevalence of decreased visus in students with special needs in SLB Kasih Angelia Bitung of academic year 2017/2018. This was a descriptive prospective study. There were 61 students with special needs in this study. Of the total 61 students, 29 students had decreased vision and 32 students had normal visus. Refractive anomaly cases were higher in males versus females, and dominated by age group of 16-20 years. The prevalences of hypermetropia, astigmatism, myopia, and multiple refractive anomalies disorders were 31% (9 students), 27.6% (8 students), 20.7% (6 students), 20.7% (6 students) respectively. Conclusion: Decreased visus due to refractive anomalies were more prevalent in male students, age group of 16-20 years, and in students with deaf disability. Hypermetropia was the most common type of refractive anomalies.

Keywords: decreased vision, refractive anomaly

 

Abstrak: Gangguan penglihatan yang tidak dikoreksi dapat mengarah kelainan visus ringan sampai berat, bahkan sampai mengalami kebutaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi penurunan visus pada siswa berkebutuhan khusus di SLB Kasih Angelia Kota Bitung tahun ajaran 2017/2018. Jenis penelitian ialah deskriptif prospektif. Terdapat 61 siswa berkebutuhan khusus dalam penelitian ini. Di antaranya terdapat 29 siswa yang mengalami penurunan visus (kelainan refraksi) dan 32 siswa lainnya memiliki visus normal. Kelainan refraksi lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibandingkan perempuan dan didominasi oleh kelompok usia 16-20 tahun. Prevalensi hipermetropia, astigmatisma, miopia, dan kelainan refraksi ganda secara berturut-turut ialah 31% (9 siswa), 27,6% (8 siswa), 20,7% (6 siswa), dan 20,7% (6 siswa). Simpulan: Penurunan visus seperti kelainan refraksi lebih banyak didapatkan pada siswa laki-laki, kelompok usia 16-20 tahun, dan pada jenis kecacatan tunarungu. Hipermetropia merupakan jenis kelainan refraksi yang paling banyak ditemukan.

Kata kunci: penurunan visus, kelainan refraksi


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.35790/ecl.v5i2.18455

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 
View eCliniC Stats