Tarian Adat Kabela Daerah Bolaang Mongondow Dalam Kartu Augmented Reality
Abstract
Abstrak — Daerah Bolaang Mongondow merupakan salah satu daerah dari Provinsi Sulawesi Utara yang memiliki identitas tersendiri berupa tarian adat. Salah satunya yaitu tarian adat kabela. Seiring dengan perkembangan zaman modern yang semakin luas, kebudayaan di daerah Bolaang Mongondow mulai terkikis dengan budaya-budaya yang berasal dari luar daerah bahkan dari luar negeri karena kurangnya media yang disediakan.
Dalam melestarikan budaya yang berada di daerah Bolaang Mongondow lebih khusus untuk tarian adat, maka penulis ingin memperkenalkan kembali tarian adat kabela kepada masyarakat dengan memanfaatkan teknologi AR sebagai media pendukung yang lebih menyenangkan. Output dari penelitian ini berupa aplikasi khusus platform android yang diberi nama “AR Kabela”. Penelitian ini menggunakan metode MDLC (Multimedia Development Life Cycle) dengan beberapa tahapan yang harus dilakukan seperti concept, design, material collecting, assembly, testing dan distribution.
Dari hasil penelitian ini diperoleh sebuah aplikasi augmentaed reality berbasis android yang memberikan informasi tentang gerakan-gerakan pada tarian adat kabela daerah Bolaang Mongondow. Pada hasil pengujian marker, system berhasil melakukan pendeteksian objek animasi 3D dengan jarak pendeteksian minimum 10 cm dan maximum 112cm pada cahaya matahari dengan intensitas cahaya 2871 lux. Untuk cahaya lampu putih 25 watt dengan intensitas cahaya 36 lux system berhasil melakukan pendeteksian objek animasi 3D dengan jarak pendeteksian minimum 10 cm dan maximum 90cm. Aplikasi ini dapat membantu memberikan pengetahuan secara umum kepada masyarakat yang ingin mengetahui tarian adat kabela Bolaang Mongondow dengan dapat mengakses menggunakan smartphone.
Kata kunci — Android; Augmented Reality; Bolaang Mongondow; Kartu; Tarian Adat Kabela;
Abstract — The Bolaang Mongondow area is one of the regions of North Sulawesi Province which has its own identity in the form of traditional dances. One of them is the traditional tari kabela. Along with the development of modern times, the culture in the Bolaang Mongondow area began to erode with cultures originating from outside the region even from abroad because of the lack of media provided.
In preserving the culture in the Bolaang Mongondow area more specifically for traditional dances, the writer wants to reintroduce the traditional dance of kabela to the community by using AR technology as a more pleasant supporting media. The output of this research is in the form of a special android platform application which is named "AR Kabela". This study uses the MDLC method (Multimedia Development Life Cycle) with several steps that must be done such as concept, design, collecting materials, assembly, testing and distribution. From the results of this study an android application that provides information about movements in the traditional dance kabela in Bolaang Mongondow area was obtained. In the results of marker testing, the system succeeded in detecting 3D animated objects with a minimum detection distance of 10 cm and a maximum of 112 cm in sunlight with a light intensity of 2871 lux. For 25 watt white light with light intensity 36 lux systems successfully detected 3D animated objects with a minimum detection distance of 10 cm and a maximum of 90cm. This application can help provide general knowledge to people who want to know the kabela Bolaang Mongondow traditional dance by being able to access using a smartphone.
Keywords — Android; Augmented Reality; Bolaang Mongondow; Card; Kabela Indigenous Dance.
Keywords
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.35793/jti.14.1.2019.23823
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.