Evaluasi kontaminasi tributyltin pada sedimen di perairan Bitung Sulawesi Utara

Suzanne Undap

Abstract


Tributiltin (TBT) merupakan suatu senyawa organotin, dan senyawa ini telah banyak digunakan sebagai agen antifouling di lingkungan laut sejak awal 1960-an. Karena sifat racun yang tinggi dari TBT untuk organisme air non-target, penggunaannya telah diatur di beberapa negara. Organisasi Maritim Internasional (IMO) memberlakukan larangan seluruh dunia pada cat antifouling berbasis TBT pada tahun 2003. Namun, di Indonesia belum ada peraturan yang diberlakukan untuk penggunaan TBT. TBT sedang digunakan dalam cat untuk antifouling di kapal dan kontaminasi TBT sekitar galangan kapal diduga di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kondisi saat ini kontaminasi TBT di sedimen laut di Manado,Indonesia, dibandingkan dengan hasil penelitian sebelum tahun 2015. Sampel sedimen (<5 cm dari permukaan) dikumpulkan dari 3 titik sampel di daerah pelabuhan Bitung, dengan menggunakan grab sampler Eckman pada tahun 2015. Sampel kemudian dipindahkan ke tabung polietilen (ukuran: 50 ml) dan disimpan di -30 OC. Konsentrasi TBT dan metabolitnya yaitu DBT (Dibutyltin) dalam sampel dianalisis dengan kromatografi gas ditambah dengan spektrometri massa (GC-MS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi TBT dan DBT terdeteksi dalam sedimen dari tiga titik sampling pada tingkat mulai dari 0,20 mg / kg dw ke 6.67 mg / kg dw. Konsentrasi tertinggi TBT ditemukan dalam sedimen yang dikumpulkan di Pelabuhan Bitung (6,67 mg / kg dw), yang dekat dengan daerah galangan kapal. Hasil ini menunjukkan bahwa kontaminasi TBT masih terjadi di perairan pesisir Bitung.

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.35800/jplt.4.2.2016.15186

Refbacks

  • There are currently no refbacks.