ANALISIS SIMPANG TAK BERSINYAL DENGAN BUNDARAN (STUDI KASUS: BUNDARAN TUGU TOLOLIU TOMOHON)

Virgina Victoria Datu, Audie L. E. Rumayar, Lucia I. R. Lefrandt

Abstract


Volume lalu lintas di Kota Tomohon mengalami peningkatan karena pertumbuhan transportasi di kota ini cukup pesat seiring bertambahnya jumlah penduduk, serta peningkatan di sektor perekonomian dan pariwisata. Bundaran Tugu Tololiu Tomohon memiliki tiga lengan dan merupakan kawasan komersil karena adanya pertokoan, restoran, dan adanya lebih dari 5 sekolah di sekitarnya yang menyebabkan volume lalu lintas cukup padat terutama pada jam puncak (peak hour).

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kinerja simpang tak bersinyal dengan bundaran, serta melakukan analisis kapasitas simpang melalui simulasi dengan data forecasting.

Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan pengambilan data langsung dari lapangan. Data primer diperoleh dari pengamatan di lapangan, sedang data sekunder diperoleh dari instansi terkait. Analisis data dilakukan mengacu pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Data lalu lintas diperoleh dari hasil pencacahan jumlah kendaraan yang dilakukan selama 4 hari (9, 10, 12, dan 14 Maret 2018) pada jam 06.00 – 21.00 dan disajikan dalam bentuk tabel data arus lalu lintas. Data dianalisis menggunakan formulir RWEAV-I dan formulir RWEAV-II.

Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja bundaran Tugu Tololiu pada kondisi eksisting masih cukup baik dengan nilai Derajat Kejenuhan (DS) = 0,464. Pada jam puncak, nilai kapasitas untuk jalinan BC = 2856,96 smp/jam, kapasitas jalinan CD = 2333,86 smp/jam, dan kapasitas jalinan DB = 3538,34 smp/jam. Simulasi menggunakan data forecasting pada tahun 2027 memberikan hasil DS = 0,907. Hasil ini menunjukkan bahwa kinerja bundaran menurun karena nilai DS sudah lebih dari 0,75. Hasil analisis juga menunjukkan adanya tundaan sebesar 18,36 det/smp serta terjadi peluang antrian sebesar 27% - 59%. Dilakukan upaya untuk memperbaiki kinerja simpang di tahun 2027 dengan 2 alternatif. Hasil analisis untuk simulasi alternatif 1 adalah (DS) = 0,896 dan hasil analisis untuk simulasi alternatif 2 adalah (DS) = 0,841. Hasil tersebut berarti bahwa simulasi alternatif 1 dan simulasi alternatif 2 belum berhasil untuk memperbaiki kinerja bundaran karena nilai DS masih berada diatas 0,75, sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui alternatif yang paling tepat agar bundaran Tugu Tololiu Tomohon pada tahun tersebut boleh layak dalam melayani arus lalu lintas.

 

Kata kunci: kinerja simpang, bundaran, derajat kejenuhan, kapasitas jalinan, MKJI 1997.


Full Text:

PDF