PERENCANAAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN JALAN A.A. MARAMIS DAN JALAN RING-ROAD II MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997
Abstract
Persimpangan merupakan sumber konflik lalu lintas dimana arus lalulintas bertemu dan berpotongan. Persimpangan empat lengan di jalan A.A. Maramis dan jalan Ring Road II merupakan salah satu lokasi dengan banyak intensitas kendaraan akibat perpotongan arus lalu lintas yang tidak teratur karena tidak terdapatnya lampu pengatur lalu lintas serta rambu-rambu lalu lintas sehingga di lokasi persimpangan sering terjadi antrian dan tundaan pada tiap lengan persimpangan.
Tujuan penelitian ini antara lain untuk mengetahui besarnya volume arus lalu lintas untuk setiap arah dari semua pendekat, serta situasi dan kondisi lalu lintas tanpa sinyal pada persimpangan sebelum dilakukan perencanaan pengaturan fase sinyal yang sesuai kondisi geometri, arus lalu lintas dan lingkungan persimpangan. Penelitian dimulai dengan pengukuran awal data geometrik lengan persimpangan kemudian mengambil data volume lalu lintas dengan melakukan survey selama 6 hari pada tanggal 13,16, 20, 23, 25 dan 27 November 2017 dari jam 08.00 – 20.00.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi eksisting didapat data arus lalu lintas (Q) = 4288 smp/jam, nilai DS 1,064, tundaan lalu lintas simpang 18,59, dengan tipe simpang 444. Setelah dilakukan perencanaan lampu dengan 4 fase sinyal di mana terdapat LTOR untuk semua arah lengan simpang. Fase 1 dimulai pada Pendekat Bandara, Fase 2 pada Pendekat Ring Road, Fase 3 pada pendekat Kairagi dan pendekat Pandu Fase 4. Didapat waktu siklus 131 detik, waktu hijau Fase 1 (44 detik), Fase 2 (15 detik), Fase 3 (48 detik), Fase 4 (6 detik) dengan nilai DS 0.876, kendaraan henti rata-rata 0,706 stop/smp serta tundaan simpang rata–rata 50,24 det/smp. Dari hasil analisa nilai DS telah melebihi angka 0,75 artinya tidak terlalu efektif dan sering terjadi kemacetan sehingga didapat tundaan yang besar pada simpang dan untuk mengatasinya dilakukan pelebaran jalan pada semua arah lengan simpang dengan menambahkan jalur khusus untuk belok kiri langsung sebesar 2,5 m. Untuk pengaturan fase sinyal sama seperti sebelumnya sehingga di dapat waktu siklus 73 detik dengan waktu hijau fase 1 (21 detik), fase 2 (7 detik), fase 3 (23 detik) dan fase 4 (3 detik). Untuk nilai DS menjadi 0,745 dengan tundaan simpang rata–rata 28,25 det/smp serta tundaan simpang rata-rata 0,597 stop/smp.
Kata Kunci :Derajat Kejenuhan, Tundaan Simpang, Peluang Antrian