IDENTIFIKASI KETIDAKTEPATAN KOMPOSISI CAMPURAN ASPAL PANAS ANTARA RANCANGAN DI LABORATORIUM (DESIGN MIX FORMULA) DENGAN PENCAMPURAN DI ASPHALT MIXING PLANT (JOB MIX FORMULA)
Abstract
Perancangan campuran melalui AMP dan penghamparan serta pemadatan di lapangan menghasilkan Rancangan Campuran Kerja atau Job Mix Formula (JMF), dimana hasil perancangan ini diharapkan harus sama dengan hasil perencanaan campuran di laboratorium (DMF) yang memenuhi persyaratan campuran menurut Spesifikasi Teknik yang menjadi acuan. Dalam pembuatan campuran dalam skala sebenarnya melalui AMP, pembuatan dengan aspal panas dan pemadatan dengan alat-alat pemadatan langsung di lapangan, bisa saja terjadi ketidaksesuaian dengan kriteria campuran yang didapat dalam DMF.
Penelitian ini akan mengidentifikasi ketidaktepatan komposisi campuran aspal panas antara rancangan di laboratorium (Design Mix Formula) dengan pencampuran di Asphalt Mixing Plant (Job Mix Formula), pada pekerjaan yang sedang dilaksanakan untuk pekerjaan perkerasan jalan. Langkah yang dilakukan adalah mengambil data DMF yang telah dibuat, kemudian memeriksa kembali kesesuaian DMF terhadap spesifikasi. DMF kemudian diinterpretasikan di AMP. Hasil pencampuran AMP diambil untuk pemeriksaan Marshall, di ekstraksi untuk memperoleh kadar aspal dan terhadap mineral agregat dilakukan analisa saringan cara basah. Pengambilan data juga dilakukan saat penghamparan dan pemadatan dilapangan dan setelah pemadatan, dilakukan pengambilan sampel core drill untuk pemeriksaan ketebalan dan kepadatan.
Dari hasil analisis Marshall pada DMF, kadar aspal terbaik adalah 6,7%. Dari hasil ekstraksi pencampuran di AMP didapat kadar aspal 6,56%. Pada DMF, nilai Marshall yang diperoleh untuk stabilitas = 1241 kg, flow = 3,15 mm, VIM = 3,979 %, VMA = 17,231 %, VFB = 76,866 %, density = 2,21gr/cm3. Dari hasil pemeriksaan terhadap campuran yang dibuat di AMP, nilai Marshall yang diperoleh untuk stabilitas = 1215 kg, flow = 3,29 mm, VIM = 4,903 %, VMA= 15,564 %, VFB= 68,496 %, density = 2,19 gr/cm3. Pada sampel yang diambil dengan cara core drill didapat nilai density sebesar 2,15 gr/cm3. Terdapat perbedaan nilai DMF dengan campuran yang dibuat di AMP. Sehingga dapat disimpulkan JMF berbeda dengan DMF.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan ada ketidaktepatan yang menyebabkan perubahan mutu campuran. Hal ini disebabkan kalibrasi alat pada bukaan cold bin, bukaan hot bin, timbangan panas yang kurang terkontrol dan suhu pemadatan yang turun. Suhu saat pemadatan lapangan adalah 120°C, sedangkan suhu yang disyaratkan 125°C - 145°C.
Kata kunci : Design Mix Formula, Job Mix Formula, Asphalt Mixing Plant, Marshall