Peran Keluarga Batak Karo Dalam Melestarikan Budaya Gendang Guro-Guro Aron Di Manado Sulawesi Utara
Abstract
Di Provinsi Sumatera Utara, suku Batak terdiri dari 5 sub etnis, yaitu Batak Simalungun, Batak Toba, Batak Pakpak, Batak Karo, dan Batak Mandailing. Batak Karo merupakan sub etnis yang mendiami wilayah Kabupaten Karo Sumatera Utara. Suku Karo bisa disebut suku Batak Karo. Dikarenakan banyaknya marga, kekerabatan, kepercayaan, dan geografis domisilinya yang dikelilingi oleh etnis-etnis Batak. Dari kelima sub etnis tersebut Batak Karo memiliki keunikan tersendiri, karena memiliki tradisi Gendang guro-guro aron. Fenomena yang terjadi pada saat ini adalah kurangnya kepedulian anak muda dalam melestarikan budaya Gendang Guro-Guro Aron. Hal ini dilihat di Kota Manado diikatan muda mudi suku Batak karo jarang terlihat, dan mulai hilangnya diadakan budaya gendang guro-guro aron tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Budaya Gendang Guro-Guro Aron menyatukan keluarga Batak Karo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teori yang digunakan sebagai alat analisis penelitian ini adalah Teori Fungsionalisme Struktural Talcott Parsons. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa Budaya gendang guro-guro aron bisa memperkuat ikatan keluarga dengan adanya budaya tersebut keluarga Batak karo bisa bertemu dengan keluarga yang sudah lama tidak bertemu. Gendang gutro-guro aron dapat memberi keluarga rasa identitas dan rasa memiliki. Banyak juga dalam gendang guro-guro aron ini menjadi sumber penambah wawasan tentang budaya bagi mereka yang memang dari awal lahir dan besar di luar Sumatera Utara atau bisa dikatakan dalam perantauan juga.
Kata Kunci : Peran; Keluarga; Gendang Guro-Guro Aron.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Ilmiah Society ISSN 2337-4004
Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sam Ratulangi
Gedung A lt. 1