HUBUNGAN VARIABILITAS IKLIM DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KABUPATEN MINAHASA UTARA TAHUN 2017-2019
Abstract
Demam Berdarah Dengue adalah salah satu masalah utama kesehatan masyarakat di seluruh wilayah tropis dan subtropis. Dalam 50 tahun terakhir telah terlihat peningkatan kejadian DBD yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan frekuensi wabah yang meningkat. Angka kejadian Demam Berdarah Dengue di provinsi Sulawesi Utara sejak tahun 2014 hingga tahun 2016 mengalami peningkatan. Kabupaten Minahasa Utara merupakan salah satu kabupaten/kota dengan jumlah penderita DBD terbanyak di Sulawesi Utara. Perubahan iklim dapat menyebabkan peralihan curah hujan, peralihan suhu, kelembaban dan arah angin, sehingga dapat berdampak pada ekosistem daratan dan lautan juga dapat berdampak terhadap kesehatan. Perubahan iklim tersebut juga dapat berdampak pada pertumbuhan vektor-vektor penyakit, seperti nyamuk Aedes, malaria dan lainnya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara variabilitas iklim (Suhu, Curah Hujan, Kelembaban) dengan Kejadian DBD yang ada di Kabupaten Minahasa Utara, dalam rentang 3 tahun (2017-2019). Metode yang digunakan yakni penelitian kuantitatif, menggunakan model studi ekologi. Analisis dilakukan dengan dua cara yakni univariat dan bivariat. Analisis univariat dilakukan untuk melihat nilai Mean, Median, Min, Max dan Standar Deviasi, sedangkan analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antar-variabel dengan menggunakan uji korelasi. Hasil analisis bivariat menunjukan hasil variabilitas iklim terhadap Kejadian DBD yakni Curah Hujan (p=0,139, r=0,25), Suhu (p=0,000, r=-0,55), Kelembaban (p=0,112, r=0,27). Kesimpulanya ialah terdapat hubungan bermakna antara suhu dengan kejadian DBD dengan derajat hubungan kuat kearah negatif, tidak ada hubungan yang bermakna antara curah hujan dan kelembaban dengan kejadian DBD.
Kata Kunci : DBD, Iklim, Curah Hujan, Suhu, Kelembaban
ABSTRACT
Dengue Hemorrhagic Fever is one of the major public health problems throughout the tropics and subtropics area. The past 50 years have seen an unprecedented increase in the incidence of dengue with an increasing frequency of outbreaks. The incidence of dengue hemorrhagic fever in North Sulawesi province from 2014 to 2016 has increased. And North Minahasa Regency is one of the regencies / cities with the highest number of DHF sufferers in North Sulawesi. Climate change can cause shifts in rainfall, shifts in temperature, humidity and wind direction, so that it can have an impact on land and ocean ecosystems as well as have an impact on health. Climate change can also have an impact on the growth of disease vectors, such as the Aedes mosquito, malaria and others. This research was conducted with the aim of knowing the relationship between climate variability (temperature, rainfall, humidity) and the incidence of dengue fever in North Minahasa Regency, in the span of 3 years (2017-2019). The method used is quantitative research, using an ecological study model. The analysis was carried out in two ways, namely univariate and bivariate. Univariate analysis was performed to see the mean, median, min, max and standard deviation values, while bivariate analysis was used to see the relationship between variables using the correlation test. The results of the bivariate analysis showed that the results of climate variability on the incidence of dengue fever were rainfall (p = 0.139, r = 0.25), temperature (p = 0.000, r = -0.55), humidity (p = 0.112, r = 0.27). ). The conclusion is that there is a significant relationship between temperature and the incidence of DHF with the degree of a strong negative relationship, there is no significant relationship between rainfall and humidity with the incidence of DHF.
Keywords: Dengue, Climate, Rainfall, Temperature, Humidity
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.