GAYA HIDUP PRAHARA KARAKTER KOTA MANADO

Benedicta J. Mokalu

Abstract


Manado kini telah berkembang menjadi kota Metropolitan Baru di Kawasan Timur Indonesia. Letak strategis di bibir Pasifik, berhadapan langsung dengan negara di kawasan Asia Timur hingga Eropa Timur. Ketertarikan para pebisnis sejak zaman dahulu dipicu oleh „aroma‟ hasil bumi (sumberdaya alam) serta budaya Manado terbuka atas pembauran antar suku, bangsa, ras, dan agama. Walau demikian harus disadari bahwa proses interaksi atau proses pembauran antar manusia dari multi etnis, multi karakter secara masif telah mempengaruhi pola pikir, gaya hidup masyarakat kota Manado.
Tujuan yang hendak dicapai dari tulisan ini, yaitu: (1) masyarakat kota Manado pentingnya „budaya kearifan lokal‟ menghadapi budaya global, (2) pemerintah dan masyarakat menata tujuan pembangunan, (3) orang tua mengerti keseimbangan kecerdasan antara IQ,SQ,EQ, (4) orang tua sadar harus jadi teladan.
Pendekatan fenomenologi dipakai sesuai dengan pandangan Edmund Husserl dalam Muhammad Idrus (2007:79). Analisis data menggunakan Miles dan Hubermans, 1992 dalam Muhammad Idrus (2007:179-181). Kajian ini melalui tahapan: Pertama: Obserasi,wawancara acak, terhadap masyarakat di beberapa pusat keramaian, yakni mall, restoran, cafe, spa, pasar, pusat kota 45. Kedua: Mencermati proses mobilitas masyarakat, interaksi, relasi sosial, cara berpakaian, cara menggunakan harta/milik, pelayanan publik. Ketiga: Melakukan kajian dan analisis guna menawarkan solusi internalisasi gaya hidup dalam membangun karakter.
Tulisan ini mengacu pada dua hasil penelitian terdahulu. Pertama: studi pemberdayaan dan penanganan prostitusi di lokalisasi desa Sumberpucung Kabupaten Malang tahun 2010 (sudah dibuat buku dengan judul Quo Vadis Prostitusi). Kedua: Pemberdayaan prostitusi dan kemiskinan di kota Manado tahun 2013. Hasil analisis menemukan empat sumber prahara karakter di kota Manado. (1) krisis nilai budaya kearifan lokal (budaya tiru), (2) krisis identitas/kepribadian (bebas tak terbatas), (3) keluarga/orang tua terobsesi kecerdasan IQ ketimbang keseimbangan IQ,EQ,SQ, (4) krisis keteladanan mengolah semua dorongan dan keinginan secara benar dan tepat.
Kata kunci: jati diri, karakter diri tameng pertahanan diri menghadapi arus global

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.