Mangrove Community Structure Morowali District, Central Sulawesi Province, Case In Maratape Village, Lafeu Village, And Labota Village
Abstract
The research purpose aims at analyzing the structure of the existing mangrove communities along the coastal area of Morowali District, Central Sulawesi Province. The sampling was taken from three villages, i.e. Maratape Village, Lafeu Village, and Labota Village. This research used the quadrant line transect method. The analysis and description were made after the method had been conducted. The composition of mangrove species found in this research was 3 (three) types, i.e. Rhizophora apiculata, Sonneratia alba, and Rhizophora stylosa. Of the three species the research finds, the dominant ones are Rhizophora apiculata and Sonneartia alba. The highest species density values were found at Station 1 (M01), i.e. R. apiculata. The frequency value had the highest value found at Station 2 (M02), i.e. R. apiculata type, and the highest relative frequency was R. apiculata. The highest closing value, i.e. S. albater type could be found at Station 2 (M02). The importance value index of Rhizophora apiculata type at the Station 1 (M01) had the highest value and followed in Station 3 (M03), i.e. Sonneratiaalba type, the lowest INP analysis in all stations was Rhizophora type stylosa. The dominant mangrove in 3 (three) Morowali District Stations were Rhizophora apiculata and Silneratia alba types. Based on the research results conducted on the structure of mangrove ecosystem communities in Morowali District, Central Sulawesi Province (Maratape Village Menui Kepulauan Sub-District (station 1), Lafeu Village Bungku Pesisir Sub-District (station 2) and Labota Village Bungku Tengah Sub-District (station 3) are definitely classified as natural and have not experienced significant degradation
Keywords: Community Structure, Mangrove, Morowali, Central Sulawesi
Abstrak
Kajian ini bertujuan untuk menganalisis struktur komunitas mangrove yang ada disepanjang pesisir Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah. Sampling dilakukan pada tiga desa yaitu Desa Maratape, Desa Lafeu, dan Desa Labota. Kajian ini menggunakan metode line transek kuadaran dilanjutkan dengan analisissnya, kemudian dideskripsikan. Komposisi jenis mangrove yang ditemukan sebanyak 3 (tiga) jenis yaitu Rhizophora apiculata, Sonneratia alba, dan Rhizophora stylosa. Dari ketiga jenis yang ditemukan yang dominan yaitu Rhizophora apiculata dan Sonneartia alba. Nilai kerapatan jenis tertinggi terdapat di Stasiun 1 (M01) yaitu R. apiculata yaitu. Nilai frekuensi memiliki nilai tertinggi terdapat di Stasiun 2 (M02) yaitu jenis R. apiculata, dan frekuensi relatif tertinggi R. apiculata. Nilai penutupan tertinggi yaitu jenis S. alba terdapat di Stasiun 2 (M02) Indeks nilai penting jenis Rhizophora apiculata di Stasiun 1 (M01) memiliki nilai tertinggi dan di ikuti Stasiun 3 (M03) jenis Sonneratia alba, analisis INP yang terendah dari semua stasiun yaitu jenis Rhizophora stylosa. Mangrove dominan di 3 (tiga) stasiun Kabupaten Morowali adalah dari jenis Rhizophora apiculata dan Sonneratia alba. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap struktur komunitas ekosistem mangrove di Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah (Desa Maratape Kecamatan Menui Kepulauan (stasiun 1), Desa Lafeu Kecamatan Bungku Pesisir (stasiun 2) dan Desa Labota Kecamatan Bungku Tengah (stasiun 3) masih tergolong alami dan belum mengalami degradasi yang berarti.
Kata kunci : Struktur komunitas; Mangrove; Morowali; Sulawesi Tengah
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Agustini, N. T., Ta’aladin, Z., Purnama, D. 2016. Struktur Komunitas Mangrove Di Desa Kahyapu Pulau Enggano. Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas PertanianUniversitasBengkulu, Bengkulu. ISSN:2527-5186 Jurnal Enggano, 1(1):19-31
Aksornkoae S. 1993. Ecology and Management of Mangrove. The IUCN Wetlands Programme. Bangkok. Thailand
Alongi DM, Trott LA, Wattayakorn G, Clough F. 2002. Below-Ground Nitrogen Cycling In Relation to Net Canopy Production in Mangrove Forests Of Southern Thailand. Marine Biology 140: 855–864
Barkey R. 1990. Mangrove Sulawesi Selatan (Struktur, Fungsi, Dan Laju Degradasi). Prosiding Seminar Keterpaduan Antara Konservasi dan tata Guna Lahan Basah di Sulawesi Selatan. LIPI-Pemda Sulawesi Selatan.
Bengen, D.G. 2000. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor, Indonesia. 21 hal
Bengen D.G. 2002. Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan - IPB. Bogor.
Bengen, Dietriech G, 2003. Teknik Pengambilan Contoh dan Analisis Data Biofisik sumberdaya Peisisir - Sinopsis, Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB,Bogor.
Dedy. 2009. Struktur Komunitas Desa Sei Sakat Kecamatan Negri Lama Kabupaten LabuhanBatu Provinsi Sumatra Utara. [Skripsi] Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Riau
English S, Wilkinson C, Baker V (editors). 1994. Survey Manual For Tropical MarineResources. Australian Institute of Marine Science. Townsville.
[FAO] Food Agriculture Organization. 1994. Mangrove Forest Management Guidelines. FAOForestry Paper 117, Rome.
Gopal B, Chauchan M. 2006. Biodiversity and its conservation in the Sundarban MangroveEcosystem. Aquatic Sciences 68:338-354.
Grasso M .1998. Ecological–Economic Model for Optimal Mangrove Trade Off Between Forestry and Fishery Production: Comparing a Dynamic Optimization and a Simulation Model. Ecological Modelling 112: 131–150.
Kenneth FD. 1979. Forest Management Regulation and Valuation. Mc. Graw Hill Book Co.Ltd. New York.
Kontu, T. 2014. Struktur Komunitas Mangrove Batuline Desa Bahoi Kecamatan Likupang Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis. Vol. I No. (1) : 24-29
Kusmana, C. 2010. Respon Mangrove terhadap Perubahan Iklim Global. Aspek Biologi danEkologi Mangrove. KKP. Jakarta. 8 hal
Nazili M. 2004. Strategi Pengelolaan Ekosistem Mangrove Berbasis Partisipasi Masyarakat di Kawasan Teluk Pangpang-Banyuwangi. [tesis]. Bogor : Program Pascasarjana,Institut Pertanian Bogor.
Nagelkerken I, Van Der Velde G. 2004. Are Caribbean Mangroves Important Feeding Juvenile Reef Fish From Adjacent Seagrass Beds. Mar. Ecol. Prog. Ser. 274: 143–151.
Nontji,A. 2002. Laut Nusantara. Djambatan- Jakarta. hal. 367
Raymond, G., Harahap, N., Soenarno. 2010. Pengelolaan Hutan Mangrove Berbasis Masyarakat Kecamatan Gending, Probolinggo. Agritek, 18(2):185-200.
Schaduw, J.N.W. 2008. Pelestarian Ekosistem Mangrove Pada Daerah Perlindungan Laut Desa Blongko Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. 94 hal.
Schaduw, J.N.W. 2013. Small island mitigation based on mangrove ecosystem management in Bunaken National Park. Aquatic Science & Management. 1 (2), 133-142
Schaduw, J.N.W. 2015a. Bioekologi Mangrove Daerah Perlindungan Laut Berbasis Masyarakat Desa Blongko Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minsel Provinsi Sulut. Jurnal LPPM UNSRAT bidang Sains dan Teknologi. 2 (1) 89-102
Schaduw, J.N.W. 2015b. Keberlanjutan Pengelolaan Ekosistem Mangrove Pulau Mantehage, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal LPPM UNSRAT bidang Sains dan Teknologi, 2 (2) : 60-70
Schaduw, J.N.W. 2016a. Evaluasi Pengelolaan Ekosistem Mangrove Pada Daerah Perlindungan Laut Desa Blongko Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Spasial UNJ Jakarta. 16 (2) : 27-38
Schaduw, J. N. W. 2016b. Kondisi Ekologi Mangrove Pulau Bunaken Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal LPPM UNSRAT bidang Sains dan Teknologi 3 (2) : 64-74
Schaduw, J. N.W. 2018a. Distribusi Dan Karakteristik Kualitas Perairan Ekosistem Mangrove Pulau Kecil Taman Nasional Bunaken. Majalah geografi Indonesia. 32 (1) 40-49
Schaduw, J.N.W. 2018b. Struktur Komunitas Dan Keberlanjutan Pengelolaan Ekosistem Mangrove Pulau-Pulau Kecil (Kasus Pada Pulau Nain Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara). Jurnal Ilmu Lingkungan. 16 (2) : 120-129
Sofian, A., Harahab, N., Marsoedi. 2012. Kondisi Dan Manfaat Langsung Ekosistem MangroveDesa Penunggul Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan. El-Hayah, 2(2): 56-63.
DOI: https://doi.org/10.35800/jip.8.2.2020.31538
Refbacks
Copyright (c) 2020 Joshian Nicolas William Schaduw
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
ISSN: 2302-3589
Platax Scientific Journal under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Office at:
Faculty of Fisheries and Marine Science, Sam Ratulangi University, Manado 95115, Indonesia