Analisa Kinerja Simpang Lengan Tiga Tak Bersinyal (Studi Kasus: Simpang Lengan Tiga Jl. Raya Bastiong – Jl. Raya Mangga dua - Jl. Sweering Mangga Dua di Kota Ternate)

Irfan M. Gapi, Lucia I. R. Lefrandt, Semuel Y. R. Rompis

Abstract


Kota Ternate merupakan sebuah kota yang berada yang berada dibawah kaki gunung api Gamalama di Provinsi Maluku Utara. Jumlah penduduk yang ada di Kota Ternate pada tahun 2020 yaitu sebanyak 205.000 jiwa. Perkembangan Kota Ternate memberikan dampak pada sistem transportasi, dimana dapat mempengaruhi peningkatan arus lalu lintas. Simpang merupakan salah satu bagian jalan yang dapat menyebabkan terjadinya konflik lalu lintas karena daerah tersebut merupakan bertemunya dua atau lebih ruas jalan sehingga mengakibatkan gangguan pada pergerakan kendaraan yang dapat memicu terjadinya kemacetan. Simpang yang sering terjadi kemacetan di Kota Ternate yaitu simpang lengan tiga tak bersinyal yang menghubungkan Jl. Raya Bastiong – Jl. Raya Mangga Dua – Jl. Sweering Mangga Dua. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kinerja simpang tersebut. Metode Penelitian yang digunakan dalam menganalisa kinerja simpang yaitu Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI 1997) dan softwere Simulation of Urban Mobility (SUMO). Pengumpulan data terbagi atas dua yaitu data primer (geometrik jalan, volume lalu lintas, kecepatan lalu lintas, panjang antrian, dan jenis kendaraan) dan data sekunder (peta lokasi dan jumlah penduduk. Waktu dilakukan survey pergerakan arus lalu lintas di lokasi penelitian selama 11 jam dalam kurun waktu 3 hari yaitu pada hari Minggu 30 Mei 2021, Senin 21 Mei 2021 dan Rabu 02 Mei 2021. Hasil penelitian berdasarkan kondisi puncak pada hari Rabu, pukul 16.00 – 17.00 WIT. Simpang tersebut memiliki nilai kapasitas simpang (C) sebesar 2911,94 smp/jam, nilai derajat kejenuhan (DS) sebesar 1,1708, tundaan simpang (D) sebesar 32,55 det/smp dan peluang antrian (QP) yang terjadi adalah 46,53% - 92,76%. Hasil simulasi dengan softwere SUMO pergerakan lalu lintas menunjukkan panjang antrian untuk Jl. Raya Mangga Dua : 41,12 m, Jl. Sweering Mangga Dua : 38,75 m, dan Jl. Raya Bastiong : 86,12 m. Maka diambil skenario ditambahkan lajur pada Jl. Raya Mangga Dua dan Jl. raya Bastiong, belok kiri langsung pada Jl. Raya bastiong, larangan keluar kendaraan untuk jalan kecil pada simpang dan ditambahkan traffic light pada simpang untuk mengurangi panjang antrian, maka didapat hasil panjang antrian untuk Jl. Raya Mangga Dua : 32,86 m, Jl. Sweering Mangga Dua : 18,49 m, dan Jl. Raya Bastiong : 50,49 m.

 

Kata kunci simpang, kapasitas, derajat kejenuhan, panjang antrian, Simulation of Urban Mobility


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.