KAJIAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA BITUNG
Abstract
Air merupakan unsur utama bagi kehidupan manusia di bumi. Dalam kehidupan modern sekarang ini air
merupakan kebutuhan utama untuk hidup (minum, masak dan lain-lain), juga sangat dibutuhkan untuk budidaya
pertanian, industri, pembangkit listrik dan sebagainya. Kebutuhan air bersih untuk rumah tangga, industri dan lainlain
akan terus meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan pembangunan serta jumlah penduduk yang terus
bertambah. Kebutuhan air bersih di kota Bitung saat ini dilayani oleh Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) yang
terbagi atas tiga layanan yaitu untuk kebutuhan domestik, non domestik dan kebutuhan khusus. Penduduk yang
terlayani oleh PDAM baru mencapai 65% dengan kondisi layanan yang tidak kontinyu (sering terjadi penjadwalan).
Daerah ketinggian umumnya tak mendapat suplai air. Juga banyak air yang terbuang dengan adanya kebocoran.
Pulau Lembeh belum terjamah oleh PDAM. Dengan keadaan itu, peneliti akan memperkirakan kebutuhan air bersih
kota Bitung, mendapatkan sumber-sumber air yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai sumber air baku,
memberikan gambaran perimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air sampai tahun 2026 serta mendapatkan
kerangka sistem penyediaan air bersih sebagai landasan pengembangan sistem penyediaan air bersih kota Bitung.
Dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer berupa data survey sumbersumber
air. Data sekunder berupa data hujan, iklim, jumlah penduduk serta data penyediaan air bersih existing.
Kemudian dianalisa kebutuhan air berdasarkan data kondisi existing dan pertumbuhan penduduk. Untuk analisa
ketersediaan air yang meliputi analisa curah hujan, evapotranspirasi, debit sungai dan debit andalan. Analisa tersebut
ada yang menggunakan program komputer (software).
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk zona-1 kebutuhan air meningkat dari 285,42 l/d menjadi 741,22
l/d pada tahun 2026. Ketersediaan air di zona ini mencapai 799,71 l/d. Untuk zona-2 kebutuhan air 15,08 l/d pada
tahun 2026, sedangkan ketersediaan air 264,71 l/d. Begitu pula zona-3 dimana kebutuhan air 3,1 l/d ditahun 2026 dan
ketersediaan air 155,5 l/d. Sedangkan untuk zona-4 dan zona-5 terjadi kekurangan air karena kebutuhan air lebih
besar dari ketersediaan air. Untuk zona-6 terjadi kekurangan air kecuali di kelurahan Posokan.
Untuk mengatasi kekurangan air tersebut dapat ditempuh beberapa alternatif yaitu melakukan usaha-usaha untuk
meningkatkan produksi air, membangun sistem penyediaan air bersih dengan sumber-sumber air yang baru,
membangun ABSAH di kelurahan-kelurahan juga menyediakan sarana transportasi berupa kapal tangki dan
menyediakan SWRO untuk mengolah air laut menjadi air dengan standar air minum.
Kata Kunci : Air Bersih, Analisa Kebutuhan dan Ketersediaan Air
merupakan kebutuhan utama untuk hidup (minum, masak dan lain-lain), juga sangat dibutuhkan untuk budidaya
pertanian, industri, pembangkit listrik dan sebagainya. Kebutuhan air bersih untuk rumah tangga, industri dan lainlain
akan terus meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan pembangunan serta jumlah penduduk yang terus
bertambah. Kebutuhan air bersih di kota Bitung saat ini dilayani oleh Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) yang
terbagi atas tiga layanan yaitu untuk kebutuhan domestik, non domestik dan kebutuhan khusus. Penduduk yang
terlayani oleh PDAM baru mencapai 65% dengan kondisi layanan yang tidak kontinyu (sering terjadi penjadwalan).
Daerah ketinggian umumnya tak mendapat suplai air. Juga banyak air yang terbuang dengan adanya kebocoran.
Pulau Lembeh belum terjamah oleh PDAM. Dengan keadaan itu, peneliti akan memperkirakan kebutuhan air bersih
kota Bitung, mendapatkan sumber-sumber air yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai sumber air baku,
memberikan gambaran perimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air sampai tahun 2026 serta mendapatkan
kerangka sistem penyediaan air bersih sebagai landasan pengembangan sistem penyediaan air bersih kota Bitung.
Dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer berupa data survey sumbersumber
air. Data sekunder berupa data hujan, iklim, jumlah penduduk serta data penyediaan air bersih existing.
Kemudian dianalisa kebutuhan air berdasarkan data kondisi existing dan pertumbuhan penduduk. Untuk analisa
ketersediaan air yang meliputi analisa curah hujan, evapotranspirasi, debit sungai dan debit andalan. Analisa tersebut
ada yang menggunakan program komputer (software).
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk zona-1 kebutuhan air meningkat dari 285,42 l/d menjadi 741,22
l/d pada tahun 2026. Ketersediaan air di zona ini mencapai 799,71 l/d. Untuk zona-2 kebutuhan air 15,08 l/d pada
tahun 2026, sedangkan ketersediaan air 264,71 l/d. Begitu pula zona-3 dimana kebutuhan air 3,1 l/d ditahun 2026 dan
ketersediaan air 155,5 l/d. Sedangkan untuk zona-4 dan zona-5 terjadi kekurangan air karena kebutuhan air lebih
besar dari ketersediaan air. Untuk zona-6 terjadi kekurangan air kecuali di kelurahan Posokan.
Untuk mengatasi kekurangan air tersebut dapat ditempuh beberapa alternatif yaitu melakukan usaha-usaha untuk
meningkatkan produksi air, membangun sistem penyediaan air bersih dengan sumber-sumber air yang baru,
membangun ABSAH di kelurahan-kelurahan juga menyediakan sarana transportasi berupa kapal tangki dan
menyediakan SWRO untuk mengolah air laut menjadi air dengan standar air minum.
Kata Kunci : Air Bersih, Analisa Kebutuhan dan Ketersediaan Air
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.