KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPHALT CONCRETE – BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN ASBUTON DAN LIMBAH BONGKARAN BANGUNAN (BATAKO) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS DAN FILLER

I Made Agus Ariawan

Abstract


Agregat bekas merupakan limbah padat yang dihasilkan dari suatu aktivitas pembongkaran, pengadaan konstruksi, ataupun dari reruntuhan bangunan yang disebabkan oleh berbagai faktor. Bongkaran konstruksi bangunan seperti tembok batako, limbahnya dapat dipertimbangkan untuk dipergunakan sebagai pengganti agregat dalam campuran beton aspal. Indonesia memiliki deposit aspal alam terbesar di dunia yang tersimpan di Pulau Buton dengan jumlah lebih dari 677.000.000 ton (Balitbang Kementrian PU, 2010) tetapi kurang dimanfaatkan secara optimal. Sebagai penerapan KEPMEN No. 35/PRT/M/2006, maka dalam campuran aspal di Indonesia dikembangkan teknologi penggunaan asbuton. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa karakteristik campuran AC-BC dengan menggunakan asbuton BGA 15/25 dengan persentase 3% terhadap jumlah total campuran, agregat kasar berupa agregat alam sedangkan agregat halus dan filler menggunakan limbah pecahan batako. Pada kadar Aspal Optimum sebesar 7,4% diperoleh karakteristik campuran AC – BC : Stabilitas Marshall 1450 kg, Flow 4,95 mm, Marshall Quotient (MQ) 285 kg/mm, VIM Marshall 5 %, VIM PRD 3,4 %, VMA 16 %, VFB 68 %. Secara umum nilai karakteristik memenuhi persyaratan spesifikasi kecuali nilai MQ. Penggunaan Asbuton mengurangi jumlah agregat halus dan filler dalam campuran, karena dalam Asbuton terdapat kandungan bitumen dan mineral. Penggunaan agregat bekas dari pecahan batako sebagai pengganti agregat halus dan filler mengakibatkan penggunaan kadar aspal yang tinggi.
Kata kunci: Limbah Batako, Asbuton, AC – BC

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.