Hubungan antara ketepatan waktu pemberian makanan pendamping ASI dengan status gizi balita di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

Penulis

  • Elshadai Tampi Sam Ratulangi
  • Shirley Everdina Susanna Kawengian Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sam Ratulangi, Manado, Indonesia
  • Alexander Sam Leonard Bolang Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sam Ratulangi, Manado, Indonesia

Kata Kunci:

makanan pendamping asi, status gizi, balita., balita, status gizi, makanan pendamping ASI

Abstrak

Latar belakang: Status gizi yang tidak memadai pada balita merupakan salah satu tantangan serius dalam upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di banyak negara, termasuk Indonesia. Data dari Riskesdas mengungkapkan prevalensi balita usia 0-59 bulan berdasarkan indeks BB/U tahun 2018 di Provinsi Sulawesi Utara, terdapat 4,21% kasus gizi buruk dan 11,23% kasus gizi kurang. Selain itu, berdasarkan indeks TB/U, 9,77% balita mengalami keterlambatan pertumbuhan yang signifikan dan 15,69% balita memiliki tinggi badan pendek. Berdasarkan indeks BB/TB, 2,86% balita dikategorikan sebagai sangat kurus dan 6,67% mengalami kondisi kurus.

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan status gizi balita di Kabupatan Bolaaang Mongondow Timur.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan menggunakan data sekunder dari data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021.

Hasil: Analisis dengan menggunakan uji statistik chi-square berdasarkan BB/U nilai p=0,758, TB/U nilai p=1,00, dan BB/TB nilai p=1,00.

Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara makanan pendamping ASI dengan status gizi berdasarkan BB/U, TB/U, dan BB/TB.

Kata kunci: makanan pendamping asi, status gizi, balita.

Referensi

Grosso G, Mateo A, Rangelov N, Buzeti T, Birt C. Nutrition in the context of the Sustainable Development Goals. Eur J Public Health. 2020;30(Suppl_1):i19-i23. doi:10.1093/eurpub/ckaa034

UNICEF. Situasi anak di Indonesia: tren, peluang, dan tantangan dalam memenuhi hak-hak anak. Jakarta: UNICEF Indonesia; 2020.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil kesehatan Indonesia 2016. Jakarta: Kementerian Kesehatan; 2016.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan; 2018.

Novianti H, Khairunnisa K. Relationship of early complementary food and diarrhea in infants aged 0-6 months in Posyandu Sedap Night Tengger East Kandangan Surabaya. STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan. 2021;10(1):232-7. https://www.sjik.org/index.php/sjik/article/view/590

Mufida L, Widyaningsih TD, Maligan JM. Prinsip dasar makanan pendamping Air Susu Ibu (Mp-Asi) untuk bayi 6 – 24 bulan: kajian Pustaka. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2015;3(4):1646-51. https://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/article/view/290

Saputri F, Kusumastuti K. Penerapan penyuluhan tentang MP ASI terhadap praktek pemberian MP ASI 4 Bintang pada bayi umur 6-12 bulan di BPM Jemanis Kabupaten Kebumen [karya tulis ilmiah]. Kebumen: STIKES Muhammadiyah Gombong; 2019. https://repository.unimugo.ac.id/1272/

Lestiarini S, Sulistyorini Y. Perilaku ibu pada pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) di Kelurahan Pegirian. Jurnal Promkes. 2020;8(1):1-11.

Sariy RB, Simanjuntak BY, Suryani D. Pemberian MP-ASI dini dengan status gizi (PB/U) usia 4-7 bulan di Kecamatan Ratu Samban Kota Bengkulu. AcTion: Aceh Nutrition Journal. 2018;3(2):103-9. DOI: 10.30867/action.v3i2.95

Wangiyana NK, Karuniawaty TP, John RE, dkk. Praktik pemberian MP-ASI terhadap risiko stunting pada anak usia 6-12 bulan di Lombok Tengah. Penelitian Gizi dan Makanan. 2020;43(2):81-8. https://pgm.persagi.org/index.php/pgm/article/view/666

Tahir S, Effendy DS, Fithra F. Hubungan ketepatan waktu pemberian MP-ASI dengan status gizi baduta di wilayah kerja Puskesmas Katobu Kabupaten Muna tahun 2021. Jurnal Gizi dan Kesehatan Indonesia. 2023;4(1):1-5. DOI: http://dx.doi.org/10.37887/jgki.v4i1.43092

Widowati R, Atika A, Husada D. Hubungan ketetapan waktu pemberian MP-ASI dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan. Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal. 2022;6(4):402-9. doi: https://doi.org/10.20473/imhsj.v6i4.2022.402-409

Kurdaningsih SV. Hubungan pemberian makanan pendamping Asi dengan status gizi pada balita usia 6-24 bulan. Jurnal Ilmu Multi Science Kesehatan. 2019;9(1):109–15. http://jurnal.stikes-aisyiyah-palembang.ac.id/index.php/Kep/article/view/124

Dewi SP, Fayasari A. Makanan Pendamping Asi, Ketahanan Pangan, dan Status Gizi Balita di Bekasi. Nutri-Sains: Jurnal Gizi, Pangan dan Aplikasinya. 2020 Nov 20;4(2):105-16. DOI: https://doi.org/10.21580/ns.2020.4.2.4069

Masuke R, Msuya SE, Mahande JM, et al. Effect of inappropriate complementary feeding practices on the nutritional status of children aged 6-24 months in urban Moshi, Northern Tanzania: Cohort study. PLoS One. 2021;16(5):e0250562. doi:10.1371/journal.pone.0250562

Derek CG, Fatimawali F, Bolang AS. Analisis faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Jailolo Kabupaten Halmahera Barat. Jurnal Kesehatan Tambusai. 2023;4(2):1189-202. https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jkt/article/view/15378

Widyawati W, Febry F, Destriatania S. Analisis pemberian MP-ASI dengan status gizi pada anak usia 12-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Lesung Batu, Empat Lawang. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2016;7(2):139-49.

Septikasari M. Status gizi anak dan faktor yang mempengaruhi. Yogyakarta: UNY Press. Yogyakarta :UNY Press; 2018.

Unduhan

Diterbitkan

31-12-2024

Cara Mengutip

1.
Tampi E, Kawengian SES, Bolang ASL. Hubungan antara ketepatan waktu pemberian makanan pendamping ASI dengan status gizi balita di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. J Kedokt Komunitas Trop [Internet]. 31 Desember 2024 [dikutip 1 April 2025];12(2):613-8. Tersedia pada: https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/JKKT/article/view/57900

Terbitan

Bagian

Penelitian