https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/JKKT/issue/feedJurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik2024-06-29T16:18:20+08:00Dr. dr. Henry MF Palandeng, MSc, SpKKLP, Subsp.COPC, FISPH, FISCMhenrypalandeng@unsrat.ac.idOpen Journal Systems<p>Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik (JKKT) adalah jurnal bidang kedokteran dan kesehatan yang diterbitkan oleh FK UNSRAT dengan fokus pada ilmu kedokteran komunitas dan kedokteran tropik.</p> <p>ISSN: 2337-490X</p>https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/JKKT/article/view/53479Hubungan antara loneliness dengan durasi penggunaan media sosial pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi angkatan 20212023-12-30T16:42:24+08:00Citra Rarungcitrararung1@gmail.comCicilia Paliciciliapali@unsrat.ac.idHendri Opodhendriopod@unsrat.ac.id<p><strong><em>Latar Belakang:</em></strong> <em>Terjadinya kesepian sangat menonjol bagi remaja karena keinginan mereka untuk merasa diterima secara sosial dan menjadi bagian yang sangat kuat selama proses pertumbuhan dan perkembangan. Kesepian itu sendiri merupakan aspek yang menonjol dari prinsip jalan hidup dari kehidupan yang saling terhubung. Hal ini berkaitan dengan cara pandang remaja terhadap kualitas hubungan mereka, yaitu bagaimana hidup mereka terhubung dengan orang lain dan tentunya ini mempengaruhi kesejahteraan mental dan fisik. Hasil penelitian tentang peningkatan suasana hati mengklaim bahwa orang-orang dengan keadaan emosi negatif cenderung mencari hiburan di dunia maya melalui media sosial. Selama rentang waktu 6 tahun, jumlah remaja dengan penggunaan smartphone tumbuh dari 4 dari 10 remaja menjadi 9 dari 10 remaja. Dalam rentang waktu yang sama, persentase remaja yang menggunakan media sosial meningkat dua kali lipat dari 34% menjadi 70%.</em></p> <p><strong><em>Metode</em></strong><em>: Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional, menerapkan metode total sampling. Penarikan sampel melalui distribusi kuesioner menggunakan tautan formulir Google selama bulan September-Oktober 2023. Analisis korelasi menggunakan uji Rank Spearman.</em></p> <p><strong><em>Hasil</em></strong><em>: Penelitian ini melibatkan 276 mahasiswa sebagai peserta. Penelitian. Terdapat korelasi antara loneliness dengan durasi penggunaan media sosial pada mahasiswa angkatan 2021 di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut memiliki tingkat kekuatan yang cukup, nilai koefisien sebesar 0,354 dan arah korelasi yang positif (p<0,001).</em></p> <p><strong><em>Kesimpulan</em></strong><em>: Tingkat </em>loneliness <em>(kesepian) memiliki hubungan positif dengan durasi penggunaan media sosial pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi angkatan 2021.</em></p> <p>Kata Kunci: <em>loneliness, </em>durasi penggunaan media sosial, mahasiswa kedokteran</p>2024-06-29T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Citra Rarung, Cicilia Pali, Hendri Opodhttps://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/JKKT/article/view/53478Hubungan intelligence quotient dengan perceived stress pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas X2023-12-30T16:52:34+08:00Jenifer Bolangjeniferbolang011@student.unsrat.ac.idCicilia Paliciciliapali@unsrat.ac.idJehosua Samratson Victor Sinolunganjehosuasvsinolungan@unsrat.ac.id<p><strong><em>Latar Belakang:</em></strong> <em>Setiap mahasiswa kedokteran memiliki tingkat intelligence quotient (IQ) yang berbeda-beda, di mana IQ yang dimiliki akan membantu dalam penyelesaian masalah terkhususnya dalam pembelajaran. Problem based learning (PBL), kuliah pakar, dan skills lab merupakan beberapa hal yang akan dilakukan seorang mahasiswa kedokteran ketika menjalani studinya di Fakultas Kedokteran. Hal ini dapat menjadi stresor bagi seorang mahasiswa kedokteran yang sedang menjalani kehidupannya di dalam ruang lingkup fakultas kedokteran. Hal ini didukung dengan data yang membuktikan bahwa mahasiswa kedokteran memiliki tingkat stres yang tinggi, di mana rata-rata tingkat stres berada di dalam kategori stres sedang.</em></p> <p><strong><em>Tujuan</em></strong><em>: Untuk mengetahui hubungan IQ dan perceived stress (PS) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas X.</em></p> <p><strong><em>Metode</em></strong><em>: Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan desain cross sectional melibatkan 162 responden.</em></p> <p><strong><em>Hasil</em></strong><em>: Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 57,4% mahasiswa yang memiliki tingkat IQ rata-rata dan tingkat PS dalam kategori moderate PS sebanyak 70,4%. Kedua variabel memiliki korelasi yang sangat lemah ketika diuji dengan uji rank Spearman yaitu dengan nilai correlation coefficient sebesar 0,184.</em></p> <p><strong><em>Kesimpulan</em></strong><em>: Mayoritas mahasiswa Fakultas Kedokteran di Universitas X memiliki tingkat IQ rata-rata dan tingkat PS moderat dengan kekuatan korelasi kedua variabel yang sangat lemah.</em></p> <p>Kata Kunci: mahasiswa kedokteran, kecerdasan intelektual, persepsi stres</p>2024-06-29T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Jenifer Bolang, Cicilia Pali, Jehosua Samratson Victor Sinolunganhttps://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/JKKT/article/view/53559Gangguan cemas pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis2024-01-07T09:20:20+08:00Imanuela Tiwouwimanuelatiwouw011@student.unsrat.ac.idOctavianus Robert Hentje Umbohorhumboh@unsrat.ac.idMuhammad Awaludinmuhammadawaludin@unsrat.ac.id<p><strong><em>Latar Belakang:</em></strong> <em>Hemodialisis (HD) adalah terapi yang dilakukan pada pasien dengan penyakit ginjal kronik (PGK) yang menjalani terapi pengganti ginjal. Pada tahun 2018, berdasarkan riset kesehatan dasar prevalensi PGK adalah 3,4%, dan 19,3% pasien berusia 15 tahun ke atas menjalani HD, sehingga menjadi penyebab kematian ke-10 tertinggi di Indonesia. Keadaan ini sering menyebabkan gangguan cemas pagi setiap pasien.</em></p> <p><strong><em>Tujuan</em></strong><em>: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada gangguan cemas dengan pasien PGK yang menjalani terapi HD.</em></p> <p><strong><em>Metode</em></strong><em>: Penyusunan literature review ini mengikuti panduan PICOS. PubMed, Science Direct, dan Google Scholar adalah database yang digunakan dalam mengumpulkan artikel dengan kata kunci yang relevan.</em></p> <p><strong><em>Hasil</em></strong><em>: Beberapa artikel penelitian mengemukakan bahwa faktor-faktor yang sering berhubungan dengan gangguan cemas pada pasien yang menjalani terapi HD adalah faktor usia, jenis kelamin, status keuangan, pendidikan, pekerjaan, dukungan keluarga, penyakit komorbid, durasi menjalani HD, dan kondisi mental seseorang. Faktor-faktor tersebut menjadi tolak ukur bagaimana gangguan cemas dapat terjadi pada pasien. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, faktor-faktor yang sering terjadi dan memiliki dampak yang besar pada pasien dari penelitian yang telah dilakukan adalah usia, jenis kelamin, periode menjalani HD, sosial ekonomi dari pasien, dukungan keluarga, penyakit komorbid dan sikap adaptif seperti menerima keadaan yang sudah pasien alami, sangat berpengaruh pada pasien PGK dengan terapi HD yang mengalami gangguan cemas.</em></p> <p><strong><em>Kesimpulan: </em></strong><em>Faktor-faktor gangguan cemas pada pasien PGK adalah usia, jenis kelamin, periode menjalani HD, sosial ekonomi, dukungan keluarga, penyakit komorbid dan sikap adaptif pasien.</em></p> <p>Kata Kunci: gangguan cemas, penyakit ginjal kronik, hemodialisis</p>2024-06-29T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Imanuela Tiwouw, Octavianus Robert Hentje Umboh, Muhammad Awaludinhttps://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/JKKT/article/view/53585Identifikasi genus nyamuk dewasa yang ditangkap pada malam hari di Kelurahan Bailang Kecamatan Bunaken Kota Manado2024-01-09T00:07:17+08:00Emerlita Viola Anna Ngajowemerlitangajow011@student.unsrat.ac.idGreta Jane Pauline Wahongangretapaula@unsrat.ac.idAngle Maria Hesthee Sorisihestisorisi@unsrat.ac.id<p><strong><em>Latar Belakang:</em></strong> <em>Tiga genus nyamuk yang paling sering dijumpai antara lain nyamuk Anopheles, Aedes, dan Culex masing-masing berperan sebagai vektor nyamuk penyakit malaria, demam berdarah, dan filiriasis limfatik. Data dari Dinas Kesehatan Sulawesi Utara melaporkan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Bailang pada tahun 2022 sebanyak 13 kasus DBD dan pada tahun 2023 sebanyak 11 kasus, sedangkan kasus malaria yang tercatat di Kelurahan Bailang tahun 2022 sebanyak 6 kasus malaria.</em></p> <p><strong><em>Tujuan</em></strong><em>: Untuk mengetahui populasi dan mengidentifikasi genus nyamuk dewasa yang ditangkap pada malam hari di Kelurahan Bailang Kecamatan Bunaken Kota Manado.</em></p> <p><strong><em>Metode</em></strong><em>: Penelitian ini menggunakan survei deskriptif dan sweeping sebagai metode penangkapannya dengan menggunakan jaring serta aspirator untuk menangkap nyamuk. Waktu penangkapan adalah malam hari pada rentang waktu 19.00-01.00 WITA dan dilaksanakan pada enam lingkungan, dilakukan di dua titik pada masing-masing lingkungan, baik di dalam maupun di luar ruangan.</em></p> <p><strong><em>Hasil</em></strong><em>: Hasil penelitian menunujukkan nyamuk yang berhasil ditangkap kemudian diidentifikasi di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Nyamuk dewasa yang tertangkap sebanyak 103 nyamuk kemudian diidentifikasi. Genus terbanyak adalah nyamuk Culex spp dengan jumlah 102 nyamuk (99%) dan nyamuk Aedes dengan jumlah 1 nyamuk (1%), sedangkan nyamuk Anopheles spp tidak ditemukan. Nyamuk yang tertangkap didominasi nyamuk jenis kelamin jantan dan genus nyamuk dewasa terbanyak didapati di luar ruangan sebanyak 52 nyamuk dengan terbanyak ditemukan di lingkungan 2.</em></p> <p><strong><em>Kesimpulan</em></strong><em>: Nyamuk yang paling dominan tertangkap adalah nyamuk Culex spp sedangkan nyamuk Anopheles spp tidak ditemukan.</em></p> <p>Kata Kunci: <em>genus, nyamuk dewasa, vektor, Kelurahan Bailang Kota Manado</em></p>2024-06-29T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Emerlita Viola Anna Ngajow, Greta Jane Pauline Wahongan, Angle Maria Hesthee Sorisihttps://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/JKKT/article/view/53608Survei nyamuk Anopheles spp. di Desa Kalait Raya Kecamatan Touluaan Selatan2024-01-09T12:28:03+08:00Juan Van Bastenjuanbasten011@student.unsrat.ac.idAngle Maria Hesthee Sorisihestisorisi@unsrat.ac.idJosef Sem Berth Tudajoseft@unsrat.ac.id<p><strong><em>Latar Belakang:</em></strong> <em>Nyamuk Anopheles adalah nyamuk penyebab penyakit tular vektor malaria yang masih menjadi masalah kesehatan global hingga saat ini. Desa kalait Raya memiliki faktor lingkungan dan perilaku masyarakat yang diduga mendukung perkembangbiakan nyamuk Anopheles. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan survei nyamuk Anopheles agar terumuskan pengendalian penyakit tular vektor malaria yang lebih efektif bagi masyarakat setempat.</em></p> <p><strong><em>Tujuan</em></strong><em>: Bertujuan untuk mengetahui keberadaan nyamuk Anopheles sp. di Desa Kalait Raya.</em></p> <p><strong><em>Metode</em></strong><em>: Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan desain potong lintang. Penangkapan jentik nyamuk dilakukan dengan menggunakan cidukan di beberapa titik yang diduga sebagai tempat perindukan (breeding site) nyamuk Anopheles sp., sedangkan untuk nyamuk dewasa dilakukan dengan metode sweeping menggunakan net/jaring di tempat-tempat nyamuk biasa beristirahat.</em></p> <p><strong><em>Hasil</em></strong><em>: Keseluruhan jentik yang tertangkap adalah sebanyak 270 ekor jentik, yaitu 171 ekor jentik nyamuk di genangan air pinggiran sungai, 87 ekor jentik di genangan air sekitar rumah warga, dan 12 ekor jentik di genangan air sekitar sumber mata air. Nyamuk dewasa yang tertangkap adalah sebanyak 49 ekor nyamuk, 13 ekor diantaranya tertangkap pada kunjungan pertama, 8 ekor nyamuk pada kunjungan ke dua, 16 ekor nyamuk pada kunjungan ke tiga, dan 12 ekor nyamuk pada kunjungan ke empat.</em></p> <p><strong><em>Kesimpulan</em></strong><em>: Jentik Anopheles sp. yang tertangkap adalah sebanyak 27 ekor jentik. Nyamuk dewasa yang tertangkap adalah sebanyak 10 ekor nyamuk An. barbirostris dan 4 ekor nyamuk An. balabacensis.</em></p> <p>Kata Kunci: Malaria, vektor, jentik nyamuk <em>Anopheles</em>, nyamuk <em>Anopheles </em>dewasa, genus</p>2024-06-29T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Juan Van Basten, Angle Maria Hesthee Sorisi, Josef S. B. Tudahttps://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/JKKT/article/view/53648Efek samping glaukoma pada penggunaan antipsikotik atipikal2024-01-09T19:39:55+08:00I Made Daniel Oktavianus Suardiyasaisuardiyasa011@student.unsrat.ac.idAnita Elisabet Dunduanitadundu@unsrat.ac.idBernabas H. R. Kairupanralphkairupan@unsrat.ac.id<p><strong><em>Latar</em></strong> <strong><em>Belakang:</em></strong><em> Antipsikotik merupakan terapi utama yang didukung oleh bukti ilmiah pertama untuk mengatasi skizofrenia dan gangguan psikotik primer lainnya.</em></p> <p><strong><em>Tujuan</em></strong><em>: Mengetahui efek samping glaukoma pada penggunaan antipsikotik atipikal dan untuk mengidentifikasi macam-macam obat antipsikotik atipikal yang dapat memberikan efek samping glaukoma.</em></p> <p><strong><em>Metode</em></strong><em>: Penelitian ini adalah penelitian literature review, penelusuran jurnal publikasi pada Google Search, Google Scholar, PubMed , ClinicalKey dengan menggunakan kata kunci yang dipilih. Artikel atau jurnal yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi diambil untuk selanjutnya dianalisis.</em></p> <p><strong><em>Hasil</em></strong><em>: Ditemukan beberapa kasus terjadinya efek samping glaukoma pada penggunaan antipsikotik atipikal seperti ziprasidone, olanzapine dan aripiprazole.</em></p> <p><strong><em>Kesimpulan</em></strong><em>: Beberapa kasus terjadinya efek samping glaukoma pada penggunaan antipsikotik atipikal seperti ziprasidone, olanzapine dan aripiprazole. Kasus glaukoma terjadi pada individu yang memiliki faktor resiko dan pada mata yang memiliki kecendrungan terkena glaukoma seperti individu lansia dan memiliki kelainan anatomi pada aliran trabekular. </em></p> <p><em> </em>Kata Kunci: antipsikotik atipikal, glaukoma, ziprasidone, olanzapine, aripiprazole</p>2024-06-29T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 I Made Daniel Oktavianus Suardiyasa, Anita Elisabet Dundu, Bernabas H. R. Kairupanhttps://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/JKKT/article/view/53611Hubungan skor controlled attenuation parameter, nilai transient elastography, dan skor fibrosis-4 dengan nilai estimasi laju filtrasi glomerulus pada pasien non alcoholic fatty liver disease2024-01-09T13:35:07+08:00Alfi Syahrin Siregaralfisiregar011@student.unsrat.ac.idCerelia Esher Caroline Sugengcereliasugeng@unsrat.ac.idBradley Jimmy Walelengbradley_waleleng@unsrat.ac.id<p><strong><em>Latar Belakang:</em></strong> <em>Non Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) adalah salah satu penyakit hati kronik yang paling umum dan telah menjadi beban kesehatan di seluruh dunia selama dua dekade terakhir. Hipertensi, dislipidemia, obesitas, dan resistensi insulin dianggap sebagai faktor risiko PGK yang tumpang tindih dengan komorbiditas metabolik NAFLD. Beberapa penelitian melaporkan bahwa prevalensi dan risiko kejadian PGK meningkat secara signifikan pada pasien NAFLD dibandingkan dengan pasien tanpa NAFLD.</em></p> <p><strong><em>Tujuan</em></strong><em>: untuk untuk mengetahui untuk mengetahui hubungan antara skor controlled attenuation parameter, transient elastography, dan skor FIB-4 dengan nilai eLFG pada pasien NAFLD.</em></p> <p><strong><em>Metode</em></strong><em>: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan retrospektif serta menggunakan desain potong lintang. Subjek penelitian ini sebesar 53 responden yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Pengambilan data skor CAP, skor TE, skor FIB-4, dan eLFG dilakukan dengan melihat rekam medik pasien. Pada penelitian ini menggunakan uji statistik korelasi Pearson.</em></p> <p><strong><em>Hasil</em></strong><em>: Hasil uji korelasi antara skor CAP dengan eLFG menunjukkan korelasi positif bermakna (r=0,296; p=0,031), hasil uji korelasi skor TE dengan eLFG menunjukkan korelasi positif tidak bermakna (r=-0,093; p=0,509), dan hasil uji korelasi skor FIB-4 dengan eLFG menunjukkan korelasi negatif bermakna (r=-0,281; p=0,042).</em></p> <p><strong><em>Kesimpulan</em></strong><em>: Terdapat korelasi positif yang bermakna antara skor CAP dengan eLFG, korelasi positif tidak bermakna antara skor TE dengan eLFG, dan korelasi negatif yang bermakna antara skor FIB-4 dengan eLFG.</em></p> <p>Kata Kunci: skor CAP, skor TE, skor FIB-4, eLFG</p>2024-06-29T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Alfi Syahrin Siregar, Cerelia Esher Caroline Sugeng, Bradley Jimmy Walelenghttps://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/JKKT/article/view/53682Prevalensi skabies pada santri laki-laki Pondok Pesantren Darul Istiqamah Manado tahun 20232024-01-10T14:34:42+08:00Muhammad Fikrimuhammadfikri011@student.unsrat.ac.idGreta Jane Pauline Wahongangretapaula@unsrat.ac.idJanno Berty Bradly Bernadusjannobernadus@unsrat.ac.idJosef Sem Berth Tudajoseft@unsrat.ac.id<p><strong><em>Latar Belakang</em></strong><em>: Skabies merupakan permasalahan kulit yang disebabkan oleh parasit Sarcoptes scabiei var. hominis. Kejadian skabies cenderung mudah menyebar, baik secara langsung melalui kontak kulit-ke-kulit maupun tidak langsung melalui benda-benda yang digunakan bersama. Infeksi skabies umumnya terjadi pada individu yang tinggal dalam kelompok, seperti asrama dan pesantren. </em></p> <p><strong><em>Tujuan</em></strong><em>: Untuk menggambarkan besaran angka dan tingkat prevalensi pada santri laki-laki Pondok Pesantren Darul Istiqamah. </em></p> <p><strong><em>Metode</em></strong><em>: Merupakan survei deskriptif menggunakan metode cross-sectional, penelitian ini mengukur tingkat prevalensi skabies pada santri laki-laki di Pondok Pesantren Darul Istiqamah dari Bulan Oktober-November 2023. Proses diagnosis didasarkan pada empat tanda kardinal, dan konfirmasi dilakukan melalui uji laboratorium yang menunjukkan keberadaan S. scabiei. </em></p> <p><strong><em>Hasil</em></strong><em>: Terdapat 75 santri yang menjadi sebagai subjek penelitian sesuai dengan kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 56% atau 42 dari 75 santri yang menjadi sampel mengalami infeksi skabies. </em></p> <p><strong><em>Kesimpulan</em></strong><em>: prevalensi skabies pada santri di Pondok Pesantren Darul Istiqamah tergolong tinggi. </em></p> <p>Kata Kunci: prevalensi skabies, skabies, <em>Sarcoptes scabiei</em>, pesantren</p>2024-06-29T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Muhammad Fikri, Greta Jane Pauline Wahongan, Janno Berty Bradly Bernadus, Josef Sem Berth Tudahttps://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/JKKT/article/view/53777Gambaran tingkat kecemasan orang tua dengan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan penanganannya di UPTD PSBK Provinsi Sulawesi Tenggara2024-01-12T10:08:24+08:00Rizki Annisa18011101152@student.unsrat.ac.idHendri OpodHendriopod@gmail.comJehosua Samratson Victor Sinolunganjehosuasvsinolungan@unsrat.ac.id<p><em>Menurut data pada tahun 2021, jumlah penderita anak autisme di Indonesia naik drastis hingga mencapai 2,4 juta. Maka Pemerintah mendirikan lembaga UPTD Pusat Layanan Autis (PLA) untuk penanganan terapi Autis sejak usia dini yang kemudian berubah menjadi UPTD Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus (PSBK) yang bertugas penanganan Anak Berkebutuhan Khusus sejak usia dini. Namun, masa terapi yang lama ( 6 bulan sampai 5 tahun), tenaga terapis yang terbatas, peralatan yang terbatas menimbulkan panjangnya antrian dalam pelayanan terapi telah mengakibatkan kecemasan pada orang tua Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). </em></p> <p><em>Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan teknik analisis data univariat dengan satu variabel yaitu “kecemasan”. Pengumpulan data dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian primer adalah orang tua Anak Berkebutuhan Khusus di UPTD PSBK Provinsi Sulawesi Tenggara. Data sekunder diperoleh dari bahan pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku, jurnal dan lain sebagainya. Data yang telah diolah kemudian dideskripsikan dengan gambaran melalui tabulasi. </em></p> <p><em>Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecemasan orang tua ABK di UPTD PSBK Provinsi Sulawesi Tenggara dominan berada pada tingkat kecemasan sedang yaitu sebsar 47%. Tingkat kecemasan sedang cenderung membuat individu menjadi selektif dan waspada. Dari hasil penelitian tersebut peneliti memberikan saran agar orang tua dapat mengelola stress yang dimiliki sehingga tidak menimbulkan kecemasan yang dapat memberikan dampak buruk bagi orang tua, anak, maupun keluarga/kerabat disekitarnya. Lembaga UPTD PSBK Provinsi Sulawesi Tenggara dapat mempertimbangkan peningkatan jumlah dan kualitas terapis. Hal ini dapat membantu orang tua mendapat durasi antrian lebih singkat, anak mendapatkan jumlah jam terapi yang lebih banyak, dan lembaga memiliki kinerja yang lebih baik.</em></p> <p>Kata Kunci: kecemasan, orang tua, anak berkebutuhan khusus, UPTD PSBK.</p>2024-06-29T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Rizki Annisa, Hendri Opod, Jehosua Samratson Victor Sinolunganhttps://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/JKKT/article/view/53943Kepadatan larva nyamuk Aedes spp. di Kelurahan Mapanget Barat Kota Manado2024-01-17T17:12:28+08:00Gloria Pinly Reygloriarey011@student.unsrat.ac.idVictor David Pijohvictorpijoh@unsrat.ac.idGreta Jane Pauline Wahongangretapaula@unsrat.ac.id<p><strong><em>Latar Belakang:</em></strong> <em>Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan suatu penyakit infeksi yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes spp. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Manado, Kecamatan Mapanget termasuk salah satu daerah dengan jumlah kasus DBD yang cukup tinggi di Kota Manado. Kelurahan Mapanget Barat termasuk dalam wilayah Kecamatan Mapanget dan juga turut menyumbang kasus DBD setiap tahunnya. Oleh karena itu, dibutuhkan data kepadatan larva Aedes spp. sebagai upaya pencegahan terhadap penularan virus dengue.</em></p> <p><strong><em>Tujuan</em></strong><em>: Mengetahui tingkat kepadatan larva nyamuk Aedes spp. di Kelurahan Mapanget Barat Kota Manado.</em></p> <p><strong><em>Metode</em></strong><em>: Ini adalah penelitian deskriptif dengan metode cross sectional. Sampel penelitian ini yaitu larva yang diambil dari 100 rumah di Kelurahan Mapanget Barat. Analisis data dilakukan dengan menghitung House Index (HI), Container Index (CI), Breteau Index (BI) dan Angka Bebas Jentik (ABJ).</em></p> <p><strong><em>Hasil</em></strong><em>: Berdasarkan hasil survei 100 rumah, diperoleh nilai HI sebesar 24%. Persentase larva pada TPA sebesar 65,62% dan non TPA sebesar 34,38%. Jenis kontainer yang positif untuk ember sebesar 10,93%, bak mandi sebesar 7,14%, drum sebesar 8,48%, kemudian ember bekas sebesar 14,29% dan vas bunga sebesar 8,33%. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa seluruh sampel larva merupakan spesies Aedes aegypti. Hasil perhitungan CI yaitu sebesar 8,91%, BI sebesar 32% dan ABJ sebesar 76%.</em></p> <p><strong><em>Kesimpulan</em></strong><em>: Berdasarkan hasil penelitian, tingkat kepadatan larva nyamuk Aedes spp. di Kelurahan Mapanget Barat berada pada tingkat sedang, sehingga termasuk daerah dengan risiko sedang untuk penyebaran penyakit DBD.</em></p> <p>Kata Kunci: kepadatan larva, demam berdarah dengue, larva nyamuk <em>Aedes spp.</em></p>2024-06-29T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Gloria Pinly Rey, Victor David Pijoh, Greta Jane Pauline Wahonganhttps://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/JKKT/article/view/54837PKM Gambaran pengetahuan dan sikap terhadap pencegahan COVID-19 pada masyarakat Desa Watumea, Kecamatan Eris, Kabupaten Minahasa2024-03-18T13:02:21+08:00Henry Palandenghenrypalandeng@unsrat.ac.idAnggun R. P. Layuckanggun.layuck@unsrat.ac.idChealsea Pratasikchealseapratasik2024@yahoo.comElsani P. R. Raparraparprelsani@gmail.comDean Dotulongdeandotulong1111@yahoo.com<p><em>Pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap virus COVID-19 di Desa Watumea, Kecamatan Eris, Kabupaten Minahasa belum dapat mengurangi dampak risiko yang dapat mengakibatkan peningkatan morbiditas dan mortalitas COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat pengetahuan dan sikap terhadap pencegahan COVID-19 dalam menurunkan risiko penyakit, kematian dini serta kecacatan di masa yang akan datang. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan dengan jumlah sampel sebanyak 45 orang. Metode penelitian adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian potong lintang atau cross sectional, dan menggunakan metode penelitian simple random sampling. Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah kuesioner tentang pengetahuan, sikap terhadap pencegahan COVID-19 yang terdiri dari 30 pertanyaan Hasil: Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa sebagian besar masyarakat Desa Watumea, Kecamatan Eris, Kabupaten Minahasa mempunyai pengetahuan yang baik, sikap yang positif dan tindakan yang baik terhadap pencegahan COVID-19 Kesimpulan: masyarakat Desa Watumea, Kecamatan Eris, Kabupaten Minahasa menunjukkan pengetahuan yang baik, sikap yang positif, dan tindakan yang baik terhadap pencegahan COVID-19.</em></p> <p>Kata Kunci: Pengetahuan, sikap, pencegahan COVID-19, masyarakat</p>2024-06-29T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Henry Palandeng, Anggun R. P. Layuck, Chealsea Pratasik, Elsani P. R. Rapar, Dean Dotulonghttps://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/JKKT/article/view/56257Dokter lima bintang untuk kesehatan mental remaja2024-06-27T09:19:49+08:00Zwingly Christian Jefferson Gerard Porajowzwingly@unsrat.ac.id<p>Remaja, dari 10 tahun hingga 24 tahun, adalah tahap peralihan ketika seorang anak menjadi seorang dewasa. Ini adalah tahap kritis yang mempengaruhi kualitas hidup dan kehidupan masa dewasa. Dokter keluarga, kontak pertama layanan kesehatan, berperan penting untuk memastikan tumbuh kembang kehidupan remaja. Dokter keluarga memiliki keunggulan untuk mendukung kesehatan mental remaja dikarenakan pengetahuan mereka yang menyeluruh berhubungan dengan pasien dan keluarganya serta hubungannya dengan masyarakat atau komunitas. Peranan dokter keluarga didiskusikan dalam konsep dokter bintang lima.</p>2024-06-29T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2024 Zwingly Christian Jefferson Gerard Porajow