JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/JPKT
<p>Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis merupakan terbitan berkala ilmiah yang bertujuan menjadi sarana penyebarluasan hasil penelitian dan ilmu pengetahuan dalam bidang Perikanan dan Kelautan di daerah Tropis, diterbitkan oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi Manado, bekerja sama dengan Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPIKANI). Jurnal ini diterbitkan 3 kali setahun, sejak tahun 2005. Setiap artikel direview oleh para pakar secara <em>double-blind peer-review system</em> sebelum diterima untuk diterbitkan.<strong> <br /></strong></p>Sam Ratulangi Universityen-USJURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS2302-609XReview Article Using Fish Bones For Glue (Adhesive)
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/JPKT/article/view/52197
<p>Apart from being a food/consumer ingredient, fish is also an industrial raw material. In the development of the fishery product processing industry, waste by-products will inevitably be left behind. Waste that is not treated immediately will cause environmental pollution, besides that it will become a source of microbial growth which can harm the body's health. One of the fishery wastes can be fish bones. Efforts to utilize fish bones are processed into fish adhesive/glue. The purpose of this review article is to provide information on the procedure for making glue from fish bones and the characteristics of the glue/adhesive it produces. The method used is by reviewing various national and international journals from 2005 to 2023 regarding the use of fish bone waste as a material for making glue (adhesive). Based on the results of the review, it can be concluded that the procedure for making glue from fish bones consists of the stages of cutting and washing the bones, the extraction process with the acetic acid solution at a temperature of 60 -70oC for 4 - 5 hours, the cooling and filtering process and finally the concentration of the extracted solution. The characteristics of glue from different types of fish bone raw materials did not show significant differences in terms of adhesive strength, wood surface damage, viscosity, poise, and water content.</p> <p><strong>Keywords: adhesive strength, viscosity, water content, extraction, acetic acid</strong>Abstrak</p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Selain menjadi bahan pangan/konsumsi, ikan juga sebagai bahan baku industri. Dalam perkembangan industri pengolahan hasil perikanan pasti akan menyisakan hasil samping limbah. Limbah yang tidak segera ditangani akan menimbulkan pencemaran lingkungan, selain itu akan menjadi sumber pertumbuhan mikroba yang dapat mengganggu kesehatan tubuh. Salah satu limbah perikanan dapat berupa tulang ikan. Upaya dari pemanfaatan tulang ikan adalah diolah menjadi perekat/lem ikan (<em>fish glue</em>). Tujuan artikel review ini adalah untuk menginformasikan prosedur pembuatan lem dari tulang ikan dan karakteristik lem/perekat yang dihasilkannya. Metode yang digunakan yaitu dengan menelaah dari berbagai jurnal nasional dan internasional dari tahun 2005 sampai 2023 mengenai pemanfaatan limbah tulang ikan sebagai bahan pembuatan lem (perekat). Berdasarkan hasil review dapat disimpulkan bahwa prosedur pembuatan lem dari tulang ikan terdiri dari tahapan pemotongan dan pencucian tulang, proses ekstraksi dengan larutan asam asetat pada suhu 60 -70<sup>o</sup>C selama 4 - 5 jam, proses pendingin dan penyaringan dan terakhir pemekatan larutan hasil ekstraksi. Karakteristik lem dari bahan baku tulang ikan jenis yang berbeda tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dilihat dari keteguhan rekat, kerusakan permukaan kayu, viskositas, poise, dan kadar air.</p> <p><strong>Kata Kunci: keteguhan rekat, viskositas, kadar air, ekstraksi, asam asetat</strong></p>Trisna Rosa AmandaJunianto
Copyright (c) 2024 Trisna Rosa Amanda, Junianto
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-04-262024-04-261311510.35800/jpkt.v13i1.52197 Total Plate Number and Organoleptic Tests of Yellow Lellar Fish (Selaroides leptolepis)
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/JPKT/article/view/54094
<p>The aim of this research is: To determine the quality of yellowtail trevally fish sold in the Boulevard area of Manado City. The research method used in this research is the Descriptive method with observation parameters consisting of counting the number of bacterial colonies using the Total Plate Number (ALT) Method and Organoleptic quality (sensory assessment), regarding the appearance of the eyes, mucus, flesh, and tektite. Sampling was carried out in the morning (A) and afternoon (B) with 2 (two) repetitions. The panelists used are semi-trained panelists. The sample size in this study was 6 yellow trevally fish at each sample collection time (A and B) for 26 panelists. Based on the research results, the average Total Plate Number (ALT) in the morning and afternoon was as follows: 5.65 ×10^3 and 4.15 ×10^3, it was concluded that the quality of the fish was good, fresh, and suitable for consumption. The results of research on organoleptics regarding eyes, gills, mucus, meat, and texture obtained average values ranging from 8.3 to 9.0. These results show that the yellow trevally fish is still fresh and suitable for consumption. Based on the results of this research, through an assessment of the ALT and organoleptic values, it can be concluded that the quality of the yellow trevally marketed in the Boulevard area is suitable for consumption according to SNI standards.</p> <p><strong>Keywords:</strong> Yellow trevally, ALT, and organoleptic</p> <p>Abstrak</p> <p>Tujuan dari penelitian ini adalah: Mengetahui kualitas ikan selar ekor kuning yang dijual di Kawasan Boulevar Kota manado. Metode penelitian yang di gunakana dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif dengan parameter pengamatan teridi dari menghitung jumlah koloni bakteri dengan Metoda Angka Lempeng Total (ALT) dan kwalitas Organoleptik (penilaian secara sensorik), terhadap penampakan mata, lendir, daging dan tektir. Pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari (A) dan diang Hari (B) dengan ulangan sebanyak 2 (dua) kali. Panelis yang digunakan adalah panelis semi terlatih. Besaran sampel pada penelitian ini yaitu 6 ekor ikan selar kuning pada masing-masing waktu pengambilan (A dan B) sampel untuk 26 orang panelis panelis. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh Angka Lempeng Total (ALT) pada pagi dan siang rata-rata diperoleh sebagai berikut: 5,65 ×10^3 dan 4,15 ×10^3 disimpulkan kualitas ikan baik, segar dan layak dikonsumsi. Hasil penelitian tentang organoleptik terhadap mata, insang, lendir, daging dan tektur diperoleh nilai nilai rata-rata berkisar 8,3 sampai 9,0. Hasil tersebut menjelaskan ikan selar kuning masih segar dan layak di konsumsi. Berdasarkan hasil penelitian ini melalui penilaian terhadap nilai ALT dan organoleptik dapat disimpulkan bahwa kualitas ikan selar kuning yang dipasarkan di Kawasan Boulevart layak dikonsumsi menurut standart SNI.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> Ikan selar kuning, ALT dan organoleptik</p>Royke Gilbert Saud SaudAlbert Royke ReoGrace SangerLita. A.D.Y. MontolaluNurmeilita TaherJoyce C. V. Palenewen
Copyright (c) 2024 Royke Gilbert Saud Saud, Albert Royke Reo, Grace Sanger, Lita. A.D.Y. Montolalu, Nurmeilita Taher, Joyce C. V. Palenewen
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-05-212024-05-2113161310.35800/jpkt.v13i1.54094Total Plate Count (TLC) and Sensory Analysis of Tuna, Skipjack, and Mackerel (TCT) Landed at Tumumpa TPI
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/JPKT/article/view/57198
<p>High water content can cause fish to deteriorate quickly, if not handled properly, fish will rot in about 6-7 hours after death. This study aims to determine the freshness level of tuna, skipjack, and tuna landed at TPI Tumumpa based on Total Plate Numbers (ALT) and Sensory Analysis values. The method used in the research is the descriptive method by conducting the Total Plate Count (ALT) test Total Plate Count (TPC) test and Sensory Analysis. The results obtained were high Total Plate Count (ALT) values in tuna, CFU/g, cob CFU /g and low in skipjack <25 CFU /g. These results meet the requirements of microbial contamination (ALT) in fresh fish according to SNI 2729:2021 which is a maximum of 5.0× ; the value of Sensory Analysis on tuna, skipjack, and tuna on eyes, gills, body surface mucus, meat, odor, and texture obtained a high average value in skipjack 8.31 with, tuna 8.07 and Tuna (7.99). Based on these results, it can be concluded that tuna, skipjack, and tuna are classified as fresh according to SNI 2729: 2021, namely the minimum fresh fish organoleptic value of .</p> <p><strong>Keywords:</strong> <em>Sensory Analysis, Total Plate Count (ALT), Tuna, Skipjack</em></p> <p>Abstrak</p> <p>Kadar air yang tinggi dapat menyebabkan ikan cepat mengalami kemunduruan mutu, jika tidak mendapatkan penanganan yang baik, ikan akan membusuk dalam waktu sekitar 6-7 jam setelah kematiannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesegaran ikan tuna, ikan cakalang dan ikan tongkol yang didaratkan di TPI Tumumpa berdasarkan nilai Angka Lempeng Total (ALT) dan nilai Analisis Sensori. Metode yang di gunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dengan melakukan Pengujian Angka Lempeng Total (ALT) yaitu menggunakan uji Total Plate Count (TPC) dan Analisis Sensori. Hasil Penelitian yang diperoleh adalah nilai Angka Lempeng Total (ALT) tinggi pada ikan tuna yaitu CFU /g, ikan tongkol dan rendah pada ikan cakalang <25 CFU/g. Hasil tersebut memenuhi syarat cemaran mikroba (ALT) pada ikan segar menurut SNI 2729:2021 yaitu maksimal ; nilai Analisa Sensori pada ikan tuna, ikan cakalang dan ikan tongkol terhadap mata, insang, lendir permukaan badan, daging, bau dan tekstur diperoleh nilai rata-rata tinggi pada ikan cakalang 8.31 dengan, tongkol 8.07 dan Tuna (7.99). Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan ikan tuna, ikan cakalang dan ikan tongkol tergolong segar menurut SNI 2729:2021 yaitu nilai organoleptik ikan segar minimum .</p> <p>Kata kunci: <em>Analisis Sensori, Angka Lempeng Total</em><em> (ALT)</em><em>, </em><em>Ikan </em><em>Tuna, </em><em>Ikan </em><em>Cakalang, </em><em>Ikan </em><em>Tongkol</em></p>Kristian HarikatanNetty SalindehoDjuhria WonggoHelen Jenny LohooEnggel V. PandeyLena Jeane Damongilala
Copyright (c) 2024 Kristian Harikatan, Netty Salindeho, Djuhria Wonggo, Helen Jenny Lohoo, Enggel V. Pandey, Lena Jeane Damongilala
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2024-07-292024-07-29131142210.35800/jpkt.v13i1.57198