https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/issue/feed Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur 2022-01-05T16:00:35+08:00 Amanda S. Sembel sabuaunsrat@unsrat.ac.id Open Journal Systems <p>SABUA adalah jurnal yang diterbitkan oleh Program Studi Perencanaan Wilayah &amp; Kota, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi. Jurnal Sabua adalah jurnal tentang lingkungan binaan dan arsitektur merupakan media informasi, komunikasi, dan pertukaran informasi mengenai berbagai peneitian dalam bidang perencanaan wilayah dan kota serta bidang arsitektur. Artikel dapat berupa hasil penelitian, konsep perencanaan dan perancangan, kajian dan analisis kritis yang dapat ditulis dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia. Jurnal ini diterbitkan setiap empat bulanan</p> https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/37537 Perubahan Pemanfaatan Ruang Kawasan Sempadan Sungai Pada Wilayah Pusat Kegiatan Kota Di Kecamatan Kotamobagu Barat Kota Kotamobagu 2022-01-05T15:44:01+08:00 Chandra W Djufri Chan.wijaya19@gmail.com Dwight M Rondonuwu dwightrondonuwu@unsrat.ac Veronica A Kumurur veronicakumurur@unsrat.ac.id Pemanfaatan ruang sebagai upaya agar dapat melaksanakan struktur ruang, pola ruang berdasarkan aturan rencana suatu tata ruang dengan penyusunan, pelaksanaan program di sertakan pembiayaannya. Sungai sebagai jalur atau alu wadah alami dan/atau buata sebagai jaringan air yang mengalir di dalam, berawal pada hulu hingga muara, membatasi garis sempadan dari kanan dan kiri. Garis bayangan di kanan, kiri palung sungai berfungsi untuk batas perlindungan sungai. Kota–kotamobagu dilewati beberapa sungai yaitu, Sungai besar sungai ongkag mongondow dan sungai ongkag dumoga ini menyatu yang mengalir di inobonto. Sungai lainnya yaitu Sungai dayanan, moayat, katulidan, kotobangon dan beberapa sungai kecil. Dari sungai tersebut, keadaan sungai dayananlah yang perlu di perhatikan. Sungai dayanan ini melintasi lima Kelurahan, yaitu Kelurahan Upai, Biga, Kotamobagu, Gogagoman, Molinow dan Mongkonai. Dalam aturan RTRW Kota Kotamobagu pusat kegiatan kota di Kecamatan Kotamobagu Barat berada di Kelurahan Gogagoman, Kelurahan Kotamobagu, Kelurahan Kotobangon dan Kelurahan Mogolaing, aliran sungai melewati 3 Kelurahan yang pada wilayahnya pusat kegiatan kota yaitu di Kelurahan Gogagoman, Kotamobagu dan Mogolaing sehingga peneliti tertarik untuk melalukan penelitian terkait perubahan pemanfaatan ruang kawasan sempadan sungai pada pusat kegiatan kota di kecamatan kotamobagu barat. 2022-01-05T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2022 Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/37538 Analisis Ketersediaan Prasarana dan Sarana Wisata di Kecamatan Kaidipang Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2022-01-05T15:44:01+08:00 Siti Nurhaliza Dotinggulo sitinurhalizadotinggulo@gmail.com Judy O Waani judywaani@unsrat.ac.id Ricky S.M Lakat rickylakat@unsrat.ac.id Bolaang Mongondow Utara sebagai salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Sulawesi Utara dengan berbagai potensi objek wisata salah satunya di Kecamatan Kaidipang yang harus di kelola dengan baik. Dalam hal ini tentu memerlukan dukungan infrastruktur untuk mendongkrak potensi wisata yang ada agar dapat meningkatkan nilai jual daerah. Namun dalam kenyataannya ada beberapa kendala antara lain ketersediaan prasarana sarana serta fasilitas penunjang yang tidak mendukung. Mislalnya, aksesibilitas menuju lokasi dengan kondisi jalan yang rusak, tidak adanya akses internet dan kurangnya wahana bermain serta homestay di lokasi tersebut. Dengan mengidentifikasi prasarana dan sarana wisata yang ada di kecamatan Kaidipang merupakan tujuan dari penelitian ini. Penelitian ini menganalisis tentang tingkat ketersediaan prasarana dan sarana wisata yang ada di Kecamatan Kaidipang dengan menggunakan metode analisis model kualitatif dan kuantitatif yang di lakukan. Yaitu dengan observasi atau turun langsung ke lapangan guna memperoleh data primer maupun sekunder dengan membagikan kuesioner di 7 lokasi wisata yang ada di kecamatan Kaidipang yang kemudian di analisis menggunakan skala likert. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa kondisi eksisting yang ada pada keseluruhan objek wisata di kecamatan Kaidipang masih membutuhkan perbaikan, pembangunan serta penambahan ulang prasarana dan sarana wisata. Dari ke 7 lokasi wisata, terdapat 2 lokasi wisata yang sudah banyak tersedia fasilitas penunjang yaitu Pantai Batu Pinagut dan Rumah Raja Komalig. Sisanya 5 lokasi wisata yaitu Pulau Damar, Pantai Tanjung Dulang,Pantai air belanda, Makam Raja Jere,Air Terjun Pontak masih minim fasilitas penunjang prasarana dan sarana wisata. Setelah melakukan analisis lebih lanjut dengan menggunakan skala likert terhadap tingkat ketersediaan prasarana dan sarana wisata yaitu 2 prasarana dan sarana sangat tersedia, 12 prasarana dan sarana wisata cukup tersedia, dan 5 prasarana dan sarana wisata sangat tidak tersedia. Kata Kunci: Kawasan Wisata; Prasarana Sarana; Kecamatan Kaidipang 2021-11-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2022 Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/37539 Konsep Aerotropolis Pulau Lembeh Kota Bitung 2022-01-05T15:44:01+08:00 Laurensius M Wowor mwowor.9@gmail.com Linda Tondobala lindatondobala@unsrat.ac.id Rieneke L.E Sela rienekesela@unsrat.ac.id Pulau Lembeh adalah pulau-pulau kecil yang memiliki luas kurang lebih 50 km2 , terletak di kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara. Berdasarkan RTRW Provinsi Sulawesi Utara tahun 2014 – 2034, terdapat rencana pembangunan bandara pengumpan di pulau Lembeh, tetapi jika dilihat dari kestrategisan wilayah baik Sulawesi Utara maupun pulau Lembeh, rencana pembangunan bandara dapat ditingkatkan menjadi bandara pengumpul. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi wilayah, mengetahui arahan kesesuaian lahan yang potensial terhadap pengembangan kawasan budidaya serta untuk pengembangan wilayah pulau Lembeh menjadi kawasan aerotropolis. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deksriptif kualitatif - kuantitatif dengan menganalisis kondisi eksisting, selanjutnya melakukan analisis kesesuaian lahan dan pada tahapan terakhir akan disesuaikan dengan kebijakan pemerintah, indikator dan prinsip perencanaan aerotropolis. Hasil penelitian menunjukan bahwa di pulau Lembeh memiliki sejumlah potensi wilayah yang dapat mendukung pengembangan aerotropolis dilihat dari stuktur ruang, ketersediaan prasarana - sarana lingkungan, jaringan jalan dan moda transportasi eksisting, penggunaan lahan, dan dari aspek kesesuaian lahan didapati lahan dengan arahan kawasan budidaya perkebunan dan permukiman terbatas mendominasi di pulau Lembeh, dan untuk pengembangan konsep aerotropolis pulau Lembeh terbagi menjadi pengembangan wilayah, perencanaan bandara, perencanaan kota, perencanaan kawasan bisnis dan perencanaan transportasi multimoda. Kata kunci: Aerotropolis; Pengembangan Wilayah; Potensi Wilayah; Kesesuaian Lahan. 2021-11-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2022 Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/37540 Perwilayahan Peri Urban Berdasarkan Aspek Fisik Sosial dan Ekonomi di Kecamatan Kalawat, Talawaan dan Wori Kabupaten Minahasa Utara 2022-01-05T15:44:01+08:00 Natalia Christi Angkouw nataliaangkouw98@gmail.com Veronica A Kumurur veronicakumurur@unsrat.ac.id Rieneke L.E Sela rienekesela@unsrat.ac.id Tuntutan kebutuhan lahan perkotaan seringkali berdampak pada kawasan sekitarnya atau disebut juga kawasan pinggiran kota, khususnya Kecamatan Kalawat, Talawaan dan Wori yang merupakan kawasan yang berbatasan dengan kota Manado sebagai pusat kota Provinsi Sulawesi Utara yang mulai mengalami perubahan fisik serta perubahan sosial dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi penelitian, menganalisis wilayah dan mengklasifikasikan zona perwilayahan peri urban berdasarkan klasifikasi WPU yaitu peri urban primer, peri urban sekunder dan rural peri urban dilakukan dengan analisis skoring agar diketahui daerah mana saja yang cenderung lebih terpengaruh jika dilihat dari ciri kekotaan dan kedesaan dilanjutkan mengklasifikasikan menggunakan arc GIS sehingga diketahui Kecamatan Kalawat memiliki 2 desa berkarakteristik PU Primer dan 8 desa berkarakteristik PU Sekunder, Talawaan 1 desa berkarakteristik PU primer, 10 desa PU Sekunder 1 desa Rural PU berbeda dengan Kecamatan Wori, 2 desa berkarakteristik PU Sekunder dan 18 desa berkarakteristik Rural PU. Hasil akhir menunjukkan Kecamatan Kalawat lebih dominan berkarakteristik kekotaan dari Kecamatan Talawaan dan Wori peri. Kata kunci: Peri-urban; Karakteristik; Kecamatan Kalawat; Kecamatan Talawaan; Kecamatan Wori. 2021-11-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2022 Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/37542 Urban Stream Buffer Kawasan Sempadan Sungai Bailang Di Kota Manado 2022-01-05T15:46:53+08:00 Kyrei K Londa kyreilonda02@gmail.com Rieneke L.E Sela rienekesela@unsrat.ac.id Fela Warouw felawarouw@unsrat.ac.id Sungai Bailang merupakan salah satu sungai besar di Kota Manado, makin pesatnya kebutuhan ruang dan ketersediaan ruang yang tidak sebanding, sehingga menyebabkan terjadinya konversi penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan peraturan yang ada. Hal ini menyebabkan banyak ruas sungai yang mulai mengalami penyempitan (bottle neck) dan semakin meningkatnya indensitas penggunaan lahan. Oleh karenan itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kawasan yang dapat dijadikan daerah Urban Stream Buffer (USB). Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi kondisi eksisting penggunaan lahan pada kawasan sempadan sungai Bailang, mengidentifikasi kesesuaian lahan pada kawasan sempadan sungai Bailang berdasarkan 3 zona USB, dan merekomendasi USB kawasan sempadan sungai bailang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode analisis sistem informasi geografi dan pengindraan jauh menggunakan bantuan perangkat lunak ArcGis. Hasil penelitian berdasarkan kondisi eksisting penggunaan lahan sempadan sungai bailang terdapat 5 jenis penggunaan lahan yaitu; penggunaan lahan perkebunan, penggunaan lahan permukiman, penggunaan lahan semak belukar, penggunaan lahan tanah kosong dan penggunaan lahan tegalan/ladang. Adapun kesesuain lahan pada sempadan sungai bailang berdasarkan ketentuan 3 zona urban stream buffer, terdapat beberapa kawasan yang tidak sesuai dengan parameter 3 zona USB maka perlu adanya rekomendasi agar sempadan sungai Bailang sesuai dengan 3 zona USB. Kata kunci: Urban Stream Buffer; Sempadan Sungai; Sungai Bailang. 2021-11-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2022 Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/37544 Perencanaan Ruang Terbuka Sebagai Ruang Evakuasi di Kota Manado 2022-01-05T15:49:40+08:00 Lona Pormes lonapormes09@gmail.com Ingerid L Moniaga ingeridmoniaga@unsrat.ac.id Fela Warouw felawarouw@unsrat.ac.id Mitigasi bencana merupakan hal yang penting untuk kota manado yang berada di Wilayah Sulawesi dikepung oleh lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia dengan jumlah penduduk tahun 2018 menurut BPS adalah 430.133 jiwa membuat Kota Manado menjadi rawan bencana, selain itu dari data BMKG tahun 1845-2014, Kota Manado dilanda puluhan gempa bumi dan juga memiliki resiko bencana tsunami. Untuk itu, diperlukan mitigasi bencana, salah satu mitigasi bencana di Indonesia adalah dengan menambah ruang Terbuka (Open Space). Secara umum ruang terbuka terdiri dari ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non-hijau yang berfungsi sebagai konektor antar ruang permukiman yang bertujuan memudahkan saat evakuasi bencana sehingga dapat meminimalkan jatuhnya korban. RTRW Kota Manado telah mengatur ruang evakuasi pada titik tertentu, namun belum ada detail khusus bencana gempa bumi dan tsunami, untuk itulah maka perlu dilakukan penelitian dengan tujuan secara umum yaitu untuk melengkapi dokumen RTRW Kota Manado tentang ruang terbuka berbasis mitigasi bencana terutama bencana gempa bumi dan tsunami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ruang-ruang terbuka di Wilayah penelitian sudah mencukupi sebagai ruang evakuasi bencana Gempa Bumi namun untuk bencana Tsunami, ruang-ruang terbuka yang ada belum memenuhi syarat sebagai ruang evakuasi sehingga kebutuhan ruang evakuasi untuk bencana tsunami masih perlu ditambah Kata kunci: Ruang Terbuka;Ruang Evakuasi; Kota Manado 2021-11-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2022 Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/37545 Identifikasi Struktur Ruang Berdasarkan Indikator Pola Pergerakan Masyarakat di Kota Bitung 2022-01-05T15:53:03+08:00 Deo Victor Durand deodurand@gmail.com Sangkertadi Sangkertadi sangkertadi@unsrat.ac.id Octavianus H.A Rogi octavianusrogi@unsrat.ac.id Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bitung sebagai wilayah penelitian telah memasuki tahap revisi saat penelitian ini diangkat, dan perlu dilihat bahwa pusat keramaian kota saat ini lebih banyak terjadi di kecamatan Girian yang merupakan Sub-Pusat Kota daripada kecamatan Maesa yang merupakan Pusat Kota sesuai yang tertera di dalam RTRW Kota Bitung, sehingga perlu dilihat pusat pelayanan dalam Struktur Ruang Kota dengan melihat indikator Pola Pergerakan Masyarakat lewat metode “Origin Destination Survey”. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi struktur ruang kota Bitung berdasarkan indikator pola pergerakan masyarakat di kota Bitung dengan metode “Origin Destination Survey” dan mengidentifikasi permasalahan yang berpotensi terjadi sesuai dengan struktur ruang yang telah diidentifikasi. Metode pengumpulan data adalah melakukan survey dalam bentuk wawancara kuesioner kepada masyarakat kota Bitung dan metode analisis yang digunakan adalah Deskriptif Kuantitatif yaitu melihat visualisasi pergerakan masyarakat lewat Matriks Asal Tujuan dan Peta “Desire Line”. Hasil penelitian saat ini: (1) Struktur ruang kota Bitung yang diidentifikasi adalah kota dengan Struktur Ruang Kota Polisentris. (2)Adapun permasalahan yang akan terjadi di kota Bitung dengan struktur ruang kota polisentris, yaitu : Kota Polisentris dengan arahan pembangunan cenderung horizontal membuat jarak beberapa zona ke pusat pelayanan jauh sehingga masyarakat akan bergantung pada kendaraan bermotor sebagai transportasi, investasi untuk penyediaan transportasi publik tidak efektif dan mahal sehingga masyarakat akan cenderung bergantung pada transportasi pribadi, dan kecenderungan masyarakat bergantung pada kendaraan bermotor bisa berakibat pada polusi udara dari emisi bahan bakar yang bisa berakibat buruk pada lingkungan sekitar. Kata kunci: Struktur Ruang; Pola Pergerakan Masyarakat; Origin Destination Survey 2021-11-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2022 Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/37546 Pengaruh Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) terhadap Masyarakat & Lingkungan di Kota Manado 2022-01-05T15:55:37+08:00 Ivana Marcia Florence ivanamarcia88@gmail.com Dwight M Rondonuwu dwightrondonuwu@unsrat.ac Cynthia E.V Wuisang cynthiawuisang@unsrat.ac.id Sebagai bentuk realisasi Kebijakan Energi Nasional, pemerintah kota Manado menerima hibah hasil penelitian teknologi biogas yang diadakan oleh FCU Taiwan melalui program APEC ACABT berupa instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg). PLTBg ini merupakan sebuah proyek percontohan bertenaga 10kW dengan model sistem Biowaste-to-Bioenergy menggunakan Teknologi Paten Biohidrogen/Biometana Dua Tahap (Two-stage Biohythane Production - HyMeTek) dan beroperasi menggunakan limbah biologis dari RPH sebagai bahan baku untuk menghasilkan energi listrik dan pupuk cair. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa apakah instalasi PLTBg memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan masyarakat pada kawasan permukiman di kota Manado. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis Uji T (One sample t test) untuk menganalisa apakah ada perbedaan signifikan yang dihasilkan oleh PLTBg terhadap aspek sosial dan lingkungan baik setelah 1 hingga 2 tahun diimplementasikan. Sedangkan aspek ekonomi dihitung menggunakan asumsi pendapatan dan pengeluaran. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan yang dihasilkan oleh PLTBg terhadap aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan pada kawasan permukiman di kota Manado baik setelah 1 hingga 2 tahun diimplementasikan. Dimana perubahan lebih signifikan dirasakan oleh masyarakat setelah PLTBg telah diimplementasikan selama 2 tahun. Oleh sebab itu, direkomendasikan pengembangan PLTBg skala besar agar manfaatnya bisa menjangkau seluruh mayarakat kota, bahkan pulau-pulau kecil di sekitar kota Manado. Kata Kunci : Pengaruh, Energi, Biogas, Uji t, PLTBg, Manado 2021-11-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2022 Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/37547 Karakteristik Kriminalitas Di Kawasan Permukiman Kota Manado (Studi Kasus: Kawasan Permukiman Kumuh Kecamatan Tuminting) 2022-01-05T15:58:06+08:00 Mikha A Yura mikhaadisty@gmail.com Fela Warouw felawarouw@unsrat.ac.id Ricky S.M Lakat rickylakat@unsrat.ac.id Kawasan permukiman yang adalah tempat dimana masyarakat tinggal dan beraktivitas tentunya diharapkan menjadi tempat yang aman dan nyaman termasuk aman dari kriminalitas bagi penghuninya. Salah faktor satu penyebab terjadinya kriminal adalah kepadatan penduduk yang tentunya memiliki efek samping terkait masalah kependudukan antara lain adalah kawasan permukiman kumuh dengan lingkungan dan bangunan yang belum sepenuhnya layak bagi penghuninya untuk di tinggali, tingginya kompetisi kerja, menurunnya kualitas lingkungan dan terganggunya stabilitas keamanan. Salah satu kecamatan yang memiliki kawasan kumuh adalah Kecamatan Tuminting yang terletak di beberapa kelurahan yaitu kelurahan Sindulang 1, Maasing, Mahawu dan Sumompo. Berbagai tindak kejahatan yang terjadi tentunya di sebabkan oleh berbagai hal mulai dari latar belakang pelaku kejahatan, kualitas permukiman dan aspek defensible space kawasan permukiman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengidentifikasi jenis kriminalitas dan pola sebaran pada kawasan permukiman di Kecamatan Tuminting dan Menganalisis karakteristik permukiman yang rawan kriminalitas berdasarkan aspek defensible space. Dengan menggunakan metode penelitian pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif dari penelitian ini dapat mendiskripsikan dan memahami karakteristik kriminalitas di kawasan permukiman. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa karakteristik kriminalitas yang terjadi di kawasan permukiman kumuh Kecamatan Tuminting adalah sebagian besar di sebabkan oleh pengaruh minuman keras (miras) yang menjadi pemicu terjadinya tindak kriminalitas lainya dan juga rendahnya penerapan aspek defensible space di kawasan permukiman kumuh Kecamatan Tuminting. Kata Kunci: Kriminalitas; Permukiman Kumuh; Defensible Space 2021-11-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2022 Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/37548 Perwilayahan Peri Urban di Kecamatan Tombulu, Kabupaten Minahasa 2022-01-05T16:00:35+08:00 Josua J.R.Rorong J.R Rorong josuarefdi@gmail.com Veronica A Kumurur veronicakumurur@unsrat.ac.id Ingerid Moniaga ingeridmoniaga@unsrat.ac.id Wilayah peri urban atau daerah pinggiran kota merupakan zona transisi tata guna lahan, karakteristik sosial dan ekonomi, yang terletak di antara lahan perkotaan terbangun yang menyatu dengan pusat kota dan lahan pedesaan yang hampir tidak terdapat kawasan perkotaan, bentuk tanah lahan dan pemukiman perkotaan. Kecamatan Tombulu merupakan salah satu wilayah peri urban kota Kota Manado yang mengalami banyak perubahan baik secara fisik, sosial maupun ekonomi sebagai dampak dari perkembangan Kota Manado. Tujuan dari penenlitian ini, yang pertama untuk mengidentifikasi karakteristik wilayah peri urban berdasarkan aspek fisik, sosial dan ekonomi. Serta menganalisis dan menentukan perwilayahan peri urban. Dalam penelitian ini menggunakan tiga metode analisis, yang pertama adalah metode analisis statistik deskriptif untuk memperoleh hasil data yang sesuai dengan definisi operasional variabel. Kedua adalah metode analisis skoring untuk memberikan skor pada tiap variabel sesuai dengan karakteristik tiap desa, kemudian yang terakhir adalah metode analisis overlay untuk menentukan skor total yang akan digunakan dalam menentukan klasifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kecamatan Tombulu memiliki dua karakteristik wilayah peri urban, yaitu PU sekunder dan rural PU. Dari 11 desa yang ada di Kecamatan Tombulu, 10 desa bercirikan PU sekunder dan 1 desa bercirikan rural PU. Kata kunci: Perwilayahan; Peri Urban; Karakteristik; Kecamatan Tombulu 2021-11-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2022 Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur