https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/issue/feed Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur 2024-11-23T16:17:18+08:00 Amanda S. Sembel sabuaunsrat@unsrat.ac.id Open Journal Systems <p>SABUA adalah jurnal yang diterbitkan oleh Program Studi Perencanaan Wilayah &amp; Kota, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi. Jurnal Sabua adalah jurnal tentang lingkungan binaan dan arsitektur merupakan media informasi, komunikasi, dan pertukaran informasi mengenai berbagai peneitian dalam bidang perencanaan wilayah dan kota serta bidang arsitektur. Artikel dapat berupa hasil penelitian, konsep perencanaan dan perancangan, kajian dan analisis kritis yang dapat ditulis dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia. Jurnal ini diterbitkan setiap empat bulanan</p> https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/55983 Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Kualitas Sistem Pengelolaan Persampahan di Kota Manado 2024-08-28T11:37:07+08:00 Josua Kevin Hambari kevinhambari@gmail.com Amanda S Sembel amandasembel@unsrat.ac.id Michael M. Rengkung michaelrengkung@unsrat.ac.id <p><strong>Abstrak </strong></p> <p>Dalam upaya mengelola dan menangani sampah di wilayah perkotaan, pemerintah Kota Manado telah menerapkan berbagai kebijakan, peraturan, serta strategi guna mengurangi produksi sampah di Kota Manado. Meskipun demikian, situasi kebersihan di Kota Manado masih belum mencapai standar yang diharapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sistem pengelolaan persampahan di Kota Manado dan menganalisis tingkat kepuasan masyarakat terhadap kualitas sistem pengelolaan persampahan di Kota Manado. Dalam studi ini, pendekatan analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana sistem pengelolaan sampah beroperasi di Kota Manado. Selain itu, metode analisis Indeks Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction Index - CSI) digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan sistem pengelolaan sampah yang tengah berjalan di Kota Manado. Berdasarkan hasil identifikasi sistem persampahan di Kota Manado belum dilakukan secara optimal, kurangnya sosialisasi, serta kurangya kesadaran masyarakat terkait persampahan. Hasil analisis CSI (Customer Satisfaction Index) rata-rata tingkat kepuasan masyarakat terhadap sistem pengelolaan sampah: Prosedur Pelayanan 79,51 (Puas), Waktu Penyelesaian 77,64 (Puas), Biaya Pelayanan 72,57 (Puas), Produk Pelayanan 69,68 (Puas), Sarana dan Prasarana 64,39 (Cukup Puas), Kompetensi Petugas Pelayanan 71,22 (Puas).</p> <p><em>Kata kunci</em>: Tingkat Kepuasan; Sampah; Pelayanan Publik.</p> <p><strong>Abstract </strong></p> <p>In an effort to manage and handle waste in urban areas, the Manado city government has implemented various policies, regulations, and strategies to reduce waste production in Manado city. However, the cleanliness situation in Manado city still has not reached the expected standard. The purpose of this study is to identify the waste management system in Manado city and analyze the level of public satisfaction with the quality of the waste management system in Manado city. In this study, a descriptive analysis approach is used to describe how the waste management system operates in Manado City. In addition, the Customer Satisfaction Index (CSI) analysis method is used to measure the level of public satisfaction with the ongoing waste management system services in Manado City. Based on the identification results, the waste system in Manado City has not been carried out optimally, lack of socialization, and lack of public awareness regarding waste. The results of the CSI (Customer Satisfaction Index) analysis of the average level of public satisfaction with the waste management system: Service Procedures 79.51 (Satisfied), Completion Time 77.64 (Satisfied), Service Fees 72.57 (Satisfied), Service Products 69.68 (Satisfied), Facilities and Infrastructure 64.39 (Moderately Satisfied), Service Officer Competence 71.22 (Satisfied).</p> <p><em>Keyword</em>: Satisfaction Level; Garbage; Public Service.</p> 2024-11-22T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/55986 Perubahan Pemanfaatan Lahan di Sekitar Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Minahasa Selatan 2024-08-28T13:12:57+08:00 Kezia M Soenpiet iam.kezia@gmail.com Amanda S Sembel amandasembel@unsrat.ac.id Steven Lintong stevenlintong@unsrat.ac.id <p><strong>Abstrak </strong></p> <p>Dalam RTRW Kabupaten Minahasa Selatan memperuntukkan kecamatan Amurang Timur sebagai pusat pemerintah Kabupaten. Hal tersebut menjadi daya tarik bagi penduduk pendatang untuk menjadikan kecamatan Amurang Timur sebagai lahan untuk tempat tinggal dan tempat usaha sehingga mendorong kebutuhan akan lahan juga semakin meningkat. Hal ini membawa implikasi beralihnya fungsi lahan pertanian dan semak belukar menjadi lahan terbangun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan lahan yang ada serta perubahan pemanfaatan lahan yang terjadi selama rentang waktu 15 tahun terakhir (2005 – 2021) dan keterkaitannya dengan faktor - faktor pendorong perubahan pemanfaatan lahan. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik analisis spasial untuk mengetahui dan menganalisis perubahan pemanfaatan lahan yang terjadi selama rentang waktu 5 tahun terakhir. Pemanfaatan lahan terdiri dari pertanian lahan kering campur, sawah, permukiman, perkantoran, perdagangan dan jasa, industri, ruang terbuka hijau dan semak belukar. Dari hasil analisis secara spasial dengan menggunakan bantuan <em>software </em>ArcGIS didapatkan perubahan pada luasan dan pada guna lahannya untuk perubahan luas lahan terbangun mengalami peningkatan. Sebaliknya luas lahan pertanian dan semak belukar mengalami penurunan atau beralihnya fungsi lahan selama rentang waktu 15 tahun terakhir (2005 – 2021) disekitar kawasan pusat pemerintahan kecamatan Amurang Timur. Faktor – Faktor pendorong perubahan pemanfaatan lahan terbagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dipengaruhi oleh <sup>(1)</sup>faktor geografis, <sup>(2)</sup>faktor demografi, <sup>(3)</sup>faktor aksesibilitas, <sup>(4)</sup>faktor ekonomi dan <sup>(5)</sup>faktor sosial budaya. Sedangkan faktor eksternal dipengaruhi oleh <sup>(1)</sup>faktor politik.</p> <p><em>Kata kunci</em>: Perubahan Pemanfaatan Lahan, Kawasan Pusat Pemerintahan, SIG</p> <p><strong>Abstract </strong></p> <p>In the RTRW (Regional Spatial Plan) of South Minahasa Regency designates East Amurang sub-district as the center of the Regency government. This has become an attraction for migrants to make the Amurang Timur sub-district a land for residence and place of business, thereby driving the need for land to increase. This has the implication of changing the function of agricultural land and shrubs to built-up land. This study aims to determine existing land use and changes in land use that have occurred over the last 15 years (2005 to 2021) and their relationship to driving factors land use change. The research method used is qualitative descriptive analysis using spatial analysis techniques to determine and analyze changes in land use that have occurred over the last 5 years. Utilization the land consists of mixed dry land agriculture, paddy fields, settlements, offices, trade and services, industry, green open spaces and shrubs. From the results of spatial analysis using the help of ArcGIS software, it was found that changes in area and land use for changes in built-up land area have increased. On the other hand, the area of ​​agricultural land and shrubs has decreased or changed land functions over the last 15 years (2005 to 2021) around the central government area of ​​Amurang Timur sub-district. Factors driving changes in land use are divided into internal factors and external factors. Internal factors are influenced by <sup>(1)</sup>geographical factors, <sup>(2)</sup>demographic factors, <sup>(3)</sup>accessibility factors, <sup>(4)</sup>economic factors and <sup>(5)</sup>socio-cultural factors.</p> <p><em>Keyword</em>: Land Use Change, Central Government Area, GIS</p> 2024-11-22T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/55987 Persepsi Masyarakat terhadap Fungsi Taman Kota Di Kota Bitung (Studi Kasus : Taman Dotulong Dan Taman Kesatuan Bangsa) 2024-08-28T13:15:48+08:00 Kheren G. Lumenta kherenglorya@gmail.com Andi Malik andimalik@unsrat.ac.id Aristotulus E. Tungka aristungka@unsrat.ac.id <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Sangat penting bagi seluruh lapisan masyarakat perkotaan untuk memiliki ruang terbuka hijau. Pembangunan perkotaan merupakan tugas penting bagi kawasan hijau. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 mendefinisikan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan (RTHKP) adalah ruang terbuka di kawasan perkotaan yang dipenuhi tanaman yang memberikan manfaat lingkungan, sosial, budaya, ekonomi, dan estetika. Ini adalah departemen ini. Taman kota merupakan salah satu kawasan hijau terbuka. Taman kota merupakan ruang terbuka hijau yang tujuan utamanya adalah keindahan dan interaksi sosial. Dalam Journal for Psychology (2009), Robbins (2003) mengartikan persepsi sebagai hubungan dengan lingkungan sekitar seseorang. Ini adalah proses dimana manusia mengatur dan menafsirkan masukan sensoriknya untuk memahami lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap apa saja yang fungsi dari taman kota di Kota Bitung, khususnya Taman Dotulong dan Taman Kesatuan Bangsa. Analisis deskriptif kuantitatif dan analisis skala likert yang digunakan dalam penelitian ini. Kedua taman tersebut memiliki kedatangan dan pengunjung yang sama; pengunjung lebih sering datang pada sore dan malam hari dibandingkan pada pagi dan sore hari. Masyarakat Kota Bitung merasakan Taman Doturon memiliki fungsi yang lebih baik dibandingkan Taman Kesatuan Bangsa.</p> <p><em>Kata kunci</em>: Ruang Terbuka Hijau, Taman Kota, Fungsi Taman Kota, Perpsepsi Masyarakat</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>It is very important for all levels of urban society to have green open space. Urban development is an important task for green areas. Minister of Home Affairs Regulation Number 1 of 2007 defines Urban Green Open Space (RTHKP) as open space in urban areas filled with plants that provide environmental, social, cultural, economic and aesthetic benefits. This is this department. City parks are open green areas. City parks are green open spaces whose main purpose is beauty and social interaction. In the Journal for Psychology (2009), Robbins (2003) defines perception as a relationship with the environment around a person. It is the process by which humans organize and interpret their sensory input to understand their environment. This research aims to determine the public's perception of the functions of city parks in Bitung City, especially Dotulong Park and National Unity Park. Quantitative descriptive analysis and Likert scale analysis were used in this research. Both parks have similar arrivals and visitors; visitors come more often in the afternoon and evening than in the morning and evening. The people of Bitung City feel that Doturon Park has a better function than National Unity Park.</p> <p><em>Keyword</em>: Green Open Space, City Parks, City Park Functions, Community Perception</p> 2024-11-22T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/55988 Dampak Industri Cap Tikus Terhadap Perubahan Spasial dan Sosial Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Motoling Timur 2024-08-28T13:23:35+08:00 Agrivia C. Timporok agriviachristyt@gmail.com Raymond Ch Tarore raymondtarore@unsrat.ac.id Alvin Tinangon alvintinangon@unsrat.ac.id <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Industri alkohol menjadi salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir di berbagai wilayah, termasuk di Kecamatan Motoling Timur. Pertumbuhan industri alkohol di daerah ini dapat berdampak signifikan terhadap perubahan spasial yang dapat mempengaruhi pola penggunaan ruang di wilayah tersebut, seperti perkembangan permukiman dan area komersial yang mungkin berkembang seiring dengan pertumbuhan industri. Penelitian ini bertujuan untuk dapat memberikan wawasan tentang bagaimana industri cap tikus mempengaruhi perubahan spasial di Kecamatan Motoling Timur dan bagaimana industri cap tikus mempengaruhi kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di Kecamatan Motoling Timur. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif, termasuk survei, observasi, dan wawancara. Populasi penelitian adalah penduduk yang bekerja sebagai petani captikus, sedangkan sampel akan mewakili populasi tersebut. Penelitian ini juga akan melibatkan pengumpulan data, analisis spasial menggunakan sistem informasi geografis dalam bentuk penelitian time series yang diambil dari tahun 2013, 2018 dan tahun 2023 serta aspek sosial dan ekonomi untuk mengetahui bagaimana pendapatan para petani captikus di Kecamatan Motoling Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa industri cap tikus mempengaruhi perubahan spasial dan perubahan pola permukiman di Kecamatan Motoling Timur. Industri ini juga memiliki dampak signifikan terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di Kecamatan Motoling Timur.</p> <p><em>Kata kunci</em>: Industri Cap Tikus, Perubahan Spasial, Social Ekonomi</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>The rapid growth of the alcohol industry in various regions, including the east motoling district, has significant spatial implications that can affect the area's land use patterns, such as the development of settlements and commercial areas. This research aims to provide insights into how the cap tikus industry affects spatial changes in the East Motoling District and its impact on the social and economic conditions of the community. The study uses quantitative and qualitative descriptive analysis methods, including surveys, observations, and interviews. The research population consists of farmers working in the cap tikus industry, with the sample representing this population. The study also involves data collection, spatial analysis using geographic information systems in the form of a time series study from 2013, 2018, and 2023, as well as social and economic aspects to understand the income of cap tikus farmers in the East Motoling District. The results show that the cap tikus industry influences spatial changes and settlement patterns in the east motoling district, and has a significant impact on the social and economic conditions of the community in East Motoling Distict</p> <p><em>Keyword</em>: Cap Tikus Industry, Spatial Change, Socio Economic.</p> 2024-06-06T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/56016 Coping Strategi Masyarakat Di Kawasan Rawan Banjir Kota Manado 2024-08-28T13:27:56+08:00 Selfi Joisefien Demotekay joisefienselfi@gmail.com Judy O. Waani judywaani@unsrat.ac.id Pingkan P. Egam epingkan@unsrat.ac.id <p><strong>Abstrak </strong></p> <p>Strategi coping masyarakat merupakan respon yang dapat dilakukan oleh masyarakat setempat terhadap perubahan lingkungan terhadap bencana yang dihadapi oleh karena itu, Bencana banjir tidak hanya mengakibat kerusakan bangunan dan sarana prasarana umum, tetapi terganggunya aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat.<strong><em> Berdasarkan BPBD Kota Manado, terdapat banyak bencana salah satunya banjir yang menyebabkan kerugian harta benda, jiwa, dan rumah-rumah warga yang terendam air dan kerangka bangunan dibeberapa kelurahan pada Kota Manado. </em></strong>Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sebaran wilayah rawan banjir di Kota Manado dan tingkat strategi coping masyarakat diwilayah rawan banjir Kota Manado. &nbsp;Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif-kuantitatif Likert untuk mengetahui strategi coping pada setiap variabel dan secara spasial untuk menghasilkan peta terkait sebaran wilayah rawan banjir dan strategi coping masyarakat diwilayah rawan banjir. Hasil dari analisis tersebut dapat menunjukkan daerah-daerah yang menerapkan strategi penanggulangan pada wilayah sebaran tempat yang rentan terhadap banjir pada Kecamatan Tuminting dan Kecamatan Bunaken di Kota Manado serta sikap masyarakat sebelum bencana, selama bencana dan sesudah banjir berdasarkan aspek ekonomi, sosial dan aspek kulturan.</p> <p><em>Kata Kunci:</em>&nbsp; Coping Strategi, Rawan Banjir, Kota Manado</p> <p><strong>Abstract </strong></p> <p>Coping strategies are one of the responses that local communities implement to the environmental changes and disasters they face. Therefore, floods not only inflict physical harm on public buildings and infrastructure, but also disrupt the social and economic activities of the community. According to the Manado City BPBD, numerous disasters, including floods, have occurred, resulting in the loss of property, lives and homes of residents, as well as the flooding of structures in several sub-districts of Manado City.The objective of this research is to identify the distribution of flood-prone areas in Manado City and to assess community coping strategies in these areas. A descriptive-quantitative Likert analytical method is used to determine the coping strategies for each variable and a spatial approach is used to develop maps showing the distribution of flood-prone areas and the coping strategies of communities in these areas. The results of this analysis can show areas that implement mitigation strategies in areas that are vulnerable flooding in Tuminting District and Bunaken District in Manado City, as well as community attitudes before the disaster, during the disaster, and after the flood based on economic, social, and cultural aspects.</p> <p><em>Keywords:</em> Coping Strategy, Flood Prone, Manado City</p> 2024-06-08T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/57319 Kajian Pusat Pelayanan Kesehatan Jiwa di Kota Makassar dengan Pendekatan Tema Healing Environment 2024-08-28T13:57:02+08:00 Agatha Kirey Jermias agathakirey99@gmail.com Dwight M Rondonuwu mooddyrondonuwu@unsrat.ac.id Sonny Tilaar sonnytilaar@unsrat.ac.id <p>Abstrak<br>Pusat pelayanan kesehatan jiwa adalah sebuah fasilitas yang melayani dan membantu untuk memulihkan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok untuk menjadi baik dan normal perasaan dan pemikirannya sehingga memungkinkan seorang individu untuk hidup harmonis dan produktif sebagai bagian dari masyarakat. Pentingnya kesehatan jiwa sudah mulai disadari oleh masyarakat Kota Makassar. Oleh karena itu, tujuan dari kajian Pusat Pelayanan Kesehatan Jiwa di Kota Makassar ini adalah untuk mendapatkan konsep yang tepat dalam merancang Pusat Pelayanan Kesehatan Jiwa yang mampu menerapkan prinsip-prinsip perancangan berbasis lingkungan penyembuhan di mana dalam implementasi desain terdapat interaksi antara indera manusia dengan alam sehingga membuat penggunanya merasa nyaman, diharapkan paradigma masyarakat mengenai gangguan jiwa dapat berubah dan masyarakat tidak segan lagi untuk memeriksakan kejiwaannya. Dalam proses perancangan objek ini menggunakan metode rasional atau metode perancangan yang melakukan analisis desain berdasarkan proses logis dan konsekuensi keputusannya dan dalam kajiannya melakukan studi komparasi yang dalam prosesnya melakukan pembandingan objek rancangan yang sudah ada dengan tipologi yang sama untuk mendapatkan data-data pendukung perancangan. Konsep yang diterapkan melalui pendekatan tema healing environment menghasilkan perancangan desain bangunan yang beradaptasi dengan alam, taman penyembuh, dan kebun untuk keperluan terapi dan rehabilitasi.<br>Kata kunci: Pusat Pelayanan Kesehatan Jiwa; Kota Makassar; Healing Environment.<br>Abstract<br>A mental health service center is a facility that serves the mental health examination, treatment and counseling needs of a person or group to be able to live harmoniously and productively as part of society. The importance of mental health has begun to be realized by the people of Makassar City. Therefore, the aim of this study of the Mental Health Service Center in Makassar City is to obtain the right concept in designing a Mental Health Service Center which is able to apply design principles based on environmental healing where in the implementation of the design there is interaction between the human senses and nature so that making users feel comfortable, it is hoped that society's paradigm regarding mental disorders can change and people will no longer hesitate to have their mental health checked. In the process of designing this object, a rational method or design method is used which carries out design analysis based on the logistics process and the consequences of decisions and in the study carries out a comparative study which in the process compares existing design objects with the same typology to obtain design supporting data. The concept applied through the healing environment theme approach produces building designs that adapt to nature, healing gardens and gardens for therapy and rehabilitation purposes.<br>Keyword: Mental Health; Makassar City; Healing Environment</p> 2024-07-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/57391 Kajian Luasan Dan Sebaran Lahan Potensial Perumahan Kawasan Perkotaan Di Kabupaten Minahasa Utara [Studi Kasus: Kecamatan Kalawat, Airmadidi, Kauditan] 2024-08-28T14:01:11+08:00 Devanya Deviani Ruth Bokau devanyabokaudevanya@gmail.com Dwight M. Rondonuwu mooddyrondonuwu@unsrat.ac.id Johansen C. Mandey johansenmandey@unsrat.ac.id <p><strong>Abstrak </strong></p> <p>Kabupaten Minahasa Utara terletak pada jalur penghubung dua kota besar yang memiliki potensi terjadinya urbanisasi akibat letak geografisnya. Hal ini didukung dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Minahasa Utara tahun 2013-2033 yang menyatakan bahwa Kecamatan Kalawat, Kecamatan Airmadidi, dan Kecamatan Kauditan ditetapkan sebagai Kawasan Siap Bangun (KASIBA) dan Lingkungan Siap Bangun (LISIBA) yang diperuntukan untuk pembangunan perumahan berskala besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menghitung sebaran dan luasan yang dapat mencukupi sampai 20 tahun mendatang. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik overlay dengan bantuan aplikasi software ArcGIS, melakukan pembobotan sesuai dengan kriteria lahan peruntukan perumahan. Berdasarkan identifikasi dan analisis maka diperoleh sebaran dan luas lahan potensial pengembangan perumahan keseluruhan seluas 16.130 Ha. Hasil tersebut menunjukan kapasitas lahan untuk peruntukan perumahan di wilayah penelitian pada tahun 2044 masih belum memadai untuk memenuhi kebutuhan perumahan yang ada.</p> <p><em>Kata kunci</em>: Daya Dukung, Lahan Potensial, Perumahan.</p> <p><strong>Abstract </strong></p> <p>North Minahasa Regency is located on the connecting route between two big cities that have the potential for urbanization due to its geographical location. This is supported in the 2013-2033 Regional Spatial Plan of North Minahasa Regency which states that Kalawat Sub-district, Airmadidi Sub-district, and Kauditan Sub-district are designated as Ready to Build Areas (KASIBA) and Ready to Build Neighborhoods (LISIBA) intended for large-scale housing development. This study aims to identify and calculate the distribution and area that can be sufficient for the next 20 years. The analysis method in this study uses overlay techniques with the help of ArcGIS software applications, weighting according to the criteria for housing allocation land. Based on the identification and analysis, the distribution and area of potential housing development land totals 16,130 hectares. These results show that the capacity of land for housing designation in the study area in 2044 is still inadequate to meet existing housing needs.</p> <p><em>Keyword</em>: Supportability, Potential Land, Housing.</p> 2024-07-31T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/59181 Analisis Kebutuhan dan Potensi Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Di Kota Bitung Berdasarkan Indeks Hijau Biru Indonesia (IHBI) 2024-11-22T14:26:37+08:00 Femando Prantiono prantionon@gmail.com Fela Warouw felawarouw@unsrat.ac.id Amanda S Sembel amandasembel@unsrat.ac.id <p>Abstrak</p> <p>Penelitian ini menganalisis kebutuhan RTH dan potensi pengembangan RTH di kota Bitung dengan menggunakan metode perhitungan IHBI. IHBI (Indeks Biru Hijau Indonesia) merupakan metode untuk menilai kualitas RTH berdasarkan fungsi ekologi dan sosial dengan memberikan bobot (persentase) yang melibatkan Faktor Hijau-Biru Indonesia (FHBI) dan elemen bonus terbuka hijau. Kota Bitung, sebagai salah satu kota di Indonesia, masih belum mencapai standar minimum tersebut. Perkembangan pesat di Kota Bitung, seperti perubahan lahan menjadi kawasan perumahan, industri, dan perdagangan, menyebabkan berkurangnya RTH di wilayah ini. Kekurangan RTH di Kota Bitung berdampak pada masalah lingkungan, seperti penurunan produksi oksigen, berkurangnya air tanah, ketidakstabilan iklim, menurunnya interaksi sosial, serta penurunan estetika kawasan perkotaan. Dengan memanfaatkan data spasial dan analisis geografis, penelitian ini mengidentifikasi kawasan yang memerlukan pengembangan ruang terbuka hijau. Metode IHBI berpotensi dalam meningkatkan ketersediaan RTH sebagai pengembangan RTH dengan menambahkan luasan jumlah bonus elemen pada setiap RTH yang tersebar. Hasil analisis menunjukkan bahwa kecamatan yang belum mencapai target 30% RTH dapat meningkatkan ketersediaannya dengan penerapan metode IHBI.</p> <p><em>Kata kunci'.</em> Pengembangan RTH. Ruang Terbuka Hijau. Indeks Hijau Biru Indonesia</p> <p>Abstract</p> <p>This research analyzes the need for green open space and the potential for green open space development in the city of Bitung using the IHBI calculation method. IHBI (Indonesian Blue Green Index) is a method for assessing the quality of green open space based on ecological and social functions by giving weights (percentages) involving the Indonesian Green-Blue Factor (FHBI) and green open bonus elements. Bitung City, as one of the cities in Indonesia, has still not reached this minimum standard. Rapid development in Bitung City, such as changing land into residential, industrial and commercial areas, has resulted in a reduction in green open space in this area. The lack of green open space in Bitung City has an impact on environmental problems, such as decreased oxygen production, reduced groundwater, climate instability, decreased social interaction, and decreased aesthetics of urban areas. By utilizing spatial data and geographic analysis, this research identifies areas that require the development of green open spaces. The IHBI method has the potential to increase the availability of green open space as a green open space development by increasing the number of bonus elements in each spread of green open space. The results of the analysis show that sub-districts that have not reached the target of 30% green open space can increase its availability by implementing the IHBI method.</p> <p><em>Keyword:</em> Development of green open space, Green Open Space, Indonesian Blue Green Index (IHBI)</p> 2024-11-22T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/59210 Analisis Karakteristik Kawasan Rawan Bencana Tsunami di Wilayah Pesisir Kota Bitung 2024-11-23T16:17:18+08:00 Fransiska Syalom Fujaya fransiskafujaya@gmail.com Amanda S Sembel amandasembel@unsrat.ac.id Dwight M. Rondonuwu mooddyrondonuwu@unsrat.ac.id <p>Abstrak<br>Kota Bitung merupakan salah satu kota yang terletak di pesisir pantai Sulawesi Utara. Dengan kondisi geografis ini menjadikan Kota Bitung memiliki potensi untuk terkena dampak bencana tsunami. Hal ini didukung dalam rencana tata ruang wilayah Kota Bitung tahun 2013-2033 yang menyebutkan beberapa kelurahan yang ada di Kecamatan Madidir, Kecamatan Girian, Kecamatan Ranowulu, Kecamatan Lembeh Selatan dan Kecamatan Lembeh Utara sebagai kawasan rawan bencana tsunami. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menghitung sebaran karakteristik kawasan rawan bencana tsunami di wilayah pesisir Kota Bitung. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik spasial dengan menggunakan aplikasi software arcgis. Berdasarkan identifikasi dan analisis maka diperoleh karakteristik yang teridentifikasi kawasan rentan bencana tsunami di wilayah pesisir didominasi oleh dataran rendah yang meliputi seluruh wilayah penelitian di sepanjang pesisir pantai dengan luas sebaran 7388, 39 Ha dan kawasan berbukit serta gunung yang meliputi kelurahan yang ada di Kecamatan Lembeh Utara, Lembeh Selatan, Madidir, dan Ranowulu dengan luas sebaran 565,56 Ha. Hasil tersebut menunjukkan karakteristik di wilayah penelitian terdiri dari dataran rendah dan kawasan perbukitan.<br>Kata Kunci : Karakteristik; Tsunami; Wilayah Pesisir</p> <p><br>Abstrak<br>Bitung City is one of the cities located on the coast of North Sulawesi. Due to this geographical condition, Bitung City has the potential to be impacted by tsunami disasters. This is supported by the Bitung City spatial plan for 2013-2033, which identifies several sub-districts in Madidir District, Girian District, Ranowulu District, South Lembeh District, and North Lembeh District as tsunami hazard zones. This study aims to identify and calculate the distribution of tsunami hazard-prone areas in the coastal regions of Bitung City. The analytical method used in this study involves spatial techniques using ArcGIS software. Based on the identification and analysis, it was found that the characteristics of the tsunami hazard-prone areas in the coastal regions are predominantly lowland areas, covering the entire study area along the coastline with a distribution area of 7388.39 hectares. Additionally, hilly and mountainous areas, including sub-districts in North Lembeh, South Lembeh, Madidir, and Ranowulu Districts, cover a distribution area of 565.56 hectares. These results indicate that the study area is characterized by both lowland and hilly areas.<br>Keyword : Characteristics; Tsunami; Coastal Region</p> 2024-11-23T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024