Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA <p>SABUA adalah jurnal yang diterbitkan oleh Program Studi Perencanaan Wilayah &amp; Kota, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi. Jurnal Sabua adalah jurnal tentang lingkungan binaan dan arsitektur merupakan media informasi, komunikasi, dan pertukaran informasi mengenai berbagai peneitian dalam bidang perencanaan wilayah dan kota serta bidang arsitektur. Artikel dapat berupa hasil penelitian, konsep perencanaan dan perancangan, kajian dan analisis kritis yang dapat ditulis dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia. Jurnal ini diterbitkan setiap empat bulanan</p> Universitas Sam Ratulangi en-US Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur 2085-7020 @Sabua - PWK-Unsrat Manado Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Kualitas Sistem Pengelolaan Persampahan di Kota Manado https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/55983 <p><strong>Abstrak </strong></p> <p>Dalam upaya mengelola dan menangani sampah di wilayah perkotaan, pemerintah Kota Manado telah menerapkan berbagai kebijakan, peraturan, serta strategi guna mengurangi produksi sampah di Kota Manado. Meskipun demikian, situasi kebersihan di Kota Manado masih belum mencapai standar yang diharapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sistem pengelolaan persampahan di Kota Manado dan menganalisis tingkat kepuasan masyarakat terhadap kualitas sistem pengelolaan persampahan di Kota Manado. Dalam studi ini, pendekatan analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana sistem pengelolaan sampah beroperasi di Kota Manado. Selain itu, metode analisis Indeks Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction Index - CSI) digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan sistem pengelolaan sampah yang tengah berjalan di Kota Manado. Berdasarkan hasil identifikasi sistem persampahan di Kota Manado belum dilakukan secara optimal, kurangnya sosialisasi, serta kurangya kesadaran masyarakat terkait persampahan. Hasil analisis CSI (Customer Satisfaction Index) rata-rata tingkat kepuasan masyarakat terhadap sistem pengelolaan sampah: Prosedur Pelayanan 79,51 (Puas), Waktu Penyelesaian 77,64 (Puas), Biaya Pelayanan 72,57 (Puas), Produk Pelayanan 69,68 (Puas), Sarana dan Prasarana 64,39 (Cukup Puas), Kompetensi Petugas Pelayanan 71,22 (Puas).</p> <p><em>Kata kunci</em>: Tingkat Kepuasan; Sampah; Pelayanan Publik.</p> <p><strong>Abstract </strong></p> <p>In an effort to manage and handle waste in urban areas, the Manado city government has implemented various policies, regulations, and strategies to reduce waste production in Manado city. However, the cleanliness situation in Manado city still has not reached the expected standard. The purpose of this study is to identify the waste management system in Manado city and analyze the level of public satisfaction with the quality of the waste management system in Manado city. In this study, a descriptive analysis approach is used to describe how the waste management system operates in Manado City. In addition, the Customer Satisfaction Index (CSI) analysis method is used to measure the level of public satisfaction with the ongoing waste management system services in Manado City. Based on the identification results, the waste system in Manado City has not been carried out optimally, lack of socialization, and lack of public awareness regarding waste. The results of the CSI (Customer Satisfaction Index) analysis of the average level of public satisfaction with the waste management system: Service Procedures 79.51 (Satisfied), Completion Time 77.64 (Satisfied), Service Fees 72.57 (Satisfied), Service Products 69.68 (Satisfied), Facilities and Infrastructure 64.39 (Moderately Satisfied), Service Officer Competence 71.22 (Satisfied).</p> <p><em>Keyword</em>: Satisfaction Level; Garbage; Public Service.</p> Michael M. Rengkung Josua Kevin Hambari Amanda S Sembel Copyright (c) 2024 2024-06-06 2024-06-06 13 1 1 10 Perubahan Pemanfaatan Lahan di Sekitar Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Minahasa Selatan https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/55986 <p><strong>Abstrak </strong></p> <p>Dalam RTRW Kabupaten Minahasa Selatan memperuntukkan kecamatan Amurang Timur sebagai pusat pemerintah Kabupaten. Hal tersebut menjadi daya tarik bagi penduduk pendatang untuk menjadikan kecamatan Amurang Timur sebagai lahan untuk tempat tinggal dan tempat usaha sehingga mendorong kebutuhan akan lahan juga semakin meningkat. Hal ini membawa implikasi beralihnya fungsi lahan pertanian dan semak belukar menjadi lahan terbangun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan lahan yang ada serta perubahan pemanfaatan lahan yang terjadi selama rentang waktu 15 tahun terakhir (2005 – 2021) dan keterkaitannya dengan faktor - faktor pendorong perubahan pemanfaatan lahan. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik analisis spasial untuk mengetahui dan menganalisis perubahan pemanfaatan lahan yang terjadi selama rentang waktu 5 tahun terakhir. Pemanfaatan lahan terdiri dari pertanian lahan kering campur, sawah, permukiman, perkantoran, perdagangan dan jasa, industri, ruang terbuka hijau dan semak belukar. Dari hasil analisis secara spasial dengan menggunakan bantuan <em>software </em>ArcGIS didapatkan perubahan pada luasan dan pada guna lahannya untuk perubahan luas lahan terbangun mengalami peningkatan. Sebaliknya luas lahan pertanian dan semak belukar mengalami penurunan atau beralihnya fungsi lahan selama rentang waktu 15 tahun terakhir (2005 – 2021) disekitar kawasan pusat pemerintahan kecamatan Amurang Timur. Faktor – Faktor pendorong perubahan pemanfaatan lahan terbagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dipengaruhi oleh <sup>(1)</sup>faktor geografis, <sup>(2)</sup>faktor demografi, <sup>(3)</sup>faktor aksesibilitas, <sup>(4)</sup>faktor ekonomi dan <sup>(5)</sup>faktor sosial budaya. Sedangkan faktor eksternal dipengaruhi oleh <sup>(1)</sup>faktor politik.</p> <p><em>Kata kunci</em>: Perubahan Pemanfaatan Lahan, Kawasan Pusat Pemerintahan, SIG</p> <p><strong>Abstract </strong></p> <p>In the RTRW (Regional Spatial Plan) of South Minahasa Regency designates East Amurang sub-district as the center of the Regency government. This has become an attraction for migrants to make the Amurang Timur sub-district a land for residence and place of business, thereby driving the need for land to increase. This has the implication of changing the function of agricultural land and shrubs to built-up land. This study aims to determine existing land use and changes in land use that have occurred over the last 15 years (2005 to 2021) and their relationship to driving factors land use change. The research method used is qualitative descriptive analysis using spatial analysis techniques to determine and analyze changes in land use that have occurred over the last 5 years. Utilization the land consists of mixed dry land agriculture, paddy fields, settlements, offices, trade and services, industry, green open spaces and shrubs. From the results of spatial analysis using the help of ArcGIS software, it was found that changes in area and land use for changes in built-up land area have increased. On the other hand, the area of ​​agricultural land and shrubs has decreased or changed land functions over the last 15 years (2005 to 2021) around the central government area of ​​Amurang Timur sub-district. Factors driving changes in land use are divided into internal factors and external factors. Internal factors are influenced by <sup>(1)</sup>geographical factors, <sup>(2)</sup>demographic factors, <sup>(3)</sup>accessibility factors, <sup>(4)</sup>economic factors and <sup>(5)</sup>socio-cultural factors.</p> <p><em>Keyword</em>: Land Use Change, Central Government Area, GIS</p> Kezia M Soenpiet Amanda S Sembel Steven Lintong Copyright (c) 2024 2024-06-06 2024-06-06 13 1 11 20 Persepsi Masyarakat terhadap Fungsi Taman Kota Di Kota Bitung (Studi Kasus : Taman Dotulong Dan Taman Kesatuan Bangsa) https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/55987 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Sangat penting bagi seluruh lapisan masyarakat perkotaan untuk memiliki ruang terbuka hijau. Pembangunan perkotaan merupakan tugas penting bagi kawasan hijau. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 mendefinisikan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan (RTHKP) adalah ruang terbuka di kawasan perkotaan yang dipenuhi tanaman yang memberikan manfaat lingkungan, sosial, budaya, ekonomi, dan estetika. Ini adalah departemen ini. Taman kota merupakan salah satu kawasan hijau terbuka. Taman kota merupakan ruang terbuka hijau yang tujuan utamanya adalah keindahan dan interaksi sosial. Dalam Journal for Psychology (2009), Robbins (2003) mengartikan persepsi sebagai hubungan dengan lingkungan sekitar seseorang. Ini adalah proses dimana manusia mengatur dan menafsirkan masukan sensoriknya untuk memahami lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap apa saja yang fungsi dari taman kota di Kota Bitung, khususnya Taman Dotulong dan Taman Kesatuan Bangsa. Analisis deskriptif kuantitatif dan analisis skala likert yang digunakan dalam penelitian ini. Kedua taman tersebut memiliki kedatangan dan pengunjung yang sama; pengunjung lebih sering datang pada sore dan malam hari dibandingkan pada pagi dan sore hari. Masyarakat Kota Bitung merasakan Taman Doturon memiliki fungsi yang lebih baik dibandingkan Taman Kesatuan Bangsa.</p> <p><em>Kata kunci</em>: Ruang Terbuka Hijau, Taman Kota, Fungsi Taman Kota, Perpsepsi Masyarakat</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>It is very important for all levels of urban society to have green open space. Urban development is an important task for green areas. Minister of Home Affairs Regulation Number 1 of 2007 defines Urban Green Open Space (RTHKP) as open space in urban areas filled with plants that provide environmental, social, cultural, economic and aesthetic benefits. This is this department. City parks are open green areas. City parks are green open spaces whose main purpose is beauty and social interaction. In the Journal for Psychology (2009), Robbins (2003) defines perception as a relationship with the environment around a person. It is the process by which humans organize and interpret their sensory input to understand their environment. This research aims to determine the public's perception of the functions of city parks in Bitung City, especially Dotulong Park and National Unity Park. Quantitative descriptive analysis and Likert scale analysis were used in this research. Both parks have similar arrivals and visitors; visitors come more often in the afternoon and evening than in the morning and evening. The people of Bitung City feel that Doturon Park has a better function than National Unity Park.</p> <p><em>Keyword</em>: Green Open Space, City Parks, City Park Functions, Community Perception</p> Kheren G. Lumenta Andi Malik Aristotulus E. Tungka Copyright (c) 2024 2024-06-06 2024-06-06 13 1 21 30 Dampak Industri Cap Tikus Terhadap Perubahan Spasial dan Sosial Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Motoling Timur https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/55988 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Industri alkohol menjadi salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir di berbagai wilayah, termasuk di Kecamatan Motoling Timur. Pertumbuhan industri alkohol di daerah ini dapat berdampak signifikan terhadap perubahan spasial yang dapat mempengaruhi pola penggunaan ruang di wilayah tersebut, seperti perkembangan permukiman dan area komersial yang mungkin berkembang seiring dengan pertumbuhan industri. Penelitian ini bertujuan untuk dapat memberikan wawasan tentang bagaimana industri cap tikus mempengaruhi perubahan spasial di Kecamatan Motoling Timur dan bagaimana industri cap tikus mempengaruhi kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di Kecamatan Motoling Timur. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif, termasuk survei, observasi, dan wawancara. Populasi penelitian adalah penduduk yang bekerja sebagai petani captikus, sedangkan sampel akan mewakili populasi tersebut. Penelitian ini juga akan melibatkan pengumpulan data, analisis spasial menggunakan sistem informasi geografis dalam bentuk penelitian time series yang diambil dari tahun 2013, 2018 dan tahun 2023 serta aspek sosial dan ekonomi untuk mengetahui bagaimana pendapatan para petani captikus di Kecamatan Motoling Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa industri cap tikus mempengaruhi perubahan spasial dan perubahan pola permukiman di Kecamatan Motoling Timur. Industri ini juga memiliki dampak signifikan terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di Kecamatan Motoling Timur.</p> <p><em>Kata kunci</em>: Industri Cap Tikus, Perubahan Spasial, Social Ekonomi</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>The rapid growth of the alcohol industry in various regions, including the east motoling district, has significant spatial implications that can affect the area's land use patterns, such as the development of settlements and commercial areas. This research aims to provide insights into how the cap tikus industry affects spatial changes in the East Motoling District and its impact on the social and economic conditions of the community. The study uses quantitative and qualitative descriptive analysis methods, including surveys, observations, and interviews. The research population consists of farmers working in the cap tikus industry, with the sample representing this population. The study also involves data collection, spatial analysis using geographic information systems in the form of a time series study from 2013, 2018, and 2023, as well as social and economic aspects to understand the income of cap tikus farmers in the East Motoling District. The results show that the cap tikus industry influences spatial changes and settlement patterns in the east motoling district, and has a significant impact on the social and economic conditions of the community in East Motoling Distict</p> <p><em>Keyword</em>: Cap Tikus Industry, Spatial Change, Socio Economic.</p> Agrivia C. Timporok Raymond Ch Tarore Alvin Tinangon Copyright (c) 2024 2024-06-06 2024-06-06 13 1 31 40 Coping Strategi Masyarakat Di Kawasan Rawan Banjir Kota Manado https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/SABUA/article/view/56016 <p><strong>Abstrak </strong></p> <p>Strategi coping masyarakat merupakan respon yang dapat dilakukan oleh masyarakat setempat terhadap perubahan lingkungan terhadap bencana yang dihadapi oleh karena itu, Bencana banjir tidak hanya mengakibat kerusakan bangunan dan sarana prasarana umum, tetapi terganggunya aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat.<strong><em> Berdasarkan BPBD Kota Manado, terdapat banyak bencana salah satunya banjir yang menyebabkan kerugian harta benda, jiwa, dan rumah-rumah warga yang terendam air dan kerangka bangunan dibeberapa kelurahan pada Kota Manado. </em></strong>Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sebaran wilayah rawan banjir di Kota Manado dan tingkat strategi coping masyarakat diwilayah rawan banjir Kota Manado. &nbsp;Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif-kuantitatif Likert untuk mengetahui strategi coping pada setiap variabel dan secara spasial untuk menghasilkan peta terkait sebaran wilayah rawan banjir dan strategi coping masyarakat diwilayah rawan banjir. Hasil dari analisis tersebut dapat menunjukkan daerah-daerah yang menerapkan strategi penanggulangan pada wilayah sebaran tempat yang rentan terhadap banjir pada Kecamatan Tuminting dan Kecamatan Bunaken di Kota Manado serta sikap masyarakat sebelum bencana, selama bencana dan sesudah banjir berdasarkan aspek ekonomi, sosial dan aspek kulturan.</p> <p><em>Kata Kunci:</em>&nbsp; Coping Strategi, Rawan Banjir, Kota Manado</p> <p><strong>Abstract </strong></p> <p>Coping strategies are one of the responses that local communities implement to the environmental changes and disasters they face. Therefore, floods not only inflict physical harm on public buildings and infrastructure, but also disrupt the social and economic activities of the community. According to the Manado City BPBD, numerous disasters, including floods, have occurred, resulting in the loss of property, lives and homes of residents, as well as the flooding of structures in several sub-districts of Manado City.The objective of this research is to identify the distribution of flood-prone areas in Manado City and to assess community coping strategies in these areas. A descriptive-quantitative Likert analytical method is used to determine the coping strategies for each variable and a spatial approach is used to develop maps showing the distribution of flood-prone areas and the coping strategies of communities in these areas. The results of this analysis can show areas that implement mitigation strategies in areas that are vulnerable flooding in Tuminting District and Bunaken District in Manado City, as well as community attitudes before the disaster, during the disaster, and after the flood based on economic, social, and cultural aspects.</p> <p><em>Keywords:</em> Coping Strategy, Flood Prone, Manado City</p> Selfi Joisefien Demotekay Judy O. Waani Pingkan P. Egam Copyright (c) 2024 2024-06-08 2024-06-08 13 1 41 49