ANALISIS TINGKAT PENDAPATAN MASYARAKAT NELAYAN SOMA PAJEKO DI KECAMATAN SALIBABU KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD SULAWESI UTARA

Authors

  • Siska Salatan
  • Victoria E.N. Manoppo
  • Suria Darwisito

DOI:

https://doi.org/10.35800/akulturasi.6.11.2018.21523

Abstract

Abstract

Talaud Islands Regency includes maritime territory, 94.6% of which is waters directly adjacent to the Philippines and holds a variety of high economic living resources. In North Sulawesi Provincial Regulation Numbered 1/2017, article 12 concerning Zoning Plan of Coastal Zone and Small Islands of North Sulawesi Province 2017-2037, Talaud Islands Regency is designated as Integrated Marine and Fisheries Center Location of Talaud. It is located in Salibabu district, where Regional Regulation of Spatial Plan Numbered 1/2014 concerning Spatial Plan of Talaud Islands Regency for 2014-2034, Salibabu District is prioritized for Fishing Fisheries Regional Development and Management since its unutilized fisheries potential is still about 23,104 tons/year. In 2017, Salibabu district occupies the highest order for total fisheries production in Talaud Islands District. It was 702.3 tons or 11.79% of that in Talaud Islands Regency, 46.23% of which were gained from purse seines. Majority of the purse seine fishermen are those whose main livelihoods are fishermen and do not have other jobs. Fishing community is, in general, a relatively lagging community group socially, economically and culturally when compared with other community groups. The purse seine fishermen community in Salibabu district, in fact, still has mean income far below the minimum wage of Kabupaten Talaud, IDR. 1,500,000, -. The purse seine fisherman community in Salibabu district is still chained with poverty and backwardness. Therefore, there are needs for external intervention as an incentive to empower them in order to get out of the situation.

This study used descriptive method, a method of studying the recent status of human groups, an object, a set of condition, a system of thinking or a class of events. Data collection consisted of primary and secondary data. It was done through in-depth interviews, filling questionnaires and literature studies. Respondents were purse seine fishermen communities in Salibabu district. Data analysis used descriptive method to know the socio-economic life of the communities and income formula to analyze the income level of fishermen purse seine.

 Results showed that mean net income in Salibabu district was approximately IDR 86,784,000/year for the purse seine owner and IDR.10,608,840/year for fishing crews, respectively, with main catches of skipjack tuna, mackerels, and scads.

Keywords: Purse seine fisherman, Salibabu District and Income level of Fisherman

 

Abstrak

Kabupaten Kepulauan Talaud termasuk wilayah bahari dimana 94,6% wilayahnya adalah perairan yang berbatasan langsung dengan negara Philipina dan memiliki sumberdaya hayati yang bernilai ekonomis tinggi. Dalam Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara No. 1 tahun 2017 pasal 12 tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Sulawesi Utara tahun 2017-2037, Kabupaten Kepulauan Talaud ditetapkan sebagai lokasi Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu. Lokasi tersebut terletak di Kecamatan Salibabu, dimana pada Perda RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) No. 1 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Kepulauan Talaud Tahun 2014-2034, Kecamatan Salibabu diprioritaskan untuk Pengembangan dan Pengelolaan Kawasan Perikanan Tangkap karena potensi perikanan yang belum termanfaatkan ± 23.104 Ton/Tahun. Tahun 2017, Kecamatan Salibabu menempati urutan tertinggi untuk total produksi perikanan di Kabupaten Kepulauan Talaud. Total produksi perikanan Kecamatan Salibabu sebesar 702,3 ton atau 11,79 % dari keseluruhan produksi perikanan di Kabupaten Talaud. Dari total produksi tesebut 46,23 merupakan hasil produksi usaha soma pajeko. Mayoritas nelayan soma pajeko merupakan nelayan penuh yang mata pencaharian utamanya sebagai nelayan dan tidak memiliki pekerjaan lain. Masyarakat nelayan pada umumnya merupakan kelompok masyarakat yang relatif tertinggal secara sosial, ekonomi dan budaya bila dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainnya. Demikian juga berlaku untuk masyarakat nelayan soma pajeko di Kecamatan Salibabu dimana penghasilan nelayan dibawah upah minimum Kabupaten kepulauan Talaud sebesar Rp. 1.500.000,-. Masyarkat nelayan soma pajeko di Kecamatan Salibabu masih terbelenggu oleh kemiskinan. Oleh karena itu dengan maksud bisa keluar dari kondisi tersebut perlu ada intervensi ekternal sebagai suatu dorongan untuk memberdayakan mereka.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara mendalam terhadap responden, pengisian kuesioner dan studi kepustakaan. Responden terdiri dari masyarakat nelayan soma pajeko di Kecamatan Salibabu. Analisis data menggunakan metode deskriptif untuk mengetahui kehidupan sosial ekonomi masyarakat dan analisis mengunakan rumus pendapatan digunakan untuk menganalisis tingkat pendapatan masyarakat nelayan soma pajeko.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan bersih juragan soma pajeko di Kecamatan Salibabu rata- rata berkisar Rp86.784.000,-/tahun dan Rp. 10.608.840,-/tahun untuk pendapatan bersih masanae dengan hasil tangkapan utama berupa ikan Cakalang, Ikan Layang dan Ikan Tongkol.

Kata kunci: Nelayan Soma Pajeko , Kecamatan Salibabu dan Tingkat Pendapatan

Downloads

How to Cite

Salatan, S., Manoppo, V. E., & Darwisito, S. (2018). ANALISIS TINGKAT PENDAPATAN MASYARAKAT NELAYAN SOMA PAJEKO DI KECAMATAN SALIBABU KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD SULAWESI UTARA. AKULTURASI, 6(11). https://doi.org/10.35800/akulturasi.6.11.2018.21523