ANALISIS NILAI TUKAR NELAYAN PADA ALAT TANGKAP JUBI DI DESA BULUTUI KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA

Authors

  • Nadya F. Mumu
  • Jardie A. Andaki
  • Florence V. Longdong

DOI:

https://doi.org/10.35800/akulturasi.7.2.2019.28145

Keywords:

nelayan tradisional, jubi, subsisten, pendapatan, NTN

Abstract

Abstract

Research Objectives are determine the characteristics of fishing businesses with jubi fishing gear in Bulutui Village, West Likupang District, North Minahasa Regency. 2. Determine Exchange Rate of fishermen's business with jubi fishing gear in Bulutui Village, West Likupang District, North Minahasa Regency

The research method used was a survey. The data collected is primary data and secondary data. Primary data is taken from traditional fishing respondents. Primary data is carried out with several data collection techniques commonly used, namely observation, questionnaire, interview and documentation. (Added data analysis is done descriptively with primary data) using the formulation of Fisherman Exchange Rate (NTN) according to Sugiarto (2009) and the Fisherman Exchange Rate Index ( INTN) according to Basuki, et al., (2001). The use of lifting equipment by hurting fish is a fishing technique that has been used for a very long time before the development of more modern equipment. Arrow or jubi in terms of many areas in North Sulawesi is a fishing technique that still survives until now. Bulutui Village, West Likupang Subdistrict, North Minahasa Regency is a fishing village where there are quite a lot of fishermen with arrows or jubi fishing and play an important role in capture fisheries production.

In the sense of fishing activities with arrow or jubi fishing gear can cover the basic needs of fishermen. One measure of welfare for fishermen can be measured Fisherman Exchange Rate (NTN). This value can illustrate the ability of fishermen to meet basic needs in their lives, both from fishing activities, as well as businesses outside fishing

Keywords: traditional fishermen, spear gun, subsistence, income, NTN

 

Abstrak

Tujuan Penelitian yaitu menentukan karakteristik usaha nelayan dengan alat tangkap jubi yang ada di Desa Bulutui Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara. 2. Menentukan Nilai Tukar Usaha nelayan dengan alat tangkap jubi yang ada di Desa Bulutui Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara

Metode penelitan yang digunakan adalah survei. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diambil dari responden nelayan tradisional. Data primer dilakukan dengan beberapa teknik pengumpulan data yang biasa digunakan yaitu observasi, kuesioner, wawancara dan dokumentasi.(tambah Analisis data dilakukan secara deksriptif dengan  data primer) menggunakan rumusan Nilai Tukar Nelayan (NTN) menurut Sugiarto (2009) dan Indeks Nilai Tukar Nelayan (INTN) menurut Basuki, dkk., (2001). Penggunaan alat tangkat dengan cara melukai ikan, merupakan teknik penangkapan ikan yang sudah sangat lama dilakukan sebelum berkembangnya alat tangkat yang lebih modern. Panah atau jubi dalam istilah pada banyak daerah di Sulawesi Utara merupakan teknik penangkapan ikan yang masih bertahan sampai saat ini. Desa Bulutui Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara merupakan desa nelayan dengan keberadaan nelayan beralat tangkap panah atau jubi yang cukup banyak dan berperan penting dalam produksi perikanan tangkap.

Dalam artian kegiatan penangkapan ikan dengan alat tangkap panah atau jubi dapat menutupi kebutuhan dasar dari nelayan. Salah satu ukuran kesejahteraan untuk nelayan dapat di ukur  Nilai Tukar Nelayan (NTN). Nilai ini dapat menggambarkan kemampuan nelayan memenuhi kebutuhan dasar dalam kehidupannya, baik dari kegiatan penangkapan ikan, maupun usaha di luar penangkapan ikan.

Kata kunci: nelayan tradisional, jubi, subsisten, pendapatan, NTN

Downloads

Published

2020-02-29

How to Cite

Mumu, N. F., Andaki, J. A., & Longdong, F. V. (2020). ANALISIS NILAI TUKAR NELAYAN PADA ALAT TANGKAP JUBI DI DESA BULUTUI KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA. AKULTURASI, 7(2), 1323–1332. https://doi.org/10.35800/akulturasi.7.2.2019.28145